Derby Copenhagen Membuat Liga Denmark Lebih Berkelas

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Derby Copenhagen Membuat Liga Denmark Lebih Berkelas

Denmark merupakan tempat yang nyaman untuk disinggahi. Terutama di Kota Copenhagen yang merupakan kawasan dengan masyarakat multikultural. Kesenian bertebaran di jalanan.

Di sana juga banyak taman-taman indah karena adanya danau, kolam dan rumput dengan potongan yang rapih. Namun harap berhati-hatilah ketika jelang pertandingan dengan persaingan sepakbola terbesar di Skandinavia. Pertandingan itu mempertemukan antara FC Copenhagen melawan Brondby IF yang bernama The Copenhagen Derby atau biasa disebut The New Firm.

Nama itu muncul karena pertandingan satu kota itu melibatkan dua klub yang sama-sama berasal dari proses gabungan atau merger. Awalnya adalah Brondby yang merupakan gabungan dua klub lokal yaitu Bronbyoster dan Bronbyvester dan resmi berdiri pada 1964.

Kemudian Brondby menjadi kekuatan utama sepakbola Denmark pada 1980-an dan 1990-an. Prestasi terbaiknya di kompetisi Eropa yaitu mencapai semifinal Piala UEFA 1991 dan mencapai fase grup Liga Champions 1998/1999. Sementara pada Danish Football Championship, Brondby terakhir kali meraih gelar itu pada 2005 silam.

Setelah itu, Brondby terus mendapatkan hasil buruk dan melalui musim yang krisis. Penggabungan antara dua klub juga menjadi cikal bakal Copenhagen. Dua klub itu adalah KB dan B1903 yang bergabung dan resmi menjadi Copenhagen pada 1992. Copenhagen pun langsung sukses karena menjuarai Danish Football Championship satu tahun setelah resmi berdiri.

Kesebelasan itu pun menjadi kekuatan dominan sepakbola Denmark dalam 10 sampai 15 tahun terakhir. Di Eropa, Copenhagen sempat lolos ke babak 16 besar Liga Champions 2010/2011 melawan Chelsea. Sementara terakhir kali menjuarai Danish Football Championship diraih pada musim lalu.

Bahkan raihan gelar juara Copenhagen lebih banyak daripada Brondby. Total, Copenhagen sudah meraih 12 gelar Danish Football Championship. Unggul dua gelar dari saudara tuanya tersebut. Kendati kalah jumlah gelar juara, para pendukung Brondby selalu merasa bahwa klub mereka adalah klub sepakbola paling sejati.

Sementara Copenhagen hanya dianggap sebagai klub baru yang dibangun oleh perusahaan untuk menghasilkan uang. Memang secara tradisional, Brondby berbasis di area kelas pekerja. Namun pendukung Copenhagen menganggap bahwa mereka adalah klub yang sesungguhnya mewakili kota karena kesuksesan dalam beberapa tahun terakhir.

Memang kedua kesebelasan itu memiliki pendukung yang besar di Denmark. Masing-masing kubu sering memberikan suasana yang meriah di setiap pertandingan kandangnya, terutama saat derby. Di Stadion Telia Parken, Di B-Stand Section 12 adalah tempat pada pendukung garis keras Copenhagen berada.

Ada beberapa kelompok menempati di sana, tapi Urban Crew yang paling dominan sekaligus ultras terbesar dan berdiri sejak 2003. Sementara di Tribun Selatan Stadion Brondby yang disebut Sydsen adalah rumah bagi pendukung garis kerasnya. Hal yang membuat tribun ini paling terkenal di Denmark karena dukungan vokal maupun visual yang diciptakan para suporternya.

Kelompok ultras utama di tribun itu adalah Alpha Brondby yang didirikan sejak 2006. Persaingan antara kedua pendukung itu sangat intens dan ketat selama bertahun-tahun. Meskipun Copenhagen merupakan klub lebih muda, tapi pendukung Brondby melanjutkan persaingan lamanya dengan B1903.

Apalagi setelah Copenhagen semakin dominan di Liga Denmark, hasrat kebencian pendukung Brondby pun lebih besar lagi. Ketegangan antara mereka selalu meningkat sekitar satu minggu sebelum derby dimulai. Peperangan antar suporter itu lebih sering tumpah sebelum pertandingan.

Jarang ada yang berani memakai warna kesebelasannya di luar pertandingan The New Firm. Berbeda dengan saat pertandingan karena banyaknya jumlah polisi di sana. Alhasil warna mencolok lebih terjadi saat pertandingan. Saat itu selalu menjadi pertempuran kreativitas dan penuh warna antara kedua pendukungnya.

Ribuan suporter mengibarkan bendera raksasa diwarnai bom asap dan suar yang menyala sehingga memperlihatkan suasana begitu mempesona. Lihat saja pada pertandingan The New Firm yang digelar barusan di Stadion Telia Parken, Minggu (5/11).

Hal itu menciptakan suasana menakjubkan di seputar pertandingan karena koreografi terorganisir dengan baik. Meskipun beberapa orang hanya melihat pemain kelas tiga atau empat di Eropa, tapi pertarungan tetap sengit. Situasi The New Firm selalu seperti itu dan begitu hebat ketika melihat hubungan yang sesungguhnya antara pendukung dan pemainnya.

Seperti yang pernah dituliskan Paul Drury-Bradey kepada media Outside Write mengenai kesaksiannya menyaksikan The New Firm. Setelah pertandingan, selalu ada perayaan bagi yang mendapatkan kemenangan. Para pemain menyatu di depan gawang bersama para pendukungnya.

Pada saat itu pun akan lebih banyak suar yang menyala, nyanyian dan adegan kegembiraan atas raihan kemenangan. Perayaan masih belum berakhir ketika keluar dari stadion. Para pendukungnya akan berlarian menuju taman di sekitaran sana. Di sana menjadi tempat perayaan mereka dengan nyala kembang api di langit yang luas.

Momen-momen seperti itu mungkin hanya bisa dilihat di beberapa pertandingan liga amatir dan tidak akan ada di kompetisi sebesar Primer Inggris. Pertandingan The New Firm adalah derby dengan kombinasi antara sejarah, tradisi dan modernitas dari lapangan sepakbola.

Liga Denmark bukan salah satu kompetisi meriah, tapi pertandingan itu selalu menyuguhkan pertunjukan menarik. Bagi yang menyaksikannya akan terkesan dengan atmosfer, kebisingan dan hubungan antara pendukung dengan kesebelasannya.

Komentar