Strategi Jitu Di Francesco Bungkam Inzaghi di Derby Roma

Analisis

by redaksi

Strategi Jitu Di Francesco Bungkam Inzaghi di Derby Roma

Derby Roma yang digelar Minggu (19/11) dini hari WIB berhasil dimenangkan AS Roma. Serigala Ibu Kota berhasil menaklukkan sang rival, SS Lazio, dengan skor tipis 2-1. Pertandingan berjalan sengit, dihiasi enam kartu kuning dan dua gol dari titik putih. AS Roma mendominasi pertandingan, tapi Lazio bukan tanpa perlawanan.

Kedua kesebelasan menggunakan formasi dasar andalan mereka; Roma dengan 4-3-3 sementara Lazio dengan 3-5-1-1. Para pemain terbaik dimainkan, termasuk Radja Nainggolan di kubu Roma dan Ciro Immobile di kubu Lazio yang sempat diragukan tampil karena cedera. Malah keduanya mencetak gol pada laga ini.

Roma Eksploitasi Sayap Kanan Lazio

Secara teori, 4-3-3 vs 3-5-1-1 di lini tengah akan mempertemukan tiga gelandang Roma menghadapi empat gelandang Lazio. Pada kenyataannya pun demikian, terlebih Lazio melakukan pendekatan strategi bertahan dengan garis pertahanan rendah. Meski begitu, Roma tetap menguasai lini tengah pada laga ini.

Roma yang mengandalkan Nainggolan, Kevin Strootman dan Daniele De Rossi di lini tengah tak berlama-lama ketika menguasai bola. Ketiganya dengan cepat mengalirkan bola ke sayap, khususnya sayap kiri yang diisi oleh Diego Perotti dan Aleksandar Kolarov. Kolarov sendiri pada laga ini mencatatkan operan terbanyak dengan 70 operan.

Meski begitu Roma tak serta-merta memanfaatkan Kolarov lewat umpan-umpan silangnya. Roma hanya mencatatkan 13 umpan silang pada laga ini (Lazio 18). Roma tampak hendak mengeksploitasi area sisi kanan Lazio yang diisi seorang diri oleh Adam Marusic sebagai wing-back kanan mereka. Selain tentunya menarik keluar Bastos (bek tengah) dalam skema tiga bek.

Roma justru lebih mengandalkan skill individu pemainnya dalam menembus pertahanan Lazio. Diego Perotti mencatatkan 12 dribble pada laga ini (terbanyak), enam di antaranya berhasil. Setelah dari sayap dekat kotak penalti, bola memang digulirkan ke tengah lewat umpan pendek atau cut inside.

Skema ini terbilang berhasil. Karena gol pertama Roma, tendangan penalti Perotti, merupakan buah dari pelanggaran yang dilakukan pemain Lazio terhadap Kolarov yang melakukan cut inside dari sektor kiri.

Pelatih Roma, Eusebio Di Francesco, seolah telah memprediksi strategi yang hendak diterapkan Lazio. Sebelum penalti terjadi, Lazio begitu agresif dalam melancarkan tekel. Pelanggaran terhadap Kolarov yang berbuah penalti itu merupakan upaya tekel yang ke-22 (Lazio total melakukan 38 tekel pada laga ini, Roma hanya 23).

Selain itu, gol kedua Roma yang diciptakan Nainggolan juga berawal dari serangan sisi kiri. Sebelum melepaskan tendangan dari luar kotak penalti, gelandang asal Belgia tersebut mendapatkan bola dari Perotti yang melakukan cut inside. Sama seperti gol pertama, gol kedua terjadi ketika Roma mengawali serangan dari kanan pertahanan Lazio.

Respons Lazio Sulitkan Roma di Babak Kedua

Meski Roma mendominasi, skor sama kuat 0-0 saat turun minum. Dua gol Roma terjadi pada menit ke-49 dan 53. Lazio, meski tak banyak menguasai bola, tetap mengancam lewat serangan balik. Bahkan pada menit kedua, Lazio sempat mencetak gol lewat Immobile, walau dianulir wasit karena offside.

Pada babak kedua, kebobolan dua gol dalam tempo 10 menit pertama jelas tak disangka oleh pelatih Lazio, Simone Inzaghi. Tapi ia merespons situasi ini dengan jitu. Pertama ia menarik keluar pemain yang mendapatkan kartu kuning, yakni Senad Lulic dan Lucas Leiva. Inzaghi memasukkan Jordan Lukaku dan Luis Nani pada menit ke-58.

Inzaghi mengubah pola dasar 3-5-1-1 menjadi 3-5-2. Meski tampak serupa, namun ada perubahan signifikan dalam pola permainan Lazio. Dalam 3-5-1-1, Lazio menempatkan dua gelandang bertahan, Marco Parolo-Lucas Leiva, untuk menyokong Sergej Milinkovic-Savic dan Luis Alberto. Tapi dengan 3-5-2, hanya Parolo yang punya tugas lebih dalam membantu pertahanan, Sergej, Alberto dan Nani bertugas membantu Immobile di depan.

Perubahan ini membantu para pemain sayap Lazio saat menguasai bola di area penalti Roma. Sebelum perubahan terjadi, saat menguasai bola di sayap, umpan silang adalah satu-satunya opsi menembus pertahanan Roma. Tapi setelah Nani masuk, para pemain Lazio mulai mengepung area pertahanan Roma.

Jordan Lukaku terlihat menonjol pada laga ini. Ia kuat dalam mengusai bola di sisi kiri lapangan. Alessandro Florenzi pun dibuat kewalahan. Karenanya Roma bereaksi dengan menggantikan Florenzi, memasukkan Bruno Peres. Perubahan yang dilakukan Inzaghi memang membuat membuat Roma lebih tertekan dan mulai lebih mengandalkan serangan balik.

Serangan Lazio lantas berbuah hasil ketika umpan silang dari sisi kanan mengenai tangan Kostas Manolas, bek Roma. Penalti diberikan untuk Lazio. Immobile mengeksekusinya dengan baik meski arah tembakannya terbaca kiper Roma, Alisson Becker, namun tendangannya lebih keras dan mampu memperkecil ketinggalan.

Setelah itu Roma tak mau ambil risiko dengan Lazio yang semakin gencar dalam melancarkan serangan. Stephane El-Shaarawy yang tak terlihat kontribusinya pada laga ini digantikan Gerson, terlebih Lazio aktif menyerang lewat sisi kiri. Kemudian Nainggolan digantikan Juan Jesus, sehingga Roma bermain dengan skema 5-4-1.

Di sisa waktu, Roma lebih ingin mempertahankan keunggulan ketimbang menambah gol. Khususnya pada babak tambahan waktu yang mencapai enam menit, para pemain Roma memilih untuk berlama-lama menguasai bola untuk mengulur waktu. Dan itu berhasil, Lazio gagal menyamakan kedudukan. Roma sukses besar meraih tiga poin dan merangsek ke posisi tiga.

Komentar