"Seperti Letusan Oksigen yang Memberiku Hidup Baru"

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

"Seperti Letusan Oksigen yang Memberiku Hidup Baru"

Usia Roger Milla 42 tahun 39 hari saat memecahkan rekor pemain tertua Piala Dunia di Amerika Serikat 1994. Di kejuaraan yang sama, Faryd Mondragon ambil bagian di Piala Dunia pertamanya. Tak satu menit pun jam terbang dicatatkan Mondragon, yang perannya saat itu hanya pelapis Oscar Cordoba.

Empat tahun berselang Mondragon naik kelas. Dia selalu tampil penuh dalam tiga pertandingan yang dimainkan Kolombia di Perancis 1998, termasuk saat kalah 0-2 dari Inggris. Mondragon tampil gemilang dalam kekalahan yang memastikan tersingkirnya Kolombia itu—begitu gemilang sampai penjaga gawang Inggris David Seaman tidak menghabiskan waktunya selepas laga untuk merayakan kemenangan, tetapi untuk menghibur Mondragon yang menangis.

Bahkan dengan status penjaga gawang utama dalam genggaman, pikiran untuk memecahkan rekor Milla tak melintas dalam benak Mondragon. Pertama, jalannya masih sangat panjang. Kedua, Kolombia berulang kali gagal lolos setelah Piala Dunia 1998. Ketiga, Mondragon sudah mulai kehilangan tempat di tim utama selepas Piala Emas 2005.

Pada Agustus 2012 Mondragon mendapat panggilan tak terduga. Jose Pekerman, Kepala Pelatih Tim Nasional Kolombia, memintanya bergabung untuk Kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Amerika Selatan. Usia Mondragon 41 tahun saat itu. Dia sudah mulai memikirkan rencana pensiun—rencana yang seketika dia urungkan.

“Dia berkata bahwa [David] Ospina adalah pilihan pertamanya, tetapi kualifikasi panjang dan dia membutuhkan pemain berpengalaman,” ujar Mondragon berkisah sebagaimana dikutip dari laman web FIFA. “Aku bilang kepadanya aku akan dengan senang hati ikut. Rasanya seperti terlahir kembali, seperti letusan oksigen yang memberiku hidup baru.”

Mondragon tak sekali pun tampil di kualifikasi. Tempatnya di Piala Dunia 2014, walau demikian, aman. Dia dibawa ke Brasil sebagai pelapis penjaga gawang utama, David Ospina. Dengan didaftarkan saja Mondragon sudah memecahkan dua rekor.

Pertama, rekor sebagai pemain dengan selisih terlama antara dua Piala Dunia terbarunya. Jarak antara Perancis 1998 dan Brasil 2014 adalah 16 tahun, sehingga terlewatilah rekor 12 tahun Alfred Bickel (Swiss) yang, seperti Mondragon, tampil di Perancis (1938) sebelum ikut ke Brasil (1950).

Kedua, rekor sebagai pemain dengan selisih terpanjang antara Piala Dunia pertama dan terbarunya. Dua puluh tahun berlalu sejak Mondragon didaftarkan ke Amerika Serikat 1994, melampaui rentang waktu 16 tahun Antonio Carbajal (Meksiko), Lothar Matthaus (Jerman), Giuseppe Bergomi (Italia), dan Rigobert Song (Kamerun). Dengan itu pula Mondragon menjadi satu-satunya pemain Piala Dunia 1994 yang masih bermain di edisi 2014.

Dengan berangkat ke Brasil, Mondragon berpeluang memecahkan rekor Milla, namun ujarnya: “Ke Piala Dunia itu bukan untuk memecahkan rekor. Jika aku tidak berada di performa yang layak sehingga aku siap saat tim membutuhkanku, aku tidak akan ikut.”

Namun rekor pada akhirnya pecah juga. Pada 24 Juni 2014, tiga hari setelah ulang tahunnya yang ke-43, Mondragon masuk di menit ke-85 pertandingan terakhir Kolombia di fase grup. Dia diminta pemanasan saat Kolombia sudah unggul 3-0 atas Jepang dan masuk menggantikan Ospina saat kedudukan 4-1.

“Begitu kami mencetak gol ketiga, Pekerman berkata kepadaku: ‘Bersiaplah! Kamu akan main!’ jadi aku memasang perlengkapan dan sarung tangan. Aku begitu bersemangat sampai adrenalin mengambil alih.”

Jepang masih terus menyerang dan Mondragon dihadapkan pada situasi satu lawan satu. Dengan kakinya ia menggagalkan peluang lawan dan menjaga kedudukan bertahan sampai laga usai.

Mondragon memainkan pertandingan terakhirnya sebagai pesepakbola profesional di laga itu. Ia kembali duduk di bench setelahnya, dan mengumumkan pensiun setelah Kolombia tersingkir.

Pada Piala Dunia 2018 ini, rekor Mondragon sebagai pemain tertua mungkin akan dipecahkan oleh Kapten Mesir yang juga penjaga gawang, Essam El-Hadary. Pemain Al-Taawoun itu berusia 45 tahun pada saat Piala Dunia 2018 dimulai.

Komentar