Datang dan Bertahan Cara Kiessling

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Datang dan Bertahan Cara Kiessling

Bagi seorang penyerang, bergabung dengan Bayer Leverkusen berarti menghadapi dua kemungkinan: kalah bersaing dengan Stefan Kießling (Kiessling) dan terpaksa pergi atau bisa bekerja sama dengan Kiessling dan pada akhirnya pergi juga.

Belakangan ada kemungkinan ketiga: berhasil menyingkirkan Kiessling ke bangku cadangan, tapi pada akhirnya tetap pergi sementara Kiessling tetap di Leverkusen.

Banyak hal berubah di Leverkusen namun Kiessling tetap pemain Bayer Leverkusen dan masih akan menjadi pemain Leverkusen hingga kontraknya habis akhir musim nanti.

Kiessling, yang merayakan ulang tahun ke-34 hari ini, pernah mempertimbangkan untuk pensiun namun belum mengumumkan keputusan terbaru. Kemungkinan Kiessling pensiun lebih besar dari pindah klub, walau itu tidak mustahil. Satu hal yang pasti, perpisahannya -- kapan pun itu terjadi -- akan menjadi momen haru.

(Bukan) pemain klub tunggal

Syarat bergabung dengan grup elite "Pemain Klub Tunggal" hanya satu, namun hanya sedikit yang mampu memenuhinya. Stefan Kiessling jelas tak termasuk golongan tersebut, namun ia sudah membela Leverkusen sangat lama hingga kenangan tentang penampilan-penampilannya di klub terdahulu nyaris tak ada.

Kiessling bergabung dengan Leverkusen di bursa transfer awal musim 2006/07. Ia masuk dari FC Nurnberg saat Dimitar Berbatov keluar ke Tottenham Hotspur. Sejak saat itu Kiessling melewati, mengalami, menyaksikan, dan meraih banyak hal.

Sebelas kali Leverkusen berganti pelatih kepala sejak Kiessling bergabung. Itu berarti setidaknya sebelas kali pergantian gaya main. Kiessling tetap diandalkan.

Puluhan kali Kiessling menyaksikan kedatangan pemain baru. Beberapa tak cukup dekat untuk menjadi lebih dari rekan kerja, beberapa lainnya cukup dekat untuk menjadi teman, dan beberapa lainnya sangat dekat hingga menjadi sahabat.

Kiessling menyaksikan sendiri Karim Bellarabi dan Kevin Kampl naik ke tim utama, dipinjamkan berkali-kali, hingga menjadi andalan. Arturo Vidal ia sambut kedatangannya di Leverkusen, saksikan kepergiannya ke Juventus, dan hadapi sebagai sosok yang sudah sama sekali berbeda di Bayern Munchen. Kiessling juga menyambut kedatangan Sidney Sam dan Heung-min Son dari Hamburg, menjadi trio peneror lawan bersama keduanya, hanya untuk kemudian berpisah dengan Sam yang merapat ke Schalke dan Son yang ke Tottenham Hotspur.

Itu belum semuanya. Masih ada cerita kepulangan Michael Ballack, kerja sama singkat dengan Chicharito, serta Dani Carvajal, Andre Schurrle, Emre Can, Hakan Calhanoglu, Gonzalo Castro, dan Christoph Kramer yang datang dan pergi.

Rekan, teman, atau sahabat, sama saja: sama-sama datang dan pergi, sementara Kiessling tetap di Leverkusen.

Nirgelar di Leverkusen

Yang bertahan bukan yang kuat, tetapi yang mampu beradaptasi. Stefan Kiessling, sementara itu, terus bertahan tanpa benar-benar tampak berubah untuk menyesuaikan diri dengan sepakbola yang terus menerus berubah.

Kiessling bukan penyerang yang produktif-produktif amat. Di musim pertamanya bersama Leverkusen, ia tampil 44 kali namun hanya mencetak delapan gol (dan lima asis). Musim-musim berikutnya berlalu dengan kurang lebih sama.

Barulah pada musim 2009/10, Kiessling mencetak lebih dari dua puluh gol. Dengan 21 gol dari 33 pertandingan Bundesliga, Kiessling menempati peringkat kedua daftar pencetak gol terbanyak. Ia hanya kalah banyak satu gol dari yang tertajam musim itu, Edin Dzeko. Walau demikian, Kiessling masuk ke tim terbaik Bundesliga musim itu.

Dua musim berikutnya berlalu seperti musim-musim sebelumnya. Tak cukup mengesankan, tapi cukup untuk selalu menjadi andalan. Pada musim 2012/13, Kiessling melewati catatan terbaiknya. Dengan 25 gol dari 34 pertandingan, Kiessling meraih Torjagerkanone; tepat di belakangnya adalah Robert Lewandowski dengan 24 gol.

Kepastian menjadi pencetak gol terbanyak baru ia raih di pertandingan terakhir musim itu, di menit akhir pertandingan melawan Hamburg. Kemenangan 1-0 yang didapat dari asis Sidney Sam dan gol Kiessling tersebut, bagi Leverkusen, berarti kepastian mengakhiri musim di peringkat ketiga.

Hingga sekarang, belum lagi Kiessling mampu menambah koleksi trofi Torjagerkanone-nya. Pun belum pernah ia merasakan juara bersama Leverkusen.

Senja karier di depan mata

Stefan Kiessling berkali-kali menandatangani perpanjangan kontrak di Bayer Leverkusen; yang terbaru adalah pada 19 April 2016, yang mengikatnya hingga 2018. Senja karier Kiessling, walau demikian, sudah di depan mata.

Cedera menjadi faktor utama. Kiessling bahkan sempat mempertimbangkan pensiun karenanya. “Saya mungkin harus pensiun,” kata Kiessling kepada Rheinische Post pada Agustus 2016. “Jika rasa sakitnya tak tertahankan dan saya harus sering menepi, maka saya harus jujur kepada diri sendiri dan mengakui bahwa ini tak lagi masuk akal.”

Kiessling tak sampai menyerah, namun cedera terbukti benar-benar mengganggu. Untuk kali pertama sepanjang kariernya di Leverkusen, Kiessling tampil dalam kurang dari 30 pertandingan Bundesliga semusim. Sepanjang musim 2016/17, ia hanya bermain 20 kali. Total, musim itu Kiessling hanya tampil 24 kali -- di musim-musim sebelumnya, Kiessling biasa memainkan lebih dari 40 laga semusim.

Sedikit terlibat dalam pertandingan memberi Kiessling banyak waktu untuk berpikir. Keputusan pun diambil: Kiessling memilih untuk menyelesaikan kontraknya di Leverkusen, apa pun yang terjadi.

Komentar