Tekanan El Clasico Terlalu Besar bagi Wasit Manapun

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tekanan El Clasico Terlalu Besar bagi Wasit Manapun

Jutaan pasang mata akan tertuju ke Estadio Santiago Bernabeu pada Sabtu (23/12) malam WIB. Salah satu media terkemuka Spanyol, Marca, memprediksi bahwa 81 ribu penonton akan hadir memenuhi setiap kursi di tribun stadion tersebut, menikmati pertarungan sengit antara Real Madrid melawan Barcelona. Sementara 650 juta pasang mata bakal memusatkan perhatiannya pada pertandingan bertajuk El Clasico itu melalui layar kaca.

Tingginya atensi publik sepakbola dunia pada pertandingan antara Madrid melawan Barcelona pada Sabtu malam nanti beriringan dengan besarnya tekanan yang akan dirasakan para pemain dari kedua kesebelasan. Laga antara Madrid melawan Barcelona merupakan pertandingan penuh gengsi, banyak hal yang dipertaruhkan kedua kesebelasan dalam pertandingan tersebut, terutama menyangkut harga diri.

Tapi dalam pertandingan besar sekelas El Clasico, tekanan tidak hanya dirasakan oleh pemain, staf pelatih, hingga suporter dari kedua kesebelasan yang akan bertanding. Namun, merembet pada beberapa elemen lain seperti wasit yang memimpin pertandingan. Kinerja wasit akan sangat disorot, terlebih bila dalam pertandingan ia mengeluarkan keputusan kontroversial. Keputusan berbau kontroversi dari wasit berpotensi menjadikannya sebagai musuh bersama kelompok suporter yang kesebelasannya dirugikan karena keputusannya itu.

Mantan wasit La Liga, Muniz Fernandez, mengungkapkan bahwa tekanan akan selalu dirasakan wasit di semua pertandingan. Namun bagi wasit yang memimpin jalannya partai besar sekelas El Clasico, tekanan yang akan dirasakannya akan terasa berbeda, karena itu merupakan pertandingan spesial dengan skala yang besar.

Tekanan tidak hanya datang dari suporter kedua kesebelasan, tapi juga media. Selain itu, tekanan pun tidak hanya datang seusai pertandingan, namun sebelum pertandingan pun sudah mulai dirasakan. Muniz menyarankan, wasit yang akan memimpin pertandingan El Clasico nanti sebaiknya mengisolasi diri untuk menjernihkan pikiran agar dalam pertandingan tersebut bisa memberi keputusan yang baik.

"Sangat penting bagi wasit untuk tidak menonton televisi, melihat-lihat di internet, atau membaca koran. Anda harus melupakannya. Anda harus mengisolasi diri Anda saat berada di pinggiran tekanan media yang begitu besar. Anda harus berkonsentrasi pada pertandingan. Anda harus memiliki pikiran yang jernih agar Anda membuat keputusan yang benar dalam pertandingan nanti," kata Muniz seperti dilansir dari Bleacher Report.

Jauh-jauh hari sebelum pertandingan Real Madrid melawan Barcelona digelar, La Liga telah menunjuk Jose Maria Sanchez Martinez sebagai wasit yang memimpin laga El Clasico. Bagi Sanchez Martinez, ini merupakan pengalaman keduanya memimpin laga El Clasico.

Sebelumnya Sanchez Martinez menjadi wasit saat Real Madrid bentrok Barcelona dalam pertandingan leg kedua Piala Super Spanyol 2017 di Santiago Bernabeu. Dalam pertandingan tersebut Madrid meraih kemenangan dua gol tanpa bala, sekaligus mengunci gelar juara Piala Super Spanyol 2017 dengan keunggulan agregat 5-1 (3-1 dan 2-0).

Budaya kecurigaan yang menjadi tekanan lain bagi wasit

Penunjukan Sanchez Martinez dalam pertandingan Real Madrid kontra Barcelona jilid dua pada musim ini menuai sorotan publik. Banyak dari kalangan suporter menilai Sanchez Martinez belum layak memimpin laga El Clasico, karena pengalamannya yang minim.

Sanchez Martinez memulai debut sebagai wasit pada 2005 silam, ia memulai kariernya dari bawah. Pada 2015 ia naik kelas memimpin pertandingan La Liga. Sementara lisensi wasit FIFA baru didapatkannya pada Januari 2017. Sepanjang La Liga musim 2017/18, Sanchez Martinez telah memimpin tujuh pertandingan, dengan 26 kartu kuning dan satu kartu merah dikeluarkan dari sakunya.

Selain itu salah satu media kenamaan Spanyol, Mundo Deportivo, pernah menelurkan artikel berjudul “Sanchez Martinez, Memori Buruk" Barcelona. Dalam artikel tersebut, Sanchez Martinez dikritik karena cenderung pro Real Madrid. Salah satu yang cukup disoroti adalah keputusannya memberikan dua penalti kepada Madrid saat menghadapi Deportivo Alaves pada putaran pertama La Liga musim 2016/17 di Mendizorroza.

Artikel tersebut dikeluarkan pada Mei lalu, meski merupakan artikel lama namun tidak menutup kemungkinan berimbas pada pemberian tekanan yang jauh lebih besar kepada Sanchez Martinez menjelang laga El Clasico pada Sabtu malam nanti.

Mantan hakim garis La Liga, Rafa Guerrero, mengungkapkan bahwa apa yang ditulis media mengenai hal-hal negatif yang dimiliki wasit bisa menjadi preseden buruk bagi wasit tersebut, karena apa yang ditulis media akan memengaruhi para pendukung untuk memiliki kecurigaan kepada wasit.

“Bila seorang wartawan seminggu sebelum pertandingan mengeluarkan tulisan tentang wasit dengan judul, `Inilah orang yang merusak Barca tahun lalu` atau sejenisnya, saya pikir ini akan menjadi informasi yang sangat mengerikan. Sebab penggemar membaca ini dan pergi ke stadion dengan dipengaruhi oleh apa yang mereka baca.”

“Ini bisa menghasilkan sesuatu hal yang negatif bagi wasit. Saya telah mengalaminya; Saya harus mendapat perlindungan di rumah saya. Anak laki-laki saya pulang dari sekolah suatu hari karena anak-anak yang lain mengatakan bahwa ayahnya adalah seorang perampok,” ungkap Guerrero.

Budaya kecurigaan kepada pengadil pertandingan seakan menjadi hal yang lumrah di sepakbola Spanyol. Beberapa kasus yang melibatkan wasit seperti pengaturan pertandingan hingga kasus korupsi pada 2013 lalu di kompetisi sepakbola Spanyol, menjadi pemicu yang membuat budaya tersebut melekat.

John Carlin, penulis White Angels: Beckham, Real Madrid & The New Football-The Inside Story, mengungkapkan bahwa saat ia tengah menyelesaikan bukunya di Madrid, ia banyak mendengar rumor mengenai sogokan yang diberikan tim tuan rumah kepada wasit yang memimpin pertandingan di sana. Beberapa sogokan tidak harus berupa uang, tapi bisa dalam bentuk hadiah berupa barang, atau memberikan perempuan penghibur.

"Inilah yang saya dengar di koridor-koridor klub Spanyol beberapa tahun yang lalu. Entah itu sedang terjadi sekarang, saya tidak tahu. Lebih tepatnya, apakah memang benar atau tidak orang umumnya di sepakbola Spanyol percaya rumor semacam itu benar. Jika Anda mengatakan hal ini terjadi di klub Inggris, reaksi rata-rata suporter akan meragukannya atau sangat terkejut. Tapi reaksi rata-rata penggemar sepakbola Spanyol tidak akan terkejut dengan rumor semacam itu,” terang Carlin.

Foto: Marca

Komentar