Pengantar Susu yang Berpeluang Tampil di Piala Dunia

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pengantar Susu yang Berpeluang Tampil di Piala Dunia

Nicholas David Pope sedang merangkai mimpi tampil di Piala Dunia bersama Tim Nasional Inggris. Kesempatan itu ada di depan mata, setelah namanya dipanggil dalam skuat Inggris untuk laga persahabatan menghadapi Belanda dan Italia.

Terpanggilnya Pope ke skuat Inggris bisa dibilang sebagai buah dari penampilan impresifnya bersama Burnley musim ini. Di Liga Primer Inggris, dari 27 penampilan Pope mencatatkan 76 penyelamatan dan 10 kali nirbobol. Dibandingkan dengan penjaga gawang Inggris lainnya semisal Joe Hart (34 penyelamatan dan tiga nirbobol), catatan statistik Pope masih jauh lebih baik.

Pope sangat antusias ketika tahu namanya masuk dalam skuat timnas Inggris, meski hanya di laga persahabatan. Maklum, dulu, sebelum namanya dikenal sebagai salah satu penjaga gawang terbaik yang beredar di Liga Primer Inggris, tak pernah sedikit pun terlintas dalam pikirannya berkostum The Three Lion di laga Internasional.

Pope bukannya seorang pesimis, ia hanya bersikap realistis. Baginya dulu, adalah sebuah kekurangajaran bermimpi membela timnas Inggris, sementara kariernya kala itu mentok di kompetisi amatir.

“Bahkan enam bulan yang lalu, sebelum saya memainkan pertandingan pertama untuk Burnley, saya tidak pernah terpikir berada dalam posisi ini. Bahkan saat Natal ketika saya memainkan 10 pertandingan, itu bukan sesuatu yang ada di pikiran saya,” kata Pope, dilansir dari East Anglian Daily Times.

Sejak kecil, Pope sejatinya sudah merangkai mimpi berkarier di bidang sepakbola. Masa kecilnya dihabiskan berlatih bola di Akademi Ipswich Town. Namun kenyataan pahit harus ditelan, setelah terdepak dari skuat Ipswich. Saat itu usianya masih 16 tahun, Pope yang frustasi setelah terpinggirkan dari skuat Ipswich menganggap bahwa karier sepakbolanya telah berakhir.

Pope kemudian memulai kehidupan barunya, ia memilih serius menekuni pendidikan formal di West Suffolk College. Tapi, kala itu Pope yang sudah menjalani kehidupan mandiri kesulitan membiayai kehidupannya. Seperti kebanyakan remaja di negara barat lainnya, Pope pun mengambil pekerjaan paruh waktu di sela waktu sekolahnya.

“Ketika Anda di perguruan tinggi, Anda memiliki lebih banyak waktu luang untuk mendapatkan uang. Saat itu, saya sudah mencapai usia di mana saya harus mendapatkan penghasilan sendiri. Saya tidak dapat bergantung pada kantung ayah dan ibu saya lagi.”

Berbagai pekerjaan serabutan dari menjadi pengantar susu hingga pelayan toko di salah satu ritel baju terkemuka di Inggris pun rela dijalaninya. Saat menjadi pengantar susu, Pope sudah harus bersiap sejak pukul 4 pagi, berkeliling Kota Soham, mengantar pesanan susu. Setelah itu, pada siang harinya ia bersekolah, dan lanjut bekerja di Next.

"Ini adalah perjalanan yang sangat sulit. Saya punya beberapa pekerjaan seperti di Next dan menjadi pengantar susu. Saat menjadi pengantar susu, saya sudah harus bersiap sejak pukul 4 pagi dan berkeliling kota Soham. Sebenarnya, itu tidak membuat saya mendapatkan banyak uang. Tapi saya harus menjalaninya,” kenangnya, dilansir dari The Independent.

Meski begitu, Pope yang sejak kecil telah menggandrungi sepakbola tetap menyempatkan waktu bermain, di sela-sela kegiatannya. Saat itu, kebetulan Pope aktif bermain bersama klub amatir Bury Town.

“Saya telah bermain di beberapa liga yang sangat dingin dan gelap. Saya berada di bangku cadangan Bury Town di Essex and Suffolk Border League. Saya pikir itu tingkat tujuh [dalam piramida kompetisi Inggris].”

Setelah tiga tahun bermain untuk Bury Town, kesempatan besar tampil di kompetisi yang jauh lebih kompetitif didapatkan Pope. Pada 2011, Charlton Athletic mengajaknya bergabung. Saat itu, Charlton tampil di Football League One, yang merupakan divisi tiga kompetisi Inggris.

“Saya tidak benar-benar berpikir tentang bermain sepakbola. Tetapi, kemudian saya bermain untuk Charlton pada April 2011. Itu adalah tahun terakhir saya di perguruan tinggi dan dari situlah semuanya dimulai."

Pope bergabung bersama Charlton dengan sejuta harapan bahwa nasibnya akan membaik. Namun semua membutuhkan proses. Selama lima tahun membela di Charlton, kariernya banyak dihabiskan sebagai pemain pinjaman. Beberapa kesebelasan di luar Football League seperti Harrow Borough, Welling United, dan Aldershot Town, pernah dibelanya.

Pada musim 2015/16, akhirnya Pope mulai mendapat kesempatan tampil secara kompetitif. Di musim tersebut, dari 50 pertandingan yang dijalani Charlton di semua ajang, Pope mendapat kesempatan tampil dalam 28 pertandingan dengan catatan enam kali nirbobol.

Performanya kala itu sebenarnya tak bagus-bagus amat. Tapi Burnley yang baru saja promosi ke Liga primer meminatinya. Pope akhirnya diboyong Burnley pada musim 2016/17. Saat itu, satatusnya hanyalah kiper pelapis dengan empat penampilan yang dilakoninya di semua ajang.

Cerita kemudian berubah di musim 2017/18. Pope yang kala itu masih berada di bawah bayang-bayang Tom Heaton, penjaga gawang utama Burley, akhirnya bisa mendapat kesempatan tampil di Liga Primer.

Debutnya di LIga Primer terjadi di laga melawan Crystal Palace. Saat itu, Heaton yang turun sebagai starter mengalami cedera, Pope kemudian masuk pada menit 36. Penampilan perdananya di kompetisi utama Inggris terbilang baik. Pope berhasil mengawal gawangnya dari kebobolan. Di laga tersebut, Burnley pun menang 1-0 atas Palace.

Tantangan besar bagi Pope datang saat Burnley menghadapi Liverpool di Anfield, sepekan setelah debutnya di Liga Primer. Liverpool memiliki Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane sebagai trisula maut di lini depan. Banyak yang memprediksi, gawangnya akan menjadi bulan-bulanan lini serang Liverpool yang hebat itu.

Namun, yang terjadi justru di luar prediksi banyak orang. Pope tampil gemilang di bawah mistar gawang Burnley. Aksinya membuat barisan depan Liverpool frustrasi. Delapan penyelamatan krusial dibuatnya untuk mementahkan setiap peluang yang dimiliki Salah dan kawan-kawan. Dari 35 tembakan yang dilepaskan Liverpool, hanya satu yang menembus gawang Pope. Untungnya, Scott Arfied mencetak gol lebih dulu, sehingga Burnley berhasil menahan imbang Liverpool 1-1.

Setelah itu, penampilan Pope terus menanjak. Sean Dyche, Manajer Burnley, terus mempercayakan posisi utama penjaga gawang timnya kepada Pope. Kesempatan yang tak ia sia-siakan karena Pope terus berkembang, hingga kesempatan membela timnas Inggris pun didapatkannya.

***

Di pertandingan Inggris melawan Belanda di Johan Cruyff Arena, Sabtu (24/3) dini hari WIB, Pope duduk di bangku cadangan. Namun bukan berarti itu mematikan kesempatannya tampil di Piala Dunia 2018 di Rusia. Kesempatan masih panjang terbentang, Inggris masih menyisakan satu laga persahabatan melawan Italia.

Gareth Southgate, Pelatih timnas Inggris, bisa saja memberi kesempatan pada Pope tampil di laga melawan Italia. Namun, yang jauh lebih penting baginya, tetap menjaga konsistensi permainan hingga Juni nanti sehingga ia memiliki kesempatan menjadi penjaga gawang utama Inggris di Piala Dunia 2018.

“Semoga saya bisa mencapai Piala Dunia. Ini sudah menjadi tahun yang luar biasa bagi saya dan. Tetapi Anda masih ingin menendang dan tumbuh, Anda tidak bisa beristirahat pada kemenangan Anda dan Anda hanya harus terus berjalan dan berkonsentrasi pada apa yang membuat saya berada pada level ini,” tukas Pope.

Komentar