Revolusi Bertahap Arsenal di Senjakala Arsene Wenger

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Revolusi Bertahap Arsenal di Senjakala Arsene Wenger

Tidak sedikit yang mengkritisi kebijakan Arsenal yang memberikan perpanjangan kontrak dua musim kepada Arsene Wenger. Era Wenger dianggap sudah habis dan tuntutannya untuk menanggalkan posisi manajer sudah digemakan para pendukung Arsenal sejak musim lalu.

Kontrak baru mantan Pelatih AS Monaco itu akan berakhir pada 2019 nanti. Pada saat itu usianya menginjak 70 tahun dan menjadi waktu yang tepat untuk Wenger pensiun apapun situasinya. Sir Alex Ferguson pun pensiun pada usia 71 tahun dari jabatan manajer di Manchester United pada 2013 lalu.

Sambil menunggu kontrak Wenger habis, Arsenal melakukan revolusi manajerial secara perlahan. Geliat itu sudah muncul sejak kesebelasan asal London Utara itu merekrut Sven Mislintat pada November lalu. Sebelumnya, ia adalah kepala pemandu bakat pemain Borussia Dortmund selama 10 tahun.

Mislintat dianggap sebagai salah satu pemandu bakat yang dihormati di Eropa. Kinerjanya membuat Dortmund berhasil memiliki pemain-pemain berbakat seperti Ousmane Dembele, Pierre-Emerick Aubameyang, Shinji Kagawa dan lainnya. Mislintat sendiri akan bekerja sama dengan Wenger dan Kepala Eksekutif Arsenal, Ivan Gazidis.

Mislintat akan bertugas untuk menganalisis perburuan bakat secara global di Arsenal. Apalagi Arsenal baru ditinggalkan Steve Rowley yang menjabat pemandu bakat di kesebelasan itu selama 35 tahun. Ialah pria yang menemukan bakat Tony Adams yang waktu itu berusia 11 tahun.

"Kami senang Sven (Mislintat) bergabung dengan kami. Mengidentifikasi dan mengembangkan bakat merupakan bagian dari inti filosofi kami dan Sven memiliki rekam jejak yang luar biasa selama bertahun-tahun. Kami menantikan dia mengambil perekrutan yang ada sekarang," ujar Wenger seperti dikutip dari situs resmi Arsenal.

Selanjutnya, Arsenal merekrut Raul Sanllehi dari Barcelona untuk menjadi Kepala Hubungan Sepakbola. Tugas Sanllehi adalah melakukan negosiasi kontrak pemain untuk Arsenal secara internasional maupun domestik. Ia sendiri baru akan mulai bekerja sama dengan Wenger dan Gazidis mulai Februari 2018.

Kedatangan Sanllehi dianggap Gazidis sebagai pelengkap tenaga ahli kelas atas di setiap aspek operasi sepakbola Arsenal. Penunjukannya dianggap sebagai langkah penting untuk mengembangkan infrastruktur yang dibutuhkan Arsenal untuk melaju ke tingkat berikutnya. Apalagi jika melihat pengalaman Sanllehi selama 14 tahun di Barcelona berhasil melakukan kegiatan transfer yang fenomenal.

"Raul (Sanllehi) memiliki hubungan yang luas di seluruh dunia sepakbola dan telah terlibat langsung dalam beberapa transfer terbesar di Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Kami menantikan dia membawa keahlian itu ke Arsenal," ujar Gazidis ketika diminta pendapatnya tentang kedatangan Sanllehi.

Proyeksi Mikel Arteta untuk Menjadi Pengganti Manajer Baru Arsenal

Lalu bagaimana dengan posisi Wenger di Arsenal? Nama-nama seperti Carlo Ancelotti, Diego Simeone, Eddie Howe, Leonardo Jardim, Massimiliano Allegri, Patrick Vieira, Ronald Koeman, Thomas Tuchel dan lainnya digadang-gadang akan menggantikannya. Tapi dalam beberapa waktu terakhir, Mikel Arteta, Asisten Manajer Manchester City, tiba-tiba dianggap kandidat terkuat pengganti Wenger.

Apalagi Arteta sudah menyelesaikan lisensi kepelatihan UEFA Pro pada September lalu. Pria asal Spanyol itu merupakan mantan pemain sekaligus kapten Arsenal. Arteta sempat menolak tawaran menjadi asisten manajer di Arsenal setelah memutuskan pensiun setelah kontraknya habis di klub tersebut pada Juni 2016.

Kesebelasan berjuluk The Gunners tersebut memang berniat untuk memberikan peran mantan pemainnya di staff kepelatihan. Salah satunya posisi pelatih usia muda yang akan diberikan kepada Per Mertesacker jika memutuskan pensiun. Bek tengah asal Jerman itu berencana pensiun sebagai pesepakbola profesional pada akhir musim ini.

"Jika kami memiliki posisi yang tersedia, kami selalu memberikan kesempatan kepada (mantan) pemain di sini. Jangan lupa saya sudah memberikan banyak kesempatan kepada banyak pemain untuk mendapatkan lisensinya di sini, untuk mendidik mereka," ujar Wenger seperti dikutip dari The Guardian.

Selain Arsenal, tawaran menjadi asisten manajer di Tottenham Hotspur juga ditolak Arteta. Apalagi ia pernah memperkuat Paris Saint-Germain (PSG) bersama Mauricio Pochettino, Manajer Tottenham. "Saya sangat menyukainya dan dia akan menjadi pelatih yang luar biasa," kata Pochettino seperti dikutip dari Express.

Arteta justru menerima ajakan Josep "Pep" Guardiola untuk menjadi asistennnya di City sejak 2016. Ia sama seperti Pep yang merupakan mantan pemain Barcelona meskipun berbeda dekade. Alasan Arteta menerima ajakan Pep karena ingin menerima tantangan baru setelah menikmati karier yang istimewa bersama Arsenal selama lima tahun.

"Sekarang saya menanti tantangan di Manchester City ke depannya. Kesempatan untuk bergabung dengan Pep Guardiola dan timnya adalah kesempatan yang luar biasa bagi saya dan saya sangat bersemangat untuk masa depan," ujar Arteta ketika resmi menjadi Asisten Manajer City seperti dikutip dari The Sun.

Ia pun berhasil membantu Pep membawa City berada di peringkat satu klasemen sementara Liga Primer Inggris 2017/2018 saat ini. Arteta jugalah yang dianggap berjasa membuat Raheem Sterling semakin berkualitas bersama City. "Mikel Arteta bekerja sangat banyak, beberapa hari setelah sesi latihan sampai aksi terakhir, untuk mengontrol momen terakhir," ujar Pep seperti dikutip dari The Sun.

Hal yang semakin menguatkan Arteta menjadi penerus Wenger karena kontrak Pep di City akan berakhir pada 2019 nanti. Tahun itu bertepatan dengan habisnya kontrak Wenger di Arsenal. Sekaligus waktunya bagi Arteta untuk menentukan masa depan karire kepelatihannya setelah mendapatkan ilmu dari Pep selama di City.

Komentar