Seandainya Queiroz Tak Tinggalkan Manchester United....

Backpass

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Seandainya Queiroz Tak Tinggalkan Manchester United....

Tidak banyak manajer sukses yang punya latar belakang sebagai penjaga gawang ketika ia masih bermain. Inggris punya Peter Shilton atau Belgia punya Raymond Goethals. Tapi yang paling dikenal mungkin hanya pelatih asal Italia, Dino Zoff. Karena itu pula sedikit yang mengetahui sepak terjang Carlos Queiroz.

Melihat rekam jejak Queiroz, ia pernah menukangi timnas Portugal dan juga menjadi pelatih Real Madrid. Tapi karena dua pilihan itu, menjadi pelatih Portugal dan Real Madrid, Queiroz yang pernah menjadi kiper di klub Ferroviario de Nampula ini bisa dibilang melepaskan kesempatan emas untuk memiliki karier cemerlang. Karena menurut Sir Alex Ferguson, Queiroz punya banyak alasan untuk menjadi penerusnya di United.

***

Sir Alex Ferguson pensiun dari dunia sepakbola pada 2013 yang artinya ia mengakhiri 27 tahun kebersamaannya bersama Manchester United. United langsung menunjuk David Moyes sebagai pengganti Fergie. Akan tetapi sebenarnya Fergie sempat ingin Carlos Queiroz bisa menjadi penerusnya di United.

Menurut Fergie, Queiroz menjadi satu-satunya calon yang bisa menjadi penerus dirinya dari internal tim (bukan dari luar Manchester United). Pelatih kelahiran 1 Maret 1953 itu bahkan sudah disiapkan Fergie sebagai penggantinya sebelum Malcolm Glazer membeli Manchester United pada 2005, atau hampir 10 tahun sebelum dirinya menyatakan pensiun.

"Sebelum keluarga Glazer tiba di Manchester pun saya sudah banyak berpikir mengenai calon penerus. Sepanjang masa bakti saya di United, satu-satunya calon kuat dari internal untuk peran manajer adalah Carlos Queiroz," ujar Fergie seperti yang ia tulis dalam bukunya berjudul Leading.

Jauh sebelum Fergie pensiun, legenda United asal Skotlandia ini memang memikirkan betul masa depan United. Bahkan sebenarnya ia sempat mengatakan kalau akan pensiun pada akhir musim 2001/2002, namun urung. Sejak saat itulah mungkin Fergie mulai memikirkan calon penerusnya.

Fergie sadar dengan apa yang telah ia torehkan bersama United akan membuat masa transisi pasca pensiun dirinya akan lebih sulit bagi United. Maka dari itu, awalnya ia ingin penggantinya adalah seorang manajer yang pernah melewati masa sulit bersama tim sebelumnya dan mampu menghadapi tekanan pers. Moyes dianggap bisa melakukannya karena mampu bertahan lama di Everton (2002-2013); yang nyatanya tidak.

Queiroz sudah mencuri perhatian Fergie sejak pertama kali keduanya bertemu pada wawancara kandidat calon asisten pelatih United. Pertama, pelatih kelahiran Mozambique itu menguasai banyak bahasa yang memudahkan berinteraksi dengan pemain asing. Kedua, ia punya jejaring yang luas, sehingga bisa mendatangkan pemain muda bertalenta untuk tim. Ketiga, ia sangat ingin menjadi asisten Fergie ketika itu.

"Wawancara paling mengesankan yang pernah saya lakukan adalah dengan Carlos Queiroz. Saya sedang mencari pelatih yang dapat berbicara dalam beberapa bahasa, untuk membantu kami menangani pemain asing. Andy Roxburgh, mantan manajer Skotlandia, memperkenalkan saya dengan Carlos, yang ketika itu melatih timnas Afrika Selatan. Quinton Fortune, pemain United asal Afrika Selatan, juga memuji-muji Carlos. Saya belum pernah bertemu dia tadinya," kata Fergie.

"Dia menatap saya tajam -tanda dia percaya diri. Dia berpakaian seolah-olah akan menikah dan saya dapat melihat berdasarkan cara dia duduk bahwa dia menginginkan pekerjaan itu. Carlos punya gagas bagus dan mengajukan pertanyaan bagus. Dia berpengalaman, bersemangat, dan saya tak ragu menerimanya," sambungnya.

Keputusan Fergie tidak salah. Queiroz punya jejaring tinggi. Salah satu faktor keberhasilan United menemukan talenta Cristiano Ronaldo adalah berkat koneksi yang dimiliki Queiroz. Berkat ide Queiroz pula Ronaldo terpantau terus oleh United di Sporting Lisbon sehingga akhirnya berlabuh di United; kemudian memberikan 9 trofi termasuk tiga trofi Liga Primer dan satu trofi Liga Champions.

"Contoh terhebat dari kekuatan berjejaring adalah cara kami menemukan Cristiano Ronaldo. Carlos adalah asisten saya selama lima tahun. Dia berhasil membuat saya punya hubungan yang bagus dengan Sporting Lisbon yang serius dalam pengembangan pemain muda. Carlos memberi ide untuk program pertukaran pelatih ke sana, kemudian kami mengirim Jim Ryan dan ia melihat seorang penyerang berusia 16 tahun bernama Cristiano Ronaldo."

"Berkat jejaring ciptaan Queiroz, kami mendapat enam tahun karier Ronaldo sebelum dia mewujudkan impian seumur hidupnya; bermain untuk Real Madrid. Madrid membayar 80 juta paun pada United untuk mendapatkan pemain terbaik dunia," tukas Fergie.

Queiroz saat menerjemahkan instruksi Ferguson pada Cristiano Ronaldo (via: sportskeeda)

Lalu apa yang membuat Queiroz pada akhirnya dicoret dari daftar penerus Ferguson untuk menjadi manajer United? Tidak setia pada United jawabannya. "Sayangnya, dia merusak peluangnya sendiri dengan meninggalkan United dua kali," kata Fergie.

Ya, dua kali Queiroz meninggalkan United. Pertama, ia meninggalkan United pada 2003 (satu musim setelah bersama United) setelah Real Madrid menawari posisi manajer untuknya. Sepanjang kariernya, Queiroz memang seorang manajer atau pelatih kepala. Cuma di United ia bersedia menjadi asisten pelatih. Kesempatan untuk bekerja sama dengan pemain-pemain terbaik dunia seperti Zinedine Zidane, Luis Figo, David Beckham atau Ronaldo Nazario mungkin tak bisa ia tolak.

Di Real Madrid kariernya tak mulus. Ia hanya bertahan 10 bulan. Trofi yang didapatnya bersama pemain-pemain bintang hanya Piala Super Spanyol. Atas capaian itu, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, sampai menyesali keputusan memilih Queiroz sebagai pelatih Real Madrid pengganti Vicente Del Bosque.

"Jika Anda bertanya pada saya apakah kami melakukan kesalahan dengan mengontrak Queiroz, ya, saya mengakuinya; kami melakukan kesalahan," ujar Perez seperti yang dikutip BBC. "Ini menjadi hari yang menyedihkan bagi kami. Menyedihkan mengakhiri musim dengan cara seperti ini (Madrid kalah 1-4 dari Sociedad). Kami adalah contoh klub sepakbola di dunia dan kami tidak bisa mengalami musim seperti ini di masa yang akan datang."

Meski Queiroz direndahkan Perez, toh hal tersebut tak membuat Fergie meragukan kemampuannya. Dua bulan setelah dipecat Madrid, Fergie langsung memintanya kembali menjadi tangan kanannya. Bahkan ia mendapatkan kebijakan lebih karena ia mendapatkan persetujuan dari Fergie yang memperbolehkan Queiroz memperlakukan para pemain United selayaknya ia adalah manajer United. Walaupun hal itu sebenarnya tidak disukai oleh kapten United, Roy Keane, dan konon menjadi alasan Keane meninggalkan United pada 2005.

Pada kesempatan kedua Queiroz itulah Fergie sempat memberikan sinyal padanya bahwa ia disiapkan untuk menjadi penerus Fergie. Akan tetapi baru empat musim bersama United dan banyak kesebelasan yang tertarik menggunakan jasanya, salah satunya Benfica yang beberapa kali melayangkan penawaran resmi untuk merekrut Queiroz, ia tergiur oleh tawaran timnas Portugal yang bersiap menuju Piala Dunia 2010.

Portugal dibawanya ke Piala Dunia 2010. Namun langkah mereka terhenti di fase gugur pertama setelah ditaklukkan Spanyol, 1-0. Hasil tersebut, ditambah tak mampu mencetak gol pada tiga laga Piala Dunia (dari 4 laga), membuatnya dipecat timnas Portugal.

***

Hampir setahun menganggur, Queiroz yang tak lagi dilirik Fergie menerima tawaran timnas Iran pada 2011. Hal itu bisa dianggap sebagai penurunan kariernya. Akan tetapi di Iran ia berhasil bertahan lama, bahkan hingga saat ini, dan mengorbitkan banyak pemain potensial beberapa di antaranya adalah Ashkan Dejagah dan Reza Ghoochannejhad.

Seandainya saja Queiroz lebih bersabar menjadi tangan kanan Fergie dan tak tinggalkan United, mungkin ia akan menjadi pengganti Ferguson pada 2013. Walaupun, ya, hasilnya belum tentu juga akan impresif seperti United di tangan Fergie, tapi setidaknya kalaupun gagal lagi ia akan punya CV yang jauh lebih mentereng.

Komentar