Mourinho: 300 Juta Paun Tak Cukup Untuk Saingi Man City

Berita

by redaksi

Mourinho: 300 Juta Paun Tak Cukup Untuk Saingi Man City

Manchester United kembali menelan hasil kurang memuaskan pada lanjutan Liga Primer Inggris 2017/2018. Setelah ditahan imbang Leicester City pada pekan ke-19, kini giliran Burnley yang menggagalkan United meraih poin penuh pada pekan ke-20 (Selasa, 26/12) setelah bermain imbang 2-2. Tapi sang manajer, Jose Mourinho, mewajarkan hal itu terjadi.

Usai laga melawan Burnley, Mou mengatakan bahwa status kesebelasan besar yang disandang Manchester United seharusnya tidak menjamin mereka bisa memenangkan setiap laga. Karena pada kenyataannya, di negara lain pun kesebelasan besar sama-sama kesulitan meraih kemenangan.

"Ketika Anda berbicara sebuah kesebelasan `seperti Manchester United`, Anda pikir AC Milan tidak sebesar kami?" ujar Mourinho pada konferensi pers usai laga. "Anda pikir klub lain tidak sebesar kami? Anda pikir Real Madrid tidak sebesar kami? Anda pikir Inter Milan tidak sebesar kami?"

"Banyak klub yang Anda sebut sebagai kesebelasan besar, saya juga tahu apa itu sebuah klub besar. Yang sebenarnya membedakan adalah yang satu sebuah klub besar dan yang lainnya merupakan sebuah kesebelasan yang kalian tahu tapi bukan kesebelasan terbaik di dunia," sambung Mou.

Mourinho menekankan ada perbedaan kesebelasan besar seperti Man United dengan tetangga satu kota yang kini sedang memuncaki klasemen sementara Liga Primer, Manchester City. Menurutnya, City disebut kesebelasan besar bukan karena sejarahnya, tapi karena mereka menjadi klub besar berkat pembelian para pemain mahal.

"Manchester City membeli pemain bek sayap dengan harga seorang penyerang. Jadi ketika Anda berbicara tentang klub besar, Anda harusnya berbicara tentang sejarah sebuah kesebelasan," terang Mourinho.

Mendapatkan pernyataan seperti itu, para jurnalis pun menanyakan aktivitas transfer United yang sebenarnya telah menghabiskan lebih dari 300 juta paun untuk pembelian pemain anyar di era Mourinho. Tapi menurut Mou, biaya yang sudah dikeluarkan United sejauh ini sebenarnya merupakan dampak dari apa yang dilakukan klub lain, sehingga mereka terpaksa membeli pemain dengan harga mahal, sementara pembelian tersebut belum cukup memperkuat tim.

"Itu [jumlah transfer United] belum cukup, belum cukup. Harga pemain untuk kesebelasan besar memang berbeda dengan klub lain. Jadi masalahnya adalah, klub bersejarah kini dihukum oleh pasar karena sejarah mereka [bukan karena uang yang banyak seperti klub kaya]. Maka menurut saya, para pemain saya melakukan apa yang mereka bisa dan mereka melakukannya dengan baik," tukas Mou.

Setelah ditahan imbang Leicester dan Burnley, Mou memang tidak menyalahkan para pemainnya. Pelatih asal Portugal tersebut sebenarnya puas dengan hasil tersebut, terlebih melihat kondisi skuat United yang tidak ideal karena cederanya sejumlah pemain.

"Anda bilang kami kehilangan tujuh poin dari seharusnya 15 poin (5 laga). Menurut saya, di dua laga terakhir, kami punya 15 peluang untuk mencetak gol tapi kami kebobolan tiga kali dan sebuah tendangan bebas yang luar biasa. Jadi para pemain saya melakukan yang mereka bisa, mereka mencoba sebisanya dengan masalah dan cedera yang kami punya. Saya tidak senang dengan hasil, termasuk hasil melawan Leicester, tapi saya senang dengan para pemain saya," tutupnya.

Guardiola memang memanfaatkan bursa transfer untuk menguatkan Manchester City

Jose Mourinho mulai menukangi United berbarengan dengan Pep Guardiola menukangi Manchester City. Bedanya sekarang, Pep bersama City-nya terlihat jauh lebih baik karena sejauh musim ini The Citizens tampil impresif dengan baru sekali kalah menjelang 2017 berakhir. Sementara itu, United cukup kesulitan mengejar City di Liga Primer.

David Weiner, jurnalis Fox Sports, lantas membandingkan apa yang dilakukan Pep dan Mou dalam mengubah nasib mereka pada musim keduanya. Karena Mou membicarakan tentang perihal transfer, Weiner pun menyoroti aktivitas transfer keduanya. Dari situ terlihat, menurut Weiner, Pep memang melakukan transfer tepat dalam memperbaiki hasil musim pertama yang tidak memuaskan.

Pada posisi penjaga gawang, Pep yang tak puas akan Claudio Bravo, kiper pertama pembeliannya, membuatnya membeli kiper anyar pada musim keduanya dengan mendatangkan Ederson Moraes. Sejauh ini, Ederson tampil sesuai harapannya dan membuat City sulit dibobol. Sementara itu, Mourinho tidak belanja kiper karena punya David De Gea dan Sergio Romero.

Di posisi pemain belakang, kepercayaan Pep terhadap John Stones terjawab pada musim kedua. Sementara ia memperkuat sektor bek sayap dengan membeli Benjamin Mendy, Danilo dan Kyle Walker. Terkecuali Danilo, rekrutan anyar tersebut menjadi figur penting bagi lini pertahanan City.

Hal tersebut berbeda dengan United. Mou baru membeli Victor Lindelof dan Eric Bailly di sektor pertahanan. Baru Bailly yang tampak meningkatkan kualitas lini pertahanan United. Lindelof masih berusaha beradaptasi. Di sisi lain, Matteo Darmian, Daley Blind dan Marcos Rojo gagal tampil sesuai potensinya di bawah asuhan Mourinho.

Tak seperti di sektor belakang, pembelian pemain anyar di sektor gelandang menjadi pembelian yang cukup memengaruhi United. Mou sendiri dalam dua musim mendatangkan Henrikh Mkhitaryan, Paul Pogba dan Nemanja Matic. Pogba dan Matic menjadi motor di lini tengah United, terlebih pada musim ini, sehingga United bisa bersaing di papan atas Liga Primer.

Walau begitu, kegemilangan para gelandang United masih kalah cemerlang jika dibandingkan dengan gelandang-gelandang City. Kevin De Bruyne, David Silva, serta Raheem Sterling tampil luar biasa pada musim kedua Pep. Ketiganya memang bukan pembelian Pep, karena pada posisi ini Pep memboyong Ilkay Gundogan dan Bernardo Silva. Tapi karena adanya Gundogan dan Silva, City jadi punya kedalaman skuat yang berkualitas sehingga ketika melakukan rotasi superior City tetap terjaga, hal yang tak tampak di skuat United ketika mereka harus kehilangan Pogba atau ketika Mkhitaryan penampilannya kembali menurun.

City juga punya Leroy Sane dan Gabriel Jesus sebagai juru gedor baru, yang membuat mereka tak hanya mengandalkan Sergio Aguero semata untuk membobol gawang lawan. Sedangkan United, setelah mengandalkan Zlatan Ibrahimovic di musim pertama Mou, Romelu Lukaku jadi pemain yang paling dinantikan golnya pada musim ini. Ketika keduanya tidak tampil maksimal, terlebih cederanya pemain lain seperti Pogba hingga Marouane Fellaini, Mourinho seolah tak memiliki pemain lain yang bisa diandalkan. Meski begitu, Jesse Lingard dan Anthony Martial perlahan-lahan menunjukkan kontribusi nyata untuk United.

Berdasarkan fakta di atas, Weiner melihat bahwa Pep memang melakukan pembelian yang benar-benar sesuai dan tepat guna bagi skuat dan strateginya. Tapi hal itu tak juga menyangsikan kebenaran yang dikatakan Mou, karena untuk menjadikan skuat City seperti yang Pep inginkan, mereka mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar ketimbang biaya yang dikeluarkan United bersama Mou; Mou menghabiskan 314 juta paun, sementara Pep menghabiskan 416 juta paun.

Komentar