Futbol Miami, Klub Milik Beckham yang Cerminkan Betapa Susahnya Membuat Klub Baru

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Futbol Miami, Klub Milik Beckham yang Cerminkan Betapa Susahnya Membuat Klub Baru

Mimpi David Beckham mendirikan klub sepakbola di Amerika Serikat akhirnya tercapai. Selama kurang lebih tiga tahun lamanya, Beckham menanti untuk mendapatkan lisensi hak waralaba pendirian/kepemilikan klub sepakbola di Amerika Serikat dari Major League Soccer (MLS), sebagai otoritas tertinggi kompetisi sepakbola di Negeri Paman Sam.

Pemberian lisensi tersebut diberikan MLS kepada Beckham dalam acara peresmian klub yang berlangsung di Knight Concert Hall, pusat Adrienne Arsht, Miami, Senin (29/1). Mantan bintang Manchester United dan Real Madrid itu menegaskan bahwa klubnya akan menjadi salah satu kesebelasan besar di Amerika dengan skuat yang mumpuni juga para pemuda yang bisa memajukan sepakbola AS.

"Kami ingin membangun akademi terbaik. Nantinya, kami ingin menjadi pusat pengembangan pemain muda di Amerika wilayah ini. Apabila kami berhasil, ini akan membuat kami dan orang-orang Miami menjadi lebih bangga untuk mendukung tim mereka, karena mereka bakal melihat anak-anak mereka datang ke tim ini untuk bermain sepakbola secara profesional," kata Beckham, dilansir dari The Guardian.

Keinginan Beckham untuk mendirikan klub sepakbola di Amerika Serikat telah diumumkannya sejak tahun 2014 lalu. Saat itu Beckham mengumumkan keinginannya mendirikan klub sepakbola yang berbasis di Miami. Beckham tidak sendirian dalam merancang mega proyeknya ini. Ia dibantu beberapa investor seperti Simon Fuller, Marcelo Claure, Tim Leiweke, Jorge dan Jose Mas, serta Masayoshi Son yang akhirnya tergabung dalam grup konsorsium bernama Miami Beckham United.

Langkah awal yang dilakukan Miami Beckham United untuk memuluskan rencana mendirikan klub sepakbola adalah mengajukan permohonan kepada MLS untuk mendapat lisensi kepemilikan klub. Modal awal sebesar 25 juta USD pun dikeluarkan untuk mendapatkan lisensi tersebut.

Sejatinya, Beckham cukup beruntung karena hanya diwajibkan membayar seperempat dari biaya yang diwajibkan MLS kepada siapa saja yang ingin mendapat lisensi kepemilikan klub di Amerika Serikat. MLS mematok harga sebesar 150 juta USD kepada siapa saja yang ingin mendapatkan lisensi kepemilikan klub di sana. Dilansir dari The Guardian, diskon yang diberikan MLS kepada Beckham tak lepas dari kesepakatan yang terjalin antara Beckham dan MLS saat ia memutuskan melanjutkan karier sepakbola di Amerika Serikat bersama LA Galaxy. Saat itu ada klausul perjanjian, bila Beckham bersedia merumput di kompetisi sepakbola Amerika, maka MLS akan memberikan keringanan bagi Beckham untuk mendapatkan lisensi kepemilikan klub di Amerika.

Mendapat keringanan untuk mendirikan klub di Amerika Serikat nyatanya tak membuat rencana mendirikan klub berjalan mulus. Beckham dan kawan-kawan mendapat berbagai masalah, seperti keluarnya lisensi yang molor dari prediksi. Tapi yang paling krusial adalah masalah sulitnya mendapatkan lahan untuk membangun stadion.

Semula Beckham akan membangun stadion di wilayah dekat pelabuhan Miami. Namun rencana tersebut tak direstui oleh Pemerintah Kota lantaran pembangunan stadion berpotensi menimbulkan permasalahan keamanan dan transportasi. Apalagi kawasan pelabuhan merupakan wilayah strategis pergerakan ekonomi Miami.

Tak putus asa, Beckham dan kolega terus mencari wilayah strategis untuk mendirikan stadion untuk klub yang akan didirikan itu. Hingga akhirnya pada pertengahan 2017 lalu mereka mendapatkan tanah seluas 4.000 m2 di daerah Overtown yang dianggap mumpuni untuk membangun stadion mewah berkapasitas 25 ribu kursi. Tanah tersebut dibeli dengan harga 9 juta USD.

Hanya saja, Pemerintah Kota Miami tidak bisa memberikan bantuan dana dalam proses pembangunannya. Sebab dana pembangunan infrastruktur olahraga telah terkuras habis untuk membangun stadion bisbol yang menjadi markas dari tim Miami Marlins. Tak ayal Beckham dan kawan-kawan harus mengeluarkan dana mandiri yang diprediksi akan menghabiskan dana sebesar 225 juta USD untuk membangun stadion tersebut.

Namun dilansir dari New Times Miami, pembangunan stadion di kawasan Overtown juga sebenarnya masih dalam sengketa. Konglomerat Miami, Bruce Matheson, akan mengajukan gugatan kepada Pemerintah Kota yang telah menjual tanah di kawasan tersebut kepada Miami Beckham United dengan harga yang jauh di bawah pasaran.

"Seharusnya ada tawaran terbuka dan penilaian terkini di tanah ini. Ini belum berakhir," terang Matheson kepada New Times Miami.

Tak hanya soal lahan yang akan dijadikan homebase, penamaan tim juga sampai dengan saat ini masih menjadi teka-teki. Untuk sementara, klub masih akan menggunakan nama Futbol Miami MLS hingga datangnya investor lain yang kemungkinan akan mengubah nama klub tersebut.

Sejalan dengan mimpi MLS

Di sisi lain, komisioner MLS, Don Garber, mengatakan bahwa Beckham telah mencatatkan sejarah dalam sepakbola Amerika Serikat. Garber mengungkapkan bahwa pihaknya cukup kesulitan untuk mendapat calon pemilik klub yang mau mendirikan tim sepakbola di Miami. Ketika Beckham datang dan menyampaikan rencananya membangun tim sepakbola yang berbasis di Miami, Garbner pun menyambut baik rencana tersebut, sebab rencana Beckham seiring sejalan dengan apa yang sebelumnya telah dicita-citakan MLS.

"Inilah hari yang sangat mengharukan hati dan sangat membanggakan. Hal-hal besar datang kepada mereka yang menunggu. Hari yang menjadi salah satu hari bersejarah di liga ini," terang Gabner dilansir dari Daily Mail.

"Kota ini adalah salah satu yang terpenting di negara kami. Secara kultural, ia begitu kaya. Di sini kultur Hispanik dan Latino begitu kental dan dalam konstelasi perpolitikan zaman sekarang, peran mereka begitu krusial.”

Sejatinya, klub yang akan didirikan Beckham bukanlah klub sepakbola pertama yang bermarkas di Miami. Pada 1998 sempat berdiri sebuah kesebelasan bernama Miami Fusion FC. Namun klub tersebut hanya bertahan hingga 2001. Pembubaran Miami Fusion terjadi pada akhir musim 2001 setelah MLS mengeluarkan kebijakan pengurangan jumlah klub yang berkompetisi di divisi atas kompetisi sepakbola Amerika.

Semula ada 12 kesebelasan yang bertarung di kompetisi MLS, namun dikerucutkan menjadi 10 kesebelasan. Sialnya, dua tim yang tersisihkan dari kompetisi merupakan dua klub asal Florida, Miami Fusion dan Tampa Bay Mutiny. Kedua kesebelasan tersebut akhirnya membubarkan diri.

Lima tahun lamanya geliat sepakbola di kawasan Miami mengalami mati suri, hingga pada 2006, publik sepakbola di kawasan Miami yang lama tak melihat sepakbola bergeliat di kawasan tersebut pun menginisiasikan klub sepakbola bernama Miami FC. Pada 2010, Miami FC berubah nama menjadi Fort Lauderdale Strikers. Hingga tahun 2016, Strikers berkompetisi di North American Soccer League (NALS).

Tapi di akhir 2016, tim ini mulai terbentur beberapa masalah yang berpotensi pada pembubaran tim. Paling krusial adalah masalah finansial yang menjerat. Hingga pada 6 Januari 2017, NASL mengumumkan bahwa musim 2017 akan berjalan dengan delapan tim. Fort Lauderdale bukan salah satu tim yang terdaftar.

***

Meski masih mendapat beberapa hambatan, namun inisiasi Miami Beckham United mendirikan klub yang berbasis di Miami menjadi angin segar, khususnya bagi pencinta sepakbola di kawasan tersebut. Namun publik sepakbola Miami masih perlu bersabar untuk kembali merasakan geliat sepakbola di daerah mereka, sebab klub yang akan didirikan Beckham baru bisa berkompetisi di MLS pada 2020 mendatang.

Foto: Twitter @HarryBerry

Komentar