Definisi Player Liaisons Officer yang Berkembang di Sepakbola Inggris

Klasik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Definisi Player Liaisons Officer yang Berkembang di Sepakbola Inggris

Carlton Cole buka-bukaan dengan Goal International tentang pengalamannya di Indonesia saat membela Persib Bandung selama setengah musim. Menurutnya, kariernya di Indonesia tak berjalan dengan baik karena adanya hambatan dari manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar.

"Mereka punya pelatih yang melatih seminggu penuh, tapi di sana ada juga manajer bernama Umuh Muchtar yang memesan tiket dan merekrut pemain luar negeri. Kita di Inggris menyebutnya player liaisons atau club reps, tapi di sana [Indonesia] disebutnya manajer. Di Persib, orang ini mendominasi keseluruhan tim," kata Cole pada wawancaranya dengan Nizaar Kinsella dari Goal.

Yang menarik dari pernyataan Cole tentu "serangannya" terhadap Umuh Muchtar. Tapi selain itu, ia juga menyebut Umuh, selain manajer, sebagai player liaison. Istilah ini terdengar asing bagi sepakbola Indonesia, yang tentu menimbulkan tanya mengenai definisi pasti dari peran ini.

***

Setiap pemain asing pasti akan menemukan kesulitan di negara yang baru ia singgahi. Ia pasti akan kebingungan dalam mencari tempat tinggal, mencari kendaraan sehari-sehari, dan kebutuhan-kebutuhan lain di tempat barunya. Dan rasanya tidak mungkin jika sang pemain akan mengurusi hal itu semua sendirian.

Di Inggris, orang yang bertugas memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemain seperti di atas dinamakan Player Liaison Officer atau yang disingkat PLO. Menurut media Inggris, Independent, PLO mulai populer di Inggris pada awal 2000-an. Ketika itu, PLO punya tugas seperti pembantu umum yang memenuhi setiap kebutuhan pemain.

Independent menyebutkan, tugas PLO di awal-awal 2000-an adalah memperbarui paspor pemain, mencari tempat tinggal, mencari tukang kebun (untuk klub), berurusan dengan IT, penerjemah untuk pemain asing, mengurusi administrasi klub sampai kebutuhan pemain untuk membetulkan lampu yang mati di tempat tinggalnya.

Independent juga berbagi cerita ketika Patrice Evra dimintai tanggapannya tentang PLO Manchester United pada 2009, Barry Moorhouse. Evra bercerita tentang Barry yang bisa dimintai tolong apa saja. "Anda bisa meminta Barry melakukan apa saja. Ketika Anda punya masalah dengan mobil, Jacuzzi atau lampu, di sanalah Anda membutuhkannya. Ketika Anda melihat orang seperti ini, ia akan membuat Anda senang dan menang," kata Evra pada 2009.

PLO pun bergeser, dari yang awalnya menjadi orang yang dibutuhkan klub, menjadi orang yang dibutuhkan setiap individu pemain. Jermaine Defoe ketika usianya menginjak 32 tahun, mengumumkan sedang membutuhkan seorang PLO pribadi dengan gaji 50 ribu hingga 60 ribu paun per tahun. Tugasnya, mengatur jadwal sehari-hari, menuliskan kegiatan harian yang sudah dilakukan (diary), bisa membuat iPhone apps untuknya, menyediakan kebutuhan pangan di kulkas hingga menyiram tanaman.

Jonjo Shelvey juga pernah mencari PLO dengan bayaran 65 ribu paun per tahun. PLO yang hendak direkrut pemain yang kini membela Newcastle United ini harus bisa memasak dan harus mengetahui kebutuhan nutrisi dan diet Shelvey. Tidak hanya untuknya, PLO ini pun bertugas membuatkan makanan untuk keluarganya dalam satu minggu penuh.

"Ayam dan brokoli. Itu yang akan saya makan, walau saya juga perlu mencoba makanan lain. Pembantu saya selalu memasak yang lain-lain. Ia kurang bisa memasakkan saya ayam dan brokoli," tutur Shelvey.

Sementara itu, Guardian menjabarkan PLO dengan agak berbeda meski terdapat irisan yang sama. Menurut jurnalis Guardian, Imran Rahman-Jones, para pemain dan klub juga sudah aktif mencari seorang PLO ketika bursa transfer Eropa dibuka. Sama seperti transfer pemain, masih menurut Imran, loyalitas dan kinerja PLO dalam semusim akan berpengaruh pada kehidupan klub dan pemain dalam satu musim.

Imran menyebut PLO bertugas seperti seorang sekretaris, agen travel, dan penyedia hotel. Pada intinya, PLO seperti asisten pribadi bagi pemain. Bahkan seorang PLO yang diwawancarai Imran menyebutkan bahwa seorang PLO mengetahui hal-hal terburuk dari seorang pemain atau sebuah klub.

"Tidak banyak yang saya tidak ketahui dari klub ini," kata Pete Barry, PLO AFC Bournemouth sejak 2000. "Para pemain sangat sopan ketika saya harus menyediakan kebutuhan mereka. Pernah juga suatu ketika seorang pemain sedang terbang untuk bertanding, ia menelpon saya untuk membetulkan pipa air di rumahnya."

Barry juga, dalam tulisan Imran, mengatakan bahwa PLO ini kerap menjadi tempat curhat para pemain asing misalnya ketika mereka rindu kampung halamannya. Barry mengatakan bahwa ia harus selalu siap sedia ketika pemain membutuhkan bantuannya. Oleh karenanya di akhir pekan pun kadang ia masih harus bekerja. Waktu senggang tersedia ketika memasuki jeda internasional.

"Mencari jadwal penerbangan selama 24 jam, itulah yang saya lakukan," lanjut Barry. "Saya punya buku hitam kecil, di situ seluruh kontak ada, untuk kebutuhan para pemain. Karena ketika Anda bekerja di sepakbola, semuanya harus dilakukan sangat cepat. Dari Juli sampai Mei, saya harus terus siap [memenuhi kebutuhan pemain]."

Pada Agustus lalu, Southampton juga tengah mencari PLO klub. Pada job desc yang tertera dalam iklan di situs resmi tersebut, mereka mencari orang yang kompeten dalam kontak-mengontak pihak pengelola liga dan turnamen di segala level, menyambut pemain ketika tiba di bandara, menyediakan logistik, memberikan jadwal latihan pada pemain, memberikan laporan keuangan untuk akomodasi staf dan ofisial tim, serta mencuci baju pemain.

***

Dari penjelasan di atas, player liaison officer sangat merujuk pada pembantu umum. "Liaison" sendiri punya arti lain yaitu "connection" atau relasi/hubungan.

Sementara itu, Cole menganggap Umuh, yang berstatus manajer klub di Persib, bekerja sebagai PLO karena begitu menguasai klub. Segala kebutuhan pemain asing memang akan berkaitan dengan Umuh, yang seringkali menjadi broker dalam setiap perekrutan pemain Persib, khususnya pemain asing.

Perlu diketahui, di Persib, segala fasilitas yang dibutuhkan para pemain asing memang seringkali menjadi tugas Umuh untuk memenuhinya. Itulah kenapa Cole menyebut Umuh punya tugas seperti PLO, karena manajer klub di Inggris tidak melakukan hal-hal yang dilakukan Umuh di Persib.

Komentar