Mengusir Mendung Cara Mislintat

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengusir Mendung Cara Mislintat

Di lain hari, kepindahan Pierre-Emerick Aubameyang ke Arsenal tak mungkin terjadi.

Kepindahan Aubameyang ke Arsenal tak mungkin terjadi pada 2007 hingga 2012. Saat itu ia berstatus pemain muda AC Milan dan sedang dalam masa pembuktian. Aubameyang berkali-kali dipinjamkan ke Dijon, Lille, Monaco, dan Saint-Etienne.

Pindah dari satu klub liga top Eropa ke klub lain yang juga di liga top Eropa hanya akan membuat karier Aubameyang jalan di tempat. Lain hal, ada alasan pendukung yang membuat Aubameyang berulang kali dipinjamkan ke klub Ligue 1: ia lahir di Prancis, dan ketiadaan batasan bahasa membuat hidupnya lebih sederhana.

Ketika pintu tim utama Milan tak kunjung terbuka, Aubameyang mengambil keputusan tepat dengan pindah permanen ke Saint-Etienne. Ia mengakhiri Ligue 1 2011/12 dengan 16 gol – hanya kalah dari Eden Hazard (20 gol) serta Nene dan Olivier Giroud (21 gol). Nama terakhir bergabung dengan Arsenal di musim berikutnya.

Musim 2012/13, Aubameyang mencetak 19 gol – hanya kalah dari Zlatan Ibrahimovic yang mencetak 30 gol. Pada musim yang sama ia meraih gelar juara pertamanya: Coupe de la Ligue (Piala Liga Perancis).

Kepindahan Aubameyang ke Arsenal tak mungkin terjadi pada musim panas 2013. Ia memang sudah membuktikan diri dapat diandalkan di tim utama klub liga top Eropa. Namun andai tawaran dari Arsenal saat itu datang, Borussia Dortmund pasti tampak lebih menarik. Bergabung dengan tim Bundesliga dengan peluang juara tentu saja lebih masuk akal ketimbang bergabung dengan klub Premier League yang motivasinya dari musim ke musim hanya lolos ke Champions League.

Empat setengah musim di Jerman, Aubameyang tak kunjung mengangkat Meisterschale, piringan yang menjadi hak tim juara Bundesliga. Trofi-trofi yang diraihnya hanya dari kejuaraan kelas dua (satu EFB-Pokal) dan pertandingan pembuka musim (dua DFL-Supercup).

Sepanjang karier Aubameyang di Jerman, Bayern Munchen mendominasi. Satu-satunya peluang jaya yang ia miliki adalah dengan membelot ke Munchen. Namun bahkan setelah mencetak 141 gol (30 di antaranya menjadikan Aubameyang pencetak gol terbanyak Bundesliga 2016/17), tawaran tak pernah datang.

Jika kau sudah mengerahkan kemampuan terbaik namun tak kunjung mencapai puncak kejayaan, maka hal paling masuk akal yang bisa kau lakukan adalah bergabung dengan klub yang dari tahun ke tahun mengerahkan kemampuan terbaik namun tak kunjung mencapai puncak kejayaan.

Di lain hari, kepindahan Pierre-Emerick Aubameyang ke Arsenal tak mungkin terjadi; tidak demikian dengan hari terakhir bursa transfer musim dingin 2018, puncak dari serangkaian kejadian yang membuat kepindahan Aubameyang ke Arsenal tak mungkin tak terlaksana.

Tarik mundur ke 20 November 2017. Dortmund mengumumkan Sven Mislintat, Head of Professional Football mereka, akan bergabung dengan Arsenal. Resminya, Mislintat akan mengemban tugas barunya di Arsenal – Head of Recruitment – per Januari 2018. Nyatanya Mislintat meninggalkan Dortmund dengan segera dan memulai pekerjaan barunya sebelum pergantian tahun.

Bergabungnya Mislintat ke Arsenal telah membuka jalan klub mendaratkan Henrikh Mkhitaryan dan Aubameyang, walau itu bukan bagian dari rencana awal. Rekrutan pertama Mislintat untuk Arsenal, pemain yang menurutnya harus ia dapatkan untuk klub barunya, adalah Konstantinos Mavropanos. Satu dan lain hal membuat Mkhitaryan dan Aubameyang, pada akhirnya, menjadi dua rekrutan Mislintat setelah pemain muda tersebut.

Awal bursa transfer musim dingin 2018 adalah mendung bagi Arsenal. Memasuki pergantian tahun, dua pemain kunci mereka belum juga menandatangani perpanjangan kontrak. Kurang dari enam bulan dari akhir kontraknya, Alexis Sanchez dan Mesut Ozil bebas menjalin kesepakatan dengan klub mana pun dan pergi secara cuma-cuma di akhir musim nanti.

Pilihannya adalah melepas salah satu atau keduanya di bursa transfer kali ini. Di musim mana pun, melepas pemain kunci di pertengahan jalan jelas tidak ideal.

Keinginan hengkang Alexis lebih besar, maka diputuskan ia yang akan dilepas. Persoalannya, klub peminat adalah Manchester United. Merelakan Alexis pergi berarti memperkuat saingan.

Arsenal tak hilang akal. Tukar guling menjadi pilihan. Arsenal, sebenarnya, bisa saja mengambil opsi menukar Alexis dengan Anthony Martial agar efeknya maksimal: memberi pemain kelas satu kepada United, namun mengambil bakat besar yang sudah cukup matang dari mereka.

Tanpa Mislintat, mungkin itu yang terjadi – atau kesepakatan tak terjalin sama sekali. Dengan Mislintat terlibat dalam proses perekrutan, Arsenal memilih Mkhitaryan.

Di titik ini, United yang tampak diuntungkan. Mereka mendapat pemain kunci Arsenal dan hanya kehilangan pemain pelapis. Di titik ini, transfer musim dingin 2018 masih mendung bagi Arsenal. Ozil belum juga menandatangani perpanjangan kontrak.

Mendung mereda tak lama berselang. Manuver Mislintat berlanjut di Dortmund. Sepuluh tahun bekerja untuk Dortmund, Mislintat tahu setiap jengkal bangunan markas klub dan tahu setiap langkah yang harus diambil untuk menarik keluar pemain kunci mereka. Ditambah Mkhitaryan sebagai daya tarik, Mislintat membawa Aubameyang dari klub lama ke klub barunya.

Pada hari terakhir bursa transfer musim dingin 2018, mendung berganti cerah. Aubameyang secara resmi diumumkan sebagai pemain baru Arsenal, dan Ozil akhirnya menandatangani perpanjangan kontrak. Satu pemain kunci pergi, namun Mislintat mempersembahkan dua pengganti untuk melengkapi dua yang tersisa.

Lini depan Arsenal kini tampak mengerikan: Ozil, Mkhitaryan, Aubameyang, dan Alexandre Lacazette. Mislintat bekerja dengan baik untuk mengusir mendung dan membawa cerah. Itu saja cukup alasan untuk bersuka.

Satu hal, walau demikian, tetap perlu diingat: di Arsenal, Arsene Wenger yang mengatur cuaca.

Komentar