Arsenal Kecil di Enam Besar

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Arsenal Kecil di Enam Besar

Kekalahan dari Manchester United adalah sebuah konfirmasi: Arsenal masih belum mampu bersaing dengan klub enam besar.

United adalah klub enam besar terakhir yang harus Arsenal hadapi di putaran pertama musim ini. Pertandingan semalam adalah kesempatan untuk menegaskan bahwa mereka tidak payah; Arsenal malah memperkuat anggapan tersebut.

Termasuk melawan United, Arsenal tiga kali kalah melawan lima klub enam besar. Dalam tiga kekalahan tersebut Arsenal kebobolan sepuluh kali; mencetak gol hanya dua kali.

Klub enam besar pertama yang Arsenal hadapi musim ini adalah Liverpool, pada pekan ketiga (27 Agustus 2017). Pada ujian pertamanya, Arsenal menyerah empat gol tanpa balas.

“Semuanya,” jawab Arsene Wenger, dalam jumpa pers pasca pertandingan, ketika ditanya apa yang salah dengan timnya. “Menurut saya dari menit pertama hingga terakhir kami tidak berada di level yang dibutuhkan untuk pertandingan semacam ini, secara fisik tidak, secara teknik tidak, secara mental pun kami tidak berada di level yang dibutuhkan dan kami merasakan akibatnya dan pada dasarnya begitulah.”

Terjadi tepat setelah kalah 0-1 di kandang Stoke City, kekalahan dari Liverpool mengirim Arsenal turun ke peringkat 16 klasemen sementara. Walau demikian Arsenal merespon dengan cukup baik pada pertandingan berikutnya, melawan AFC Bournemouth di Emirates Stadium – Arsenal menang 3-0, modal yang cukup baik untuk menghadapi pertandingan besar berikutnya, melawat ke kandang juara bertahan.

Memandang Chelsea sebagai juara bertahan sebenarnya hanya berlaku untuk 18 klub Premier League lain. Bagi Arsenal, Chelsea adalah juara bertahan, iya, tapi juga tim yang kami kalahkan di final FA Cup dan Community Shield. Sikap positif inilah yang dipilih oleh Wenger, walau ia sadar bahwa di Stamford Bridge, Arsenal sulit menang.

Rekor tandang Arsenal di Stamford Bridge tidak begiu baik, menurut Wenger, adalah karena “dalam beberapa tahun terakhir Chelsea memiliki tim yang bagus, selalu, dan [karenanya] selalu sulit menang di sana.”

Pertandingan yang digelar di pekan kelima (17 September 2017) itu pun berakhir dengan kedudukan imbang tanpa gol. Arsenal tidak kalah, dan Wenger mensyukurinya. Arsenal mendapat poin tandang pertamanya musim ini.

Entah saat itu Wenger sadar atau tidak, tapi di pertandingan-pertandingan tandang berikutnya pun Arsenal kesulitan meraih poin. Arsenal begitu kuat di Emirates, dengan tujuh kemenangan dalam delapan pertandingan – tak terkalahkan sampai berjumpa United semalam. Dalam tujuh pertandingan tandang, Arsenal empat kali kalah, satu kali bermain imbang, dan hanya dua kali menang.

Salah satu dari empat kekalahan tandang tersebut, selain di bet365 Stadium dan Anfield, juga terjadi di Vicarage Road (Watford 2-1 Arsenal) dan, tentu saja, di Etihad Stadium.

Arsenal bertandang ke Manchester City di pekan kesebelas (5 November 2017). Per saat itu, City sembilan kali menang dan satu kali bermain imbang dalam sepuluh pertandingan pertamanya. Dalam sepuluh pertandingan tersebut City mencetak 35 gol dan hanya kebobolan enam kali. Wenger memilih bermain terbuka.

“Kami tidak akan bersembunyi,” ujarnya dalam jumpa pers pra pertandingan. Juga tak kalah heroik: “Kadang cara bertahan terbaik adalah menyerang.” Kadang. Arsenal kalah 1-3. Lawan berikutnya, di pekan ke-12, adalah Tottenham Hotspur.

Arsenal tidak bernar-benar menyambut derby dari kekalahan di pertandingan sebelumnya karena ada jeda internasional yang memisahkan City dengan Tottenham. Arsenal diuntungkan karenanya. Wenger tampak punya cukup waktu untuk menganalisis semua hal yang salah di City, dan untuk memastikan hal yang sama tidak terjadi saat menjadi tuan rumah untuk Tottenham (18 November 2017).

Hal yang sama tidak terjadi. Arsenal menang meyakinkan, walau hanya dua gol. Bagi Wenger, kemenangan ini adalah jawaban atas kekalahan dari City. “Menurut saya kami bermain dengan tujuan, konsentrasi yang baik, hasrat untuk selalu efisien dan solidaritas yang sangat baik,” ujarnya dalam jumpa pers pasca pertandingan. “Dari menit pertama hingga terakhir kualitas konsentrasi kami begitu tinggi, tidak satu menit pun kami kehilangan fokus.”

Selepas Tottenham, Arsenal menang tandang 1-0 melawan Burnley dan menang kandang lima gol tanpa balas melawan Huddersfield. Kepercayaan diri menjelang United, sewajarnya, tinggi. Namun kepercayaan diri tinggi tidak cukup, dan terbukti tidak cukup, untuk menang melawan United. Atau City. Atau Liverpool. Atau Chelsea. Atau Tottenham di White Hart Lane nanti, barangkali?

Komentar