Icardi Bisa Sejajar dengan Ronaldo dan Messi

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Icardi Bisa Sejajar dengan Ronaldo dan Messi

Kalian harus membaca artikel ini sampai selesai sebelum skeptis dengan judul di atas. Saya punya sejumlah argumen tentang mengapa Mauro Icardi sebenarnya punya potensi besar untuk sejajar dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Ronaldo dan Messi dikenal sebagai penyerang tersubur dunia. Yang membuat keduanya disebut-sebut sebagai pemain terbaik pun tak lepas dari gelontoran gol yang mereka ciptakan. Tanpa gol-gol mereka, Barcelona ataupun Real Madrid kemungkinan besar tidak bisa meraih trofi-trofi bergengsi — setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Musim ini pun keduanya punya statistik gol yang, seperti biasa, menakjubkan. Ronaldo, yang sempat dianggap sudah habis, ternyata sudah berhasil mencetak total 34 gol (di La Liga dan Liga Champions). Sementara itu Lionel Messi tak kalah produktif dengan 31 gol yang dicetaknya.

Di antara Ronaldo dan Messi, musim ini sebenarnya muncul sosok Mohamed Salah. Tanpa disangka, musim pertamanya bersama Liverpool berjalan dengan mulus. Amat sangat mulus malah. Sudah 34 gol ia ciptakan hingga akhir Maret 2018 ini. Jika hanya menghitung torehan gol di liga, pemain asal Mesir ini menjadi calon kuat perah Sepatu Emas karena sudah mencetak 28 gol, disusul Messi (25 gol) dan Harry Kane (24 gol). Maka tidaklah salah keliru Salah disebut-sebut punya produktivitas gol sejajar dengan Ronaldo dan Messi.

Tapi jika mengacu pada statistik, bukan hanya Salah yang sebenarnya bisa sejajar dengan Ronaldo dan Messi. Penyerang sekaligus kapten Inter Milan, Mauro Icardi, seperti yang sudah saya ungkapkan di awal artikel, punya potensi untuk sejajar dengan dua "makhluk asing" tersebut. Perhatikan infografis di bawah ini:

Icardi saat ini "baru" mencetak 22 gol. Dengan Messi ia terpaut 9 gol. Sementara dengan Salah dan Ronaldo, Icardi berselisih 12 gol. Jika melihat angka itu saja Icardi tidak apa-apanya. Tapi perlu diperhatikan: Icardi mencetak 22 gol dari 24 pertandingan saja; sementara Salah, Ronaldo, dan Messi musim ini sama-sama sudah bermain lebih dari 30 pertandingan.

Icardi musim ini sempat mengalami cedera otot yang membuatnya absen hampir satu bulan pada awal 2018. Selain itu, Inter yang ia bela pun tidak berlaga di Liga Champions atau Liga Europa seperti para penyerang subur lainnya. Karenanya, tak heran jumlah bermain penyerang berusia 25 tahun ini tak sebanyak yang lainnya.

Tapi dengan hanya bermain di Serie A Italia, torehan gol Icardi sebenarnya sudah melampaui gol dari pemain lain yang menorehkan catatan bermain lebih banyak. Sebut saja Luis Suarez (21 gol), Antoine Griezmann (21 gol), Roberto Firmino (21 gol), Gonzalo Higuain (20 gol), Radamel Falcao (20 gol) Romelu Lukaku (19 gol), Dries Mertens (19 gol), Nabil Fekir (19 gol) dan Paulo Dybala (18 gol). Sedikit catatan: jumlah gol pemain-pemain yang disebutkan barusan hanya diambil dari gol-gol di liga dan Liga Champions/Liga Europa.

Sepakbola memang tidak bisa dihitung secara matematis; Icardi tidak akan serta merta lebih banyak mencetak gol jika ia lebih banyak bermain. Tetapi siapa saja yang bermain lebih banyak, pasti punya kans mencetak gol lebih banyak, bukan? Ini terkait lebih banyak menit bermain dan peluang yang bisa seorang pemain ciptakan.

Perhatikan lagi data statistik di atas. Ada dua atribut lain yang membuat Icardi unggul di antara penyerang lain: akurasi tembakan dan tembakan per gol.

Icardi punya 58% akurasi tembakan. Ini didapat dari 74 kali tembakan yang lepaskan sepanjang musim ini, 42 di antaranya mengarah ke gawang. Salah dan Ronaldo yang telah mengoleksi 34 gol akurasinya tidak mencapai 50%. Messi lebih baik, tapi Icardi punya angka yang jauh lebih baik.

Tapi kan akurasi tinggi Icardi karena jumlah tembakannya juga paling sedikit. Gimana tuh?

Jika muncul pernyataan ini, mari kita lihat atribut berikutnya; tembakan per gol. Dari infografis di atas, Icardi punya angka terendah (dalam perbandingan dengan pemain di atas) pada atribut ini. Meskipun begitu rendah bukan berarti buruk.

Tembakan per gol Icardi ada di angka 3,3. Ini artinya, penyerang asal Argentina ini mencetak gol, setidaknya, setiap tiga tembakan. Ronaldo, Messi, dan Kane punya angka 6,2 (artinya ketiganya baru mencetak gol, setidaknya, setelah tembakan keenam). Bukankah ini kembali menunjukkan bahwa Icardi lebih efektif dan klinis dalam penyelesaian akhir dibanding yang lain?

Akurasi tembakan Icardi terbukti sejalan dengan tembakan per gol yang ia miliki. Ini terbilang spesial karena bisa saja seorang pemain punya akurasi tembakan yang tinggi tapi tetap kesulitan mencetak gol. Contohnya Nabil Fekir bersama Olympique Lyon. Penyerang asal Prancis tersebut punya akurasi tembakan mencapai 54,5% (total 71 tembakan) di Ligue 1. Tapi ia baru mencetak 16 gol saja di Ligue 1. Griezmann punya akurasi 56,9% (dari 65 tembakan) di La Liga. Golnya "hanya" 17.

Maka bisa dibayangkan jika Icardi punya kesempatan bermain lebih banyak, maka kesempatan mencetak gol baginya pun akan semakin berlimpah. Belum lagi jika ia bermain di kesebelasan yang benar-benar bisa memaksimalkan kemampuannya sebagai penyerang sehingga ia bisa mencatatkan tembakan lebih banyak, setidaknya seperti Lewandowski di Bayern Muenchen atau Harry Kane di Tottenham, rasanya mantan penyerang Sampdoria ini punya jaminan bisa mencetak gol yang banyak seperti Ronaldo dan Messi di setiap musimnya.

Icardi bisa dibilang kurang beruntung bermain di Inter yang masih membangun skuat terbaiknya, menjadikannya seperti ikan besar di kolam yang kecil. Inter terus menerus berganti pelatih. Pemain pun datang dan pergi silih berganti. Walau begitu ketajaman Icardi tak meluntur. Icardi sudah mencetak 100 gol untuk Inter hanya dalam 172 penampilan. Statistik yang cukup impresif untuk pemain yang masih berusia 25 tahun.

Oleh karenanya, sebelum Inter kembali menjadi kesebelasan kuat di Eropa, mungkin Icardi harus merelakan Neymar, Salah, atau Kane yang berlomba bersanding dengan Ronaldo dan Messi. Tapi akan berbeda jika Icardi memutuskan hijrah ke kesebelasan yang lebih besar yang bisa membuatnya lebih banyak tampil dan lebih banyak mengancam gawang lawan, sehingga ia bisa lebih cepat sejajar dengan Ronaldo dan Messi soal mencetak gol.

Komentar