Berharap Indonesia Punya Museum Sepakbola

Backpass

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Berharap Indonesia Punya Museum Sepakbola

Museum memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Melalui museum manusia mengenal serta belajar tentang peradaban dan lingkungan sekitar. Peran penting museum melingkupi berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali sepakbola.

Museum sepakbola berperan membangun dan merekatkan memori kolektif para penggemar terhadap sejarah sepakbola negara atau kesebelasan yang mereka puja. Dalam sepakbola, sejarah menumbuhkan kebanggan terhadap kesebelasan idola di hati para penggemarnya.

Brasil punya Museu do Futebol. Museum yang terletak di Sao Paulo tersebut diresmikan pada 29 September 2008. Sejarah dan cerita perkembangan sepakbola Brasil terawat di bangunan yang terletak di area Estadio Municipal Paulo Machado de Carvalho itu.

Inggris sudah punya museum sepakbola sejak 2001. Lokasinya di Preston. Pada 2012 museum tersebut dipindahkan ke Manchester dan menjadi National Football Museum. Presidennya Sir Bobby Charlton.

Negara-negara lain tidak ketinggalan. Skotlandia punya Scottish Football Museum. Deutsches Fußballmuseum di Jerman mulai dibuka pada 23 Oktober 2015. Lokasinya di Dortmund, negara bagian Nordrhein-Westfalen. Tradisi sepakbola Jerman paling kuat di negara bagian terpadat itu.

Indonesia juga sebenarnya punya museum sepakbola. Namanya Museum PSSI. Lokasinya di Yogyakarta, tepatnya di area Stadion Mandala Krida. Konon bangunan yang digunakan sebagai Museum PSSI ini lokasi pertemuan bond atau klub sepakbola Indonesia saat pembentukan PSSI sebagai induk organisasi sepakbola Indonesia pada 19 April 1930.

Meski begitu tidak ada memorabilia yang terpajang di Museum PSSI. Artefak yang dipamerkan terbilang minim. Padahal Artefak adalah portal ke masa lalu. Artefak menceritakan kisah yang berlapis-lapis. Narasi sejarah sepakbola Indonesia hanya digambarkan lewat dinding berhias peragaan gerakan-gerakan dasar sepakbola seperti menyundul, menangkap, menggiring, dan menendang bola.

Selain itu, dilansir dari bola.com, kondisi gedung pun memprihatinkan. Mangkrak, seperti dibiarkan ditelan zaman. Tampilannya tak mencerminkan museum pada umumnya. Lebih cocok disebut monumen ketimbang museum.

Sayang sekali Indonesia belum punya museum yang representatif. Padahal sepakbola olahraga paling digemari di Indonesia. Tak hanya itu, sepakbola Indonesia juga punya sejarah panjang yang sebenarnya bisa diceritakan lewat museum sepakbola.

Meski begitu, saat ini inisiatif pendirian museum sepakbola di Indonesia sejatinya sudah mulai bergulir. Persib Bandung sedang membangun museum kecil yang terletak di lantai bawah Gedung Graha Persib. Rencananya museum tersebut akan memajang berbagai memorabilia yang merekam sejarah dan prestasi Maung Bandung.

Museum klub bukan gagasan baru. Klub-klub besar dunia punya museum mereka masing-masing. Arsenal punya Arsenal Football Club Museum, FC Barcelona punya FC Barcelona Museu, FC Porto punya Museu do Futebol Clube do Porto, dan Galatasaray punya Galatasaray Muzesi.

Jakarta juga berencana membangun museum sepakbola. Rencana tersebut sempat dipaparkan dalam rancangan program kerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, saat masa kampanye.

Tentu saja ada harapan besar agar Indonesia memiliki museum sepakbola yang representatif. Bukan hanya Persib dan Persija, melainkan juga setiap kesebelasan. Terutama kesebelasan-kesebelasan yang punya sejarah panjang seperti Persis Solo, PSMS Medan, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.

Harapan juga dilambungkan kepada PSSI agar bisa membangun atau memugar museum sepakbola nasional agar lebih representatif.

Komentar