James Tak Pernah Masuk dalam Rencana Zidane

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

James Tak Pernah Masuk dalam Rencana Zidane

James Rodríguez tengah menikmati hari-hari indahnya bersama Bayern München. Bersama klub barunya, James kembali menemukan permainan terbaiknya sehingga ia merasa sangat bahagia bila bisa tinggal lebih lama lagi di München. James menginginkan meraih banyak prestasi bersama klub tersukses Jerman tersebut.

James bergabung bersama München pada Juli 2017 lalu dengan status pemain pinjaman dari Real Madrid. Musim pertamanya berseragam München bisa dibilang sesuai dengan keinginannya, karena ia mendapat kesempatan bermain yang jauh lebih banyak.

Sepanjang paruh pertama musim 2017/18, James mencatatkan 19 penampilan di semua ajang. Performa gemilang pun ditunjukkannya dengan torehan dua gol dan empat asis. James mengungkapkan bahwa Jupp Heynckes merupakan sosok yang berjasa mengembalikan permainan terbaiknya. "Heynckes adalah pelatih hebat dan dia banyak membantu mengembangkan kemampuan saya," ujar James.

"Saya pelan-pelan menemukan ritme permainan saya. Bahwa saya mendapat banyak waktu bermain begitu membantu," ujarnya lagi, sebagaimana dikutip dari situs resmi Bundesliga.

Saat ini James bisa dibilang menjadi salah satu pilar penting München. Ia berkontribusi membawa Die Roten memuncaki klasemen sementara Bundesliga. Selain itu, James berkontribusi pula mengantar München lolos ke babak 16 besar Liga Champions, dan perempat final DFB-Pokal musim ini.

"Saya tinggal di sini, saya sangat senang di München , dan saya tidak ingin memikirkan hal lain. Saya memiliki perasaan yang sangat baik dengan tim. Saya berharap semuanya berjalan dengan baik di paruh kedua musim ini karena saya masih ingin meraih banyak hal dengan tim ini,” sambungnya.

Melihat perjalanan karier James bersama München pada musim ini, kesan berbeda akan dirasakan bila mengacu pada perjalanan kariernya dua musim ke belakang, saat masih membela Real Madrid. Manajer Madrid, Zinedine Zidane dianggap sebagai sosok yang ‘menghancurkan’ karier James di Santiago Bernabeu, karena ia jarang memberi kesempatan bermain kepada James.

"Setiap pelatih memiliki preferensi mereka dan saya harus menghormati Zidane, tapi saya bukan bagian dari mereka, meskipun saya mencetak gol dan memberikan asis," terang James seperti dilansir Marca.

Karier James meredup di Madrid setelah Ancelotti didepak

James didatangkan Madrid pada bursa transfer musim panas 2014/2015. Saat itu ia diboyong dari AS Monaco dengan mahar 75 juta euro. Di musim pertamanya berseragam Madrid, 46 penampilan dilakoni di semua ajang, dengan torehan 17 gol dan 18 asis. Namun kisah indah James di Santiago Bernabeu berubah saat Carlo Ancelotti terdepak dari kursi kepelatihan Los Blancos.

Selepas Ancelotti pergi, tonggak kepelatihan Madrid berpindah ke tangan Rafael Benitez di musim 2015/16. Di bawah kepemimpinan Benitez, James kerap dijadikan sebagai pilihan kedua. Namun kiprah Benitez bersama Madrid hanya berlangsung separuh musim. Pada 4 Januari 2016, Benitez dipecat setelah serangkaian hasil mengecewakan diderita Los Blancos kala itu.

Posisi manajer Madrid yang sebelumnya ditempati Benitez diambil alih Zidane. Sebelumnya pelatih asal Prancis itu menjabat sebagai asisten Ancelotti. Kehadiran Zidane awalnya dianggap sebagai angin segar bagi James, apalagi setelah pelatih berkebangsaan Prancis itu mengungkapkan bakal lebih sering melibatkan James dalam skema permainannya.

Namun kehadiran Zidane juga tidak banyak membantu James untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain. Di era Zidane, James tetap menjadi pilihan kedua, setelah Isco Alarcón. Pada musim 2015/16, secara keseluruhan James hanya tampil dalam 32 laga di semua ajang. Sementara di musim 2016/17, total James tampil dalam 33 pertandingan.

Tersiar kabar, minimnya kesempatan bermain yang didapatkan James, membuat hubungannya bersama Zidane merenggang. Beberapa kali, James terlibat perselisihan dengan Zidane. Salah satunya terjadi saat Madrid berhadapan dengan Leganes, dalam lanjutan La Liga musim 2016/17.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Estadio Butarque pada 5 April 2017 lalu itu, James diturunkan sebagai starter. Kepercayaan yang tak disia-siakan, pada menit 15 James mencetak gol pembuka keunggulan Madrid, selain itu pemain berusia 27 tahun itu juga memberikan asis kepada Alvaro Morata yang mencetak gol keempat Madrid di laga tersebut.

Namun penampilan impresif James sepanjang 70 menit laga berlangsung tak menjadi jaminan baginya bisa melakoni pertandingan hingga usai. Pada menit 72, James ditarik keluar dan digantikan Isco. James tidak senang dengan keputusan tersebut, kemudian ia memukul dinding bangku cadangan untuk meluapkan amarahnya.

Zidane sempat mengungkapkan bahwa apa yang terjadi antara dirinya dengan James merupakan hal yang jamak dalam sepakbola. Zidane juga mengungkapkan bahwa masalah tersebut sudah berakhir.

“Ini masalah antara pelatih dan pemain dan itu akan selalu terjadi dalam sepak bola.Kami berdua punya tujuan yang sama. Ini sudah berakhir sekarang dan kami hanya memikirkan pertandingan selanjutnya,” kata Zidane, dilansir dari halaman resmi Real Madrid, beberapa waktu lalu.

Menjelang berakhirnya kompetisi musim 2016/17, kesempatan bermain James semakin minim. Bahkan di final Liga Champions yang mempertemukan Madrid dengan Juventus di Stadion Millennium, Cardiff, Wales, James tak masuk dalam skuat.

Saat perayaan juara, James bahkan meninggalkan pesta juara lebih cepat dari rekan-rekan lainnya. Dilaporkan Marca, James memilih untuk menunggu di bus sampai perayaan usai digelar. Dari sana, isu kepindahan James dari Santiago Bernabeu pun semakin merebak. Ia sempat digosipkan hijrah ke Manchester United hingga Chelsea.

Namun pada akhirnya München yang berhasil mendatangkan James dengan status pinjaman. München meminjam James hingga 2019 mendatang, dengan opsi mempermanenkan statusnya pada akhir masa pinjaman.

Komentar