Dendam Louis van Gaal Kepada Man United dan Mourinho

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Dendam Louis van Gaal Kepada Man United dan Mourinho

Louis van Gaal tidak pensiun dengan indah karena akhir kariernya di Manchester United diwarnai pemecatan. Meski mampu mempersembahkan gelar juara Piala FA, Van Gaal dipecat juga pada Mei 2016 lalu.

Kemudian Van Gaal resmi menyatakan pensiun dari sepakbola karena alasan keluarga pada 17 Januari lalu. Kendati sudah bulat pensiun setelah musim yang buruk di United, para pendukung kesebelasan itu masih menikmati warisan dari penciuman bakat Van Gaal. Contohnya adalah berkembangnya Anthony Martial dan Marcus Rashford di skuat "Setan Merah" saat ini yang dilatih Jose Mourinho.

Mourinho sendiri resmi diumumkan sebagai Manajer United setelah satu pekan pemecatan Van Gaal. Setelah lama bungkam tentang mantan kesebelasan besutannya, Van Gaal pun buka suara tentang United pada September lalu. Ia mengakui bahwa kesebelasan yang memiliki julukan The Red Devils itu memiliki catatan keuangan yang bagus saat ia melatih di sana.

Salah satunya ketika Van Gaal dikagetkan karena mendatangkan Angel Di Maria dengan nilai transfer 80 juta euro. Van Gaal merasa kaget karena sebelumnya belum pernah menghabiskan uang sebanyak itu untuk membeli pemain. Hal itu dianggap salah satu penilaiannya bahwa United lebih mementingkan sisi komersial daripada organisasi sepakbola di skuatnya.

Cara Man United melakukan pergantian manajer darinya kepada Mourinho dengan begitu cepat juga menjadi sorotan Van Gaal terhadap permasalah ini. "Apakah mereka (Petinggi United) tidak senang dengan hasil atau penampilan di bawah manajemen saya? Tidak. Tapi tiba-tiba mereka bisa mendapatkan Mourinho untuk jangka panjang. Seorang manajer dengan nilai komersil terbesar di dunia," imbuh Van Gaal seperti dikutip Mirror.

Perkataannya itu menunjukkan bahwa ia masih merasakan pahit dengan cara United memperlakukannya. Tekanan begitu besar bagi Van Gaal sehingga istrinya pun mencium perubahan sikap para petinggi United kepada mantan pelatih tim nasional Belanda tersebut.

Van Gaal pun sempat menyangkal perkataan istrinya karena merasa hubungannya baik-baik saja dengan Ed Woodward, Kepala Eksekutif United. Tapi Van Gaal mulai menyadari bahwa posisinya sebagai manajer United dirusak ketika para mantan pemain United mengkritik strategi sepakbolanya. Tapi Van Gaal lagi-lagi masih merasa aman karena Woodward memberikan jaminan kontrak tiga tahun sejak kedatangannya ke United.

"Tiba-tiba mantan pemain mulai berbicara di media bahwa kami memainkan sepakbola yang membosankan dan pemecatan Mourinho (dari Chelsea) membuatnya sangat menarik bagi setiap orang untuk menekan saya," tutur Van Gaal yang saat ini berusia 66 tahun tersebut.

Ia sendiri mengerti mengapa United memilih mendaratkan Mourinho. Padahal Van Gaal sendiri memang berencana tidak ingin menjadi Manajer United lebih dari dua tahun karena memang sebelumnya sudah merencanakan pensiun. Tapi justru United yang memaksanya untuk menandatangani kontrak tiga musim.

Tapi nama Mourinho tiba-tiba mencuat ketika Van Gaal baru menjadi Manajer United selama satu setengah musim. Sejak itu, ia menduga bahwa kesebelasan itu akan menginginkan Mourinho suatu hari nanti. "Mereka hanya memberi tahu saya setelah saya keluar dan itu adalah kekecewaan terbesar dalam hidup saya," imbuh Van Gaal.

Kekecewaan itu karena para petinggi United tidak pernah membicarakan soal Mourinho secara langsung kepada Van Gaal. Ia lebih menerima jika manajemen datang kepadanya dan berbicara tentang Mourinho. Hal itu akan membuatnya lebih termotivasi untuk memberikan segalanya dalam waktu enam bulan terakhir sebelum pemecatan Van Gaal.

"[Bisa membangun] komitmen penuh satu sama lain di tim dan kemudian Jose Mourinho bisa mengambil alih. Mereka pun bisa menabung untuk gaji tahun terakhir saya dengan melakukan itu, tapi setelah kejadian itu saya membuat mereka membayar saya setiap sen," tuturnya.

Sudah sekitar 18 bulan Van Gaal berhenti melatih. Ia pun sempat digoda kembali melatih karena Everton dikabarkan tertarik kepadanya setelah memecat Ronald Koeman. Tapi Van Gaal membantahnya, "Saya belum berbicara [dengan Everton]," cetusnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Van Gaal justru kembali berbicara tentang mantan kesebelasannya dan Mourinho. Pembicaraannya itu soal kritik Van Gaal kepada Mourinho setelah United dikalahkan Manchester City pada akhir pekan lalu di Stadion Old Trafford, Minggu (10/12). Van Gaal mengatakan bahwa ia lebih menyukai permainan City daripada United.

Alasan pertama karena City memiliki skuat yang lebih baik daripada mantan kesebelasan besutanya saat ini. Bahkan Van Gaal menganggap bahwa ia lebih baik ketika menjadi manajer United karena bekerja di bawah tekanan selama dua tahun jabatannya. Hanya saja filosofi permainan sepakbolanya begitu sulit diterima bagi penikmat sepakbola Liga Inggris.

"Kami memainkan sepakbola yang cukup baik. Tapi bukan sepakbola yang diapresiasi di Inggris. Namun saat ini, saat melihat United, saya harus menyimpulkan Mourinho tidak dikritik saat sepakbolanya itu jauh lebih membosankan," kata mantan pelatih yang dibesarkan Ajax Amsterdam ini.

Anggapannya itu timbul karena permainan Man United saat ini sangat bertahan. Sementara Van Gaal menyukai sepakbola menyerang karena terbukti lawannya saat itu sering bertahan menghadapinya. "Mereka (lawan-lawan United) tidak melakukannya (bertahan) karena sekarang Jose Mourinho bermain sangat bertahan," cetusnya.

Van Gaal sendiri mengatakan bahwa ia tidak memiliki masalah dengan Mourinho. Apalagi mereka pernah bekerja sama ketika berada di Barcelona. Saat itu Mourinho menjadi asisten pelatih Van Gaal. Justru Van Gaal mengaku masih kesal kepada Ed Woodward yang dinilai sebagai penyebab utama pemecatannya dalam waktu 24 jam setelah menjuarai Piala FA 2016.

"Saya bekerja dengan dia dan apa yang dilakukan Mourinho (menggantikan posisinya di United) adalah apa yang sering terjadi di sepakbola. Saya memiliki lebih banyak masalah dengan CEO, Ed Woodward. Dia tidak pernah mendiskusikan apapun dengan saya," beber Van Gaal.

Ia memang pria yang berpengalaman di dalam sepakbola. Pengalamannya itu yang membuat Van Gaal tahu ada hukum tertulis maupun tidak tertulis di dalam sepakbola. Memang sebuah kesebelasan harus mempersiapkan masa depan secara gentle, terutama dengan Van Gaal yang pada akhir kariernya berujung lebih manis.

Ketika hal itu tidak bisa terjadi dengan baik dan sulit dimengerti, kecanggungan justru mencuat di antara Van Gaal dengan mantan kesebelasan dan dengan mantan asistennya tersebut.

Komentar