Pembantaian yang Mengangkat Wolfsburg ke Puncak

Backpass

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pembantaian yang Mengangkat Wolfsburg ke Puncak

Di Volkswagen Arena, 4 April 2009, Bayern Munchen dibuat tak berkutik. Bayern, juara bertahan Bundesliga saat itu, pulang dari kandang VfL Wolfsburg membawa malu. Die Roten tak hanya kalah; mereka dipermalukan oleh VfL Wolfsburg.

Pertandingan sejatinya berimbang di babak pertama. Kedua tim sama-sama bermain terbuka. Saat Wolfsburg akhirnya mampu memecah kebuntuan melalui sundulan Christian Gentner (44`), Bayern langsung bereaksi dengan mencetak gol penyama kedudukan lewat sontekan Luca Toni semenit berselang.

Selepas turun minum, empat gol tambahan tercipta—semuanya ke gawang Bayern. Empat gol tersebut dicetak oleh dua pemain dalam 14 menit saja.

Edin Dzeko membawa Wolfsburg kembali unggul di menit ke-63 dan memperbesar keunggulan timnya dua menit berselang. Grafite, pasangan Dzeko di lini depan die Wolfe, tak mau ketinggalan. Ia ikut menyumbang dua gol, masing-masing di menit ke-74 dan ke-77.

Gol kedua Grafite, gol penutup dalam pembantaian ini, adalah sebaik-baiknya penjelasan untuk kekacauan dalam pertahanan Bayern. Grafite, meliuk dan berbelok sebelum akhirnya menceploskan bola dengan tumit, membuat dirinya sendiri terlihat seperti seorang profesional yang melawan sekumpulan anak yang baru belajar bermain sepakbola.

Kemenangan telak atas Bayern membawa Wolfsburg ke puncak klasemen sementara Bundesliga—kali pertama di musim itu. Tepat di belakang Wolfsburg adalah Hamburger SV, yang sama-sama sudah mengumpulkan 51 poin namun kalah selisih gol. Bayern telempar ke peringkat keempat, di belakang Hertha Berlin yang turun dua peringkat ke posisi tiga karena kalah dari Borussia Dortmund.

Saat itu, peringkat keempat adalah zona Piala UEFA. Bayern, yang musim sebelumnya menjuarai liga dengan selisih sepuluh poin, terancam tak lolos ke Liga Champions musim berikutnya.

Wolfsburg berpesta. Kemenangan kedelapan secara beruntun itu membuat mereka berpeluang menjadi juara Bundesliga untuk kali pertama. Selepas Bayern, tinggal delapan laga tersisa.

Tapi Manajer Wolfsburg, Felix Magath memilih merendah. Seusai pertandingan, ia mengatakan bahwa targetnya bersama Wolfsburg dari awal musim tak pernah berubah: mengakhiri kompetisi di posisi lima besar.

"Ini adalah pertandingan luar biasa dan Anda tidak mendapatkan hasil seperti itu setiap hari melawan Bayern. Tujuan kami masih sama, mengamankan tempat kelima," tegas Magath, dilansir dari Deutsche Welle.

Sementara itu, kemurungan menyelimuti ruang ganti Bayern. Dilansir dari The Guardian, kabarnya Uli Hoenes (General Manager Bayern), dan Karl-Heinz Rummenigge (chairman) mengomel di ruang ganti. Tak satu pun pemain Bayern meladeni pertanyaan jurnalis yang menanti mereka di mixed zone.

Klinsmann, yang sepanjang babak kedua hanya termenung di bangku cadangan, memasuki ruang jumpa pers dengan wajah pucat. Tampak ada tekanan yang ia rasakan saat itu. Di hadapan awak media, Klinsmann menyatakan bahwa kekalahan dari Wolfsburg sangat menyakitkan. Apalagi, kondisinya kala itu Bayern juga tengah bersiap menghadapi Barcelona di perempat final Liga Champions. Ia meninggalkan ruangan tanpa senyuman.

Sehari setelah pertandingan melawan Wolfsburg, Klinsmann mengumpulkan semua pemain, memaksa mereka menyaksikan rekaman pertandingan tersebut. Klinsmann yang marah besar, menginginkan para pemainnya mengevaluasi setiap kesalahan yang mereka lakukan saat dihajar Wolfsburg.

"Para pemain harus tahu bahwa mereka menghadapi konsekuensi pada tahap tertentu. Setelah musim ini kami akan meninjau siapa yang bekerja dengan baik dan siapa yang belum. Sekarang setiap pemain harus bertanggung jawab dan menerima kesalahan," tegasnya, dilansir dari Deutsche Welle.

Kondisi Bayern tak langsung membaik. Mereka tersingkir dari Liga Champions dengan agregat 1-5. Di kompetisi domestik pun tak ada bedanya. Setelah kalah dari Wolfsburg, Bayern memang meraih dua kemenangan beruntun saat jumpa Eintracht Frankfurt (4-0) dan Arminia Bielefeld (1-0). Tapi setelah itu, Bayern malah menelan kekalahan 0-1 dari Schalke 04.

Kurang dari 48 jam setelah kekalahan dari Schalke, tepat pada 27 April, Klinsmann dipecat. Posisinya kemudian digantikan Jupp Heynckes. Pergantian tersebut tetap tak mampu membuat Bayern mempertahankan gelar juara Bundesliga.

Trofi juara Bundesliga musim 2008/09 direbut Wolfsburg. Konsistensi permainan mereka selama delapan laga terakhir setelah mengalahkan Bayern, membuat mereka nyaman berada di puncak klasemen. Wolfsburg menjadi juara Bundesliga—untuk kali pertama dalam sejarah mereka—dengan selisih dua angka dari Bayern di peringkat kedua.


Simak opini dan komentar redaksi Panditfootball terkait jadwal Liga 1 yang belum juga rilis di Kamar Ganti Pandit lewat video di bawah ini:



Komentar