Pratinjau Roma vs Lazio: Adu Kecepatan di Lini Depan

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pratinjau Roma vs Lazio: Adu Kecepatan di Lini Depan

Sepakbola Italia sedang berduka karena tidak lolos Piala Dunia 2018 pada jeda internasional kemarin. Tapi giornata 13 Serie A 2017/2018 dibuka oleh laga neraka dari ibu kota Italia yang mempertemukan AS Roma dengan SS Lazio.

Pertandingan satu kota itu dianggap situs Football Derbies sebagai laga terpanas kelima di dunia. Laga di Stadion Olimpico nanti, Minggu (19/11) dini hari Waktu Indonesia, dipastikan akan panas di dalam maupun luar lapangan jika melihat klasemen sementara Serie A musim ini.

Roma yang kali ini bertindak sebagai tuan rumah berada di peringkat lima dengan raihan 27 poin. Di atasnya adalah Lazio dengan koleksi 28 angka. Maka pertandingan nanti akan menentukan ketahanan peringkat empat klasemen Serie A sementara. Jika Roma menang, Lazio di peringkat empat tentu akan tergusur.

Sementara jika sebaliknya, upaya Roma untuk masuk ke empat besar semakin menjauh. Selain situasi klasemen, pertandingan di lapangan soal taktik akan menarik karena kedua kesebelasan hampir bisa menurunkan seluruh pemain andalannya. Faktor itu yang membuat pertandingan bertajuk Derby della Capitale ini memiliki modal untuk bermain sengit pada laga nanti.

Baca juga: Derby Athena, Lebih Dari Sekadar Politik Sepakbola Antara Olympiakos dan Panathinaikos.

Perkiraan formasi dan susunan pemain

Eusebio Di Francesco, Pelatih Roma, hanya tidak bisa menurunkan Rick Karsdorp karena cedera ligamen lutut. Tapi absennya Karsdorp tidak terlalu dipusingkan karena saat ini Di Francesco memiliki stok full-back kanan yang mencukupi. Ia masih memiliki Alessandro Florenzi atau Bruno Peres. Kendala lain hanya Radja Nainggolan yang mendapatkan cedera ringan.

Posisi Nainggolan diperkirakan bakal diganti Lorenzo Pellegrini atau Gerson yang mencetak dua gol pada laga sebelumnya melawan Fiorentina. Tapi Nainggolan masih berkemungkinan dimainkan pada laga nanti meskipun sebagai pemain pengganti. Situasi Lazio lebih menguntungkan karena Felipe Anderson dan Mauricio baru pulih dari cedera. Tapi nasib keduanya masih belum memungkinkan untuk diturunkan sejak babak pertama.

Agar Lazio bisa membongkar pertahanan kesebelasan terbaik sementara Serie A

Lazio memiliki lini serang yang berbahaya. Ketajaman serangan mereka membuat Lazio menjadi kesebelasan tertajam ketiga di Serie A 2017/2018 sejauh ini dengan catatan 31 gol. Pencetak gol terbanyak sementara Serie A musim ini pun masih dipegang Ciro Immobile yang merupakan penyerang andalan Lazio.

Total sudah 14 bola diceploskannya ke gawang lawan dalam 11 pertandingan Serie A 2017/2018. Tapi perlu diperhatikan bahwa rivalnya yang akan menjadi lawannya nanti merupakan kesebelasan dengan pertahanan terkuat di Serie A sejauh musim ini. Roma baru kebobolan tujuh gol dari 11 pertandingan meskipun sering terjadi rotasi di lini pertahanan mereka kecuali Aleksandar Kolarov.

Namun pertahanan Roma masih memiliki kelemahan yang bisa dimanfaatkan kelebihan dari serangan Lazio. Kelemahan itu hadir ketika garis pertahanan tinggi Roma yang rentan ketika menerima serangan balik lawan. Dan Lazio merupakan kesebelasan yang berbahaya dalam melancarkan serangan balik.

Lini serang Lazio memiliki kecepatan tinggi, terutama Immobile dan Luis Alberto. Immobile merupakan penyerang lincah yang selalu bergerak luas di sepertiga akhir lawan. Begitu pun dengan Alberto yang sering tiba-tiba berada di dalam kotak penalti meskipun ia bermain lebih dalam dan melebar.

Kecepatan kedua pemain itu tidak perlu membuat panik Marco Parolo dan Sergej-Milinko Savic agar tahu kapan bola bisa dilepaskan ke depan karena Immobile atau Alberto sudah berada di sana. Adanya Parolo dan Sergej membuat Lazio memiliki keseimbangan serangan dari sayap maupun tengah.

Baca juga: Mengenang Parma (lat), Mengingat Tanzi.

Roma harus paksa Lazio bermain di sisi lapangan

Sebetulnya pertahanan Lazio juga tidak kalah kuat dengan Roma. Mereka juga merupakan kesebelasan kelima paling sedikit kebobolan di Serie A sejauh musim ini dengan 12 kali kebobolan. Hal itu tidak lepas dari instruksi pelatihnya, Simone Inzaghi, agar Lazio bisa menyesuaikan gaya bertahan dengan lawannya.

Mereka lebih sabar dalam perebutan bola di depan menghadapi kesebelasan menyerang seperti Roma. Tekanan agresif baru dilakukan ketika bola sudah masuk ke dalam wilayahnya sendiri ditambah dengan memadatkan pemainnya karena formasi dasar 3-4-2-1 bisa berubah menjadi 5-4-1 agar menutup ruang pemain lini tengah lawannya.

Maka Roma harus bermain lebar untuk memaksa para pemain Lazio ke sayap. Hal itu bisa menciptakan celah di dalam maupun depan kotak penalti di pertahanan kesebelasan berjuluk Le Aquila (Si Elang) tersebut. Roma punya aspek untuk memaksa Lazio bermain lebar karena memiliki pemain sayap yang cepat dan didukung dua full-back agresif.

Pemain sayap Roma memiliki kemampuan dengan atau tanpa bola yang baik dengan melakukan tusukan-tusukan ke arah kotak penalti lawan melalui aksi cut inside. Pemain sayap Roma memiliki kebebasan bergerak seperti itu karena urusan umpan silang diserahkan kepada kedua bek sayapnya.

Selain itu, bek Lazio sering kerepotan menghadapi pemain sayap yang cepat dan lincah. Maka dari itu, bek Lazio membutuhkan cover dengan bek sayap mereka untuk menahan sayap lawan. Tapi kekurangannya adalah bek sayap Lazio tidak terlalu bagus melakukan transisi bertahan, terutama di sisi kiri.

Ini yang membuat peran Lucas Leiva sebagai gelandang bertahan Lazio akan sangat penting untuk menjaga keseimbangan bertahan kesebelasannya. Ia harus menjadi pemain yang meng-cover keterlambatan bek sayapnya untuk membantu bertahan kedua bek tengahnya, baik Bastos maupun Stefan Radu.

Prediksi

Memadatkan pemain dan tidak terpancing permainan lebar Roma menjadi modal awal Lazio untuk memukul rivalnya tersebut. Kesabaran memang diperlukan menghadapi Roma yang bermain agresif menyerang secara kolektif. Diperlukan ketenangan untuk mendapatkan celah di pertahanan Roma untuk segera melancarkan serangan balik.

Komentar