Liverpool Benar Ketika Mendatangkan Salah

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Liverpool Benar Ketika Mendatangkan Salah

Liverpool memperpanjang performa impresif mereka di Liga Primer Inggris. Menghadapi Southampton dalam lanjutan pertandingan pekan ke-12 yang berlangsung di Anfield, Sabtu (18/11), klub berjulukan The Reds itu mampu meraih kemenangan telak tiga gol tanpa balas. Hasil tersebut menjadi kemenangan ketiga secara beruntun yang diraih Liverpool di kompetisi domestik. Sebelumnya mereka sukses mengandaskan perlawanan Huddersfield (3-0) dan West Ham United (4-1).

Liverpool memang sudah selayaknya meraih tiga poin atas Soton, karena mereka tampil begitu dominan sepanjang pertandingan. Penguasaan bola Liverpool dalam laga tersebut mencapai 61 persen berbanding 39 persen milik tim lawan. Selain itu, total ada 21 tembakan (delapan mengarah ke gawang) yang dilepaskan para penggawa The Reds, sementara The Saints hanya melepaskan total lima tembakan yang tak satupun mengarah ke gawang Simon Mignolet.

Dari impresifnya penampilan Liverpool saat menjamu Soton, ada satu figur yang penampilannya menyita perhatian. Sosok itu adalah Mohamed Salah yang mencetak 2 dari 3 gol Liverpool ke gawang Fraser Foster. Dua gol pemain asal Mesir itu masing-masing diciptakan pada menit 31 dan 41, yang kemudian digenapkan oleh Philippe Coutinho pada menit 68.

Selama 80 menit berada di lapangan (sebelum digantikan James Milner pada menit 80) Salah menjadi pemain yang sangat merepotkan barisan pertahanan The Saints. Pergerakan Salah tidak hanya terpaku di sektor kanan penyerangan, karena beberapa kali juga ia terlihat bergerak melebar ke sisi kiri, bertukar posisi dengan Sadio Mane.

Grafis heatmaps Salah di laga melawan Southampton. Sumber: Who Scored

Catatan statistik penampilan Salah di laga melawan Soton juga terbilang klinis karena ada 5 tembakan yang dilepaskannya dan 7 dribel sukses. Melihat catatan penampilannya, tak berlebihan menyebut Salah sebagai bintang lapangan di laga tersebut. "Apa yang bisa saya katakan? Dia berada di saat yang tepat. Ini bagus untuk kami. Ini adalah gol yang fantastis,” puji Juergen Klopp kepada Salah.

Pembelian yang Sejauh Ini Tak Sia-Sia

Penampilan Salah di laga melawan Soton juga bisa dibilang sebagai ajang pembuktian, bahwa dirinya memang layak untuk dimiliki Liverpool. Salah diboyong dari AS Roma dengan mahar 36,9 juta paun. Kocek yang cukup besar dikeluarkan Liverpool untuk seseorang yang sebelumnya pernah menjadi pemain buangan di Chelsea.

Bahkan salah satu legenda Liverpool, Steve Nicol, pernah beranggapan bahwa mantan klubnya itu hanya membuang-buang uang untuk membeli Salah yang dalam prediksinya hanya akan menjadi pemain cadangan di skuat The Reds. Tapi kalau melihat penampilannya sejauh ini, prediksi Nicol tak terbukti kebenarannya, karena pemain berusia 25 tahun itu selalu tampil sebagai starter dalam 12 penampilan Liverpool di kompetisi domestik.

Sebenarnya sejak tiba di Liverpool, Salah telah menunjukkan progress yang menjanjikan. Di laga pra musim, Klopp selalu menjadikan Salah sebagai pemain utama. Hasilnya sangat memuaskan karena dalam delapan penampilannya di pra musim ia mampu mencetak lima gol. Melihat performa tersebut bisa dibilang kalau Salah bisa cepat beradaptasi dengan pola permainan Liverpool.

"Salah sudah menunjukkan semua kemampuannya sejak kali pertama ia bermain untuk Liverpool. Semua aspek kemampuan mulai dari teknik, kecepatan. dan finishing, berhasil ia tunjukkan. Saya melihat bahwa semua kemampuannya itu bersifat alami, sehingga membuatnya bisa cepat beradaptasi dengan permainan Liverpool," ujar Klopp seperti dilansir dari This is Anfield beberapa waktu lalu.

Potensi yang dimiliki Salah membuat Klopp berani memasangnya sebagai pemain utama, bahkan di pertandingan pertama Liga Primer melawan Watford di Vicarage Road. Salah langsung tebar pesona dengan menandai debutnya melalui sebuah gol.

Sayang gol tersebut gagal membawa Liverpool meraih tiga poin perdananya di kompetisi domestik, karena Watford mampu menahan imbang The Reds 3-3. Setelah itu, Salah pun keranjingan untuk mencetak gol demi gol untuk Liverpool. Tak ayal karena konsisten menjaga ketajamannya, Salah pun hadir sebagai lumbung gol bagi Liverpool. Dalam 12 penampilannya di Liga Primer Salah sudah mengoleksi sembilan gol.

Dari data yang dihimpun hingga Sabtu (18/11) malam, torehan tersebut mengantar Salah menduduki posisi pertama dalam daftar pencetak gol terbanyak sementara Liga Primer Inggris, mengungguli produktivitas dari nama-nama tenar seperti Sergio Aguero, Harry Kane, Alvaro Moratta (yang sama-sama mengoleksi delapan gol), hingga Romelu Lukaku yang baru mencetak tujuh gol.

Andai Salah mampu menjaga ketajamannya itu hingga akhir musim, bukan tidak mungkin ia bisa mempertahankan posisinya di puncak daftar pencetak gol terbanyak Liga Primer hingga kompetisi berakhir. Potensinya cukup terbuka lebar, merujuk pada konsistensi mencetak gol Salah dalam 12 pertandingan di kompetisi domestik. Bahkan dalam dua pertandingan terakhir, menghadapi West Ham dan Soton, mantan pemain Fiorentina itu secara berturut-turut mampu mencetak dua gol.

Sembilan gol yang sudah dikemas Salah dalam 12 penampilannya, membuat ia berhasil melampaui catatan Robbie Fowler yang mampu mencetak 8 gol dalam 12 penampilan di musim perdananya membela Liverpool pada tahun 1993.

Matang di Serie A

Melihat penampilan klinis Salah bersama Liverpool pada musim ini, ia seolah membuat Chelsea dan Jose Mourinho patut menyesal karena telah menyia-nyiakan potensinya. Musim ini bukan kali pertama bagi Salah berkiprah di Liga Primer, pertengahan musim 2013/2014 debut Salah dimulai di sepakbola Inggris setelah Chelsea memboyongnya dari FC Basel.

Namun tidak banyak kesempatan yang didapatkan Salah kala itu. Musim perdananya dilalui dengan torehan 2 gol dalam 10 penampilan. Performa tersebut tak membuat Mou yang kala itu menukangi Chelsea puas dengan performa Salah. Musim 2014/2015, Salah dipinjamkan ke Fiorentina.

Sementara mantan Kapten Liverpool, Steven Gerrard, mengungkapkan bahwa membuang Salah bukan sebuah kesalahan pada saat itu. Ia mengakui bahwa Salah memang tampil jauh dari harapan.

“Saya sering menyaksikan penampilannya ketika ia masih memperkuat Chelsea. Saya melihat dia memang tampil tidak terlalu baik, dia benar-benar tak berkembang," ungkap Gerrard seperti dilansir dari ESPN FC.

Di Fiorentina Salah mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan. Namun itu belum membuat Chelsea terpana, hingga pada musim 2015/2016 AS Roma yang mencium potensi besar yang dimiliki Salah akhirnya berani untuk mengikatnya secara permanen.

Bersama Roma penampilan Salah semakin berkembang. Pada musim 2016/2017, Salah mampu mencetak 13 gol dan 12 asis dari 28 pertandingan Serie A bersama Roma. Torehan tersebut membuatnya menjadi sosok sentral keberhasilan “Serigala Ibu Kota” menjadi runner-up Serie A Italia.

Bisa dibilang saat kali pertama mencicipi sengitnya persaingan di Liga Primer Inggris, Salah tampaknya masih belum siap karena usianya yang masih terbilang muda. Butuh proses baginya untuk bisa berkembang dan keputusan untuk berkarier di Italia sebagai batu loncatan baginya untuk kembali ke Liga Inggris pun terbukti menjadi pilihan yang tepat.

"Tentu saja dia mencapai puncak performa di Roma. Namun ketika Liverpool mendatangkannya, saya tetap berpikir apakah dia benar-benar cocok di Premier League? Sekarang Salah telah mampu menjawabnya,” tukas Gerrard.

Foto: Twitter Liverpool

Komentar