PSG Sudah Setara Klub Elite Sejak Lama

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

PSG Sudah Setara Klub Elite Sejak Lama

Hanya Paris Saint-Germain dan Manchester City yang sejauh ini belum kehilangan satu poin pun dari lima pertandingan fase grup Champions League musim 2017/18. Dengan masing-masing satu pertandingan tersisa, PSG dan City bisa mengakhiri fase grup dengan raihan poin maksimal.

Sepanjang sejarah Champions League, baru enam kali hal seperti itu terjadi. Karena jarang terjadi, maka kesebelasan yang bisa melakukannya terbilang spesial. Hanya kesebelasan-kesebelasan superior yang pernah melakukannya.

Dilihat sekilas, PSG dan City akan menjadi dua anggota baru dalam grup berisi lima klub. Dilihat lebih teliti, ternyata hanya City yang akan menjadi anggota baru di grup elite tersebut karena ternyata PSG pernah berhasil menyapu bersih seluruh laga fase grup dengan kemenangan.

PSG tidak hanya pernah mengakhiri satu fase grup dengan raihan poin sempurna; PSG adalah klub kedua, setelah AC Milan, yang berhasil mengakhiri fase grup dengan enam kemenangan dari enam pertandingan.

Milan melakukannya di musim pertama Champions League, 1992/93. Fase grup saat itu berbeda dengan fase grup saat ini. Hanya ada dua grup: Grup A dan Grup B. Juara masing-masing grup lolos ke final.

Walau demikian, untuk mencapai fase grup, setiap tim harus melewati putaran kedua. Jumlah peserta putaran kedua adalah 16 tim. Masing-masing tim berhadapan dengan satu lawan dan memainkan dua leg pertandingan. Pemenang lolos ke fase grup; tim yang kalah gugur.

Untuk mencapai putaran kedua, 32 tim harus saling mengalahkan di putaran pertama. Seperti putaran kedua, pertandingan dijalankan dalam dua leg. Sebelum putaran pertama, ada putaran pendahuluan yang hanya diikuti oleh delapan tim.

Sederhananya: di musim pertama, para peserta Champions League melewati fase gugur sebelum menjalani fase grup.

Milan memulai perjalanan di putaran pertama. Berhadapan dengan NK Olimpija Ljubljana, Milan melaju ke putaran kedua dengan agregat 7-0. Di putaran kedua, Milan menyingkirkan Slovan Bratislava dengan agregat 5-0. Milan lolos ke fase grup, tergabung bersama IFK Goteborg, FC Porto, dan PSV Eindhoven di Grup B.

Dalam enam pertandingan, Milan enam kali menang. Mereka mencetak sepuluh gol dan hanya satu kali kebobolan. Di final, Milan kalah dari Olympique de Marseille.

Pencapaian Milan di fase grup baru terulang dua musim kemudian. Aturan kejuaraan berbeda dengan musim pertama. Fase grup dimainkan sebelum fase gugur. Jumlah grupnya pun empat, bukan dua. PSG lolos ke fase grup berkat kemenangan agregat 5-1 atas Vac FC-Samsung (sekarang Dunakanyar-Vac FC) di putaran kualifikasi.

Tergabung dengan Bayern Munchen, Spartak Moskva, dan Dynamo Kyiv di Grup B, PSG melaju mulus. Pasukan Luis Fernandez tersebut mencetak 12 gol dan hanya tiga kali kebobolan dalam enam pertandingan.

PSG memulai Grup B dengan kemenangan dua gol tanpa balas atas Bayern. Di pertandingan berikutnya, PSG bertandang ke Spartak dan menang 2-1. Skor serupa mengakhiri lawatan ke Dynamo di matchday ketiga.

Saat menjamu Dynamo di Paris, PSG menang berkat gol tunggal. Begitu pula saat bertandang ke Bayern. Raihan poin sempurna dipastikan dengan kemenangan telak 4-1 saat bertindak sebagai tuan rumah untuk Spartak.

PSG lolos ke fase gugur, mengalahkan FC Barcelona dengan agregat 3-2 di perempatfinal. Perjalanan PSG terhenti di semifinal; Milan menyingkirkan mereka dengan agregat 3-0.

Pencapaian Milan dan PSG kemudian disamai oleh Spartak Moskva di musim 1995/96 (15 gol, 4 kebobolan). Bertahun-tahun berlalu hingga akhirnya kembali ada klub yang mampu mengumpulkan poin sempurna di fase grup: Barcelona di musim 2002/03 (13 gol, 4 kebobolan).

Real Madrid menjadi anggota kelima berkat perjalanan mulus di fase grup musim 2011/12 (19 gol, 2 kebobolan). Pada 2014/15, Madrid mengulang hal yang sama walau dengan jumlah gol yang lebih sedikit (16 gol, 2 kebobolan) dan dengannya menjadi klub pertama yang berhasil melewati dua fase grup dengan raihan poin sempurna. Dalam dua musim tersebut, perjalanan Madrid sama-sama berakhir di semifinal.

Lima klub pernah meraih poin sempurna dari fase grup, dengan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda. Satu klub pernah dua kali melakukannya. Yang belum pernah terjadi adalah: dua tim berhasil mengumpulkan poin sempurna dalam satu musim yang sama. PSG dan City berpeluang mewujudkan hal tersebut nanti malam.

Komentar