Gelar Terbaik FIFA: Ronaldo & Zidane Unggul Telak, Buffon Kalah Tipis dari Neymar

Berita

by redaksi

Gelar Terbaik FIFA: Ronaldo & Zidane Unggul Telak, Buffon Kalah Tipis dari Neymar

Cristiano Ronaldo terpilih kembali menjadi Pesepakbola Terbaik FIFA atau FIFA Player of the Year (POTY) edisi 2017 ini untuk kategori pria. Kapten timnas Portugal tersebut sebelumnya meraih penghargaan yang sama pada edisi 2016. Sejak 2016, FIFA memang memisahkan diri dengan Ballon d`Or untuk memberikan penghargaan pada gelar terbaik di berbagai kategori.

Ronaldo pun kembali mengungguli Lionel Messi untuk meraih gelar pemain terbaik ini. Bahkan untuk 2017, bintang Real Madrid tersebut unggul telak dari Messi. Jika tahun lalu Ronaldo meraih 34,54% suara sementara Messi meraih 26,42% suara, tahun ini Ronaldo mendapatkan 43,16% suara, Messi hanya 19,25% saja.

Sebenarnya tak mengherankan mayoritas pemegang hak suara kali ini lebih "berpihak" pada Ronaldo. Pada musim 2016/2017, Ronaldo berhasil menjuarai Liga Champions dan La Liga. Ia juga menjadi top skorer Liga Champions musim lalu dengan 12 gol, unggul satu gol dari Messi. Ditambah lagi Real Madrid juga berhasil ia bawa juara Piala Super Eropa dan Piala Super Spanyol. Timnas Portugal yang ia kapteni pun lolos langsung ke Piala Dunia.

Sementara itu, ketika Ronaldo bergelimang trofi, Messi menjalani musim yang kurang menyenangkan. Selain hanya mampu juara Copa del Rey, timnas Argentina juga nyaris tak lolos ke Piala Dunia, beruntung trigolnya di laga melawan Ekuador mengantarkan Argentina ke Rusia tahun depan. Tapi catatan itu, termasuk gol demi gol yang ia cetak di La Liga, belum cukup untuk menarik hati para pemegang hak suara.

Beralih ke posisi tiga, jika pada 2016 pemain yang menempati posisi terbaik ketiga adalah penyerang asal Prancis, Antoine Griezmann, kali ini penyerang asal Brasil, Neymar-lah yang menempati posisi ketiga. Pemain termahal dunia yang kini menjadi milik Paris Saint-Germain (PSG) tersebut menorehkan 6,97% suara.

Posisi Neymar itu hanya berselisih sedikit dengan peringkat empat, Gianluigi Buffon. Kapten timnas Italia yang membawa Juventus juara Serie A musim lalu dan melangkah ke final Liga Champions tersebut mengumpulkan 6,82% suara atau terpaut 0,15% suara dari Neymar. Buffon sendiri unggul cukup jauh dari posisi kelima, Sergio Ramos, yang meraih 3,34% suara. Meski begitu, mantan kiper Parma ini meraih gelar kiper terbaik 2017.

Dari pelatih, Zinedine Zidane yang melanjutkan kerja luar biasanya bersama Real Madrid terpilih menjadi pelatih terbaik 2017. Legenda Prancis ini unggul jauh dari pesaing terdekatnya, Antonio Conte dan Massimilliano Allegri. Zidane meraih 46,22% suara, sementara Conte 11,62% dan Allegri 8,78%.

Dari sepakbola perempuan, penggawa timnas Belanda, Lieke Mertens, berhasil mengungguli Carli Lloyd dari AS dan Deyna Castellanos dari Venezuela untuk merebut gelar pemain terbaik. Sedangkan Sarina Wiegman yang menukangi timnas Belanda berhasil menjadi pelatih terbaik, mengalahkan Nils Nielsen dan Gerard Precheur. Timnas perempuan Belanda memang tampil impresif pada 2017 ini, dibuktikan dengan menjuarai Piala Eropa Perempuan yang digelar Juli-Agustus lalu.

Prestasi sepanjang musim memang menjadi kriteria para pemegang hak suara dalam memilih siapa yang layak menjadi pemain terbaik. Para pemegang hak suara sendiri merupakan kapten timnas, pelatih timnas, dan media. Penggemar sepakbola pun turut mem-voting lewat situs resmi FIFA meski suara yang masuk tersebut nantinya dikonversi menjadi 15% suara saja untuk digabungkan dengan voting dari para pelaku sepakbola.

Dari berbagai macam latar belakang pemegang hak suara ini, maka sebenarnya tak perlu diperdebatkan lagi siapa yang layak meraih gelar terbaik ketika pemegang hak suara mayoritas sudah menunjukkan satu nama untuk menjadi yang terbaik. Karena jumlah suara yang mengedepankan subjektivitas atau kedekatan dengan para kandidat terbilang sedikit.

Maka dari itu, meski Messi (kapten Argentina) lebih memilih Luis Suarez, Andres Iniesta dan Neymar secara berurutan untuk calon pemain terbaik karena ketiganya merupakan rekan dekat Messi di Barcelona, atau Ronaldo (kapten Portugal) yang memilih Toni Kroos, Sergio Ramos dan Marcelo sebagai sesama pemain Real Madrid, atau Manuel Neuer (kapten Jerman) yang lebih memilih Toni Kroos, Robert Lewandowski dan Arturo Vidal, pemegang hak suara lain memilih berdasarkan objektivitas.

Bahkan tak sedikit juga pemegang hak suara yang mengesampingkan kedekatan mereka dengan para kandidat dalam memilih. Gianluigi Buffon (kapten Italia) memilih Ronaldo di urutan pertama (lima poin) ketimbang Paulo Dybala, rekannya di Juventus, yang ia tempatkan di urutan kedua (tiga poin). Tiga pelatih asal Italia, Giempero Ventura (timnas Italia), Christian Panucci (Albania) dan Marcelo Lippi (timnas Tiongkok) kompak memberikan lima poin pada Ronaldo ketimbang pada kapten timnas Italia, Buffon. Dan masih banyak lagi contoh lain yang menunjukkan bahwa para pemegang hak suara cukup objektif dalam memilih.

Suara Indonesia sendiri diwakili oleh pelatih dan kapten timnas, Luis Milla dan Boaz Solossa. Untuk pemain terbaik, Milla memberikan lima poin untuk Messi, tiga poin untuk Neymar dan satu poin untuk Iniesta. Sementara Boaz memberikan lima poinnya untuk Ronaldo, tiga poin untuk Neymar dan satu poin untuk Ramos. Untuk pelatih terbaik, Milla memilih Pep Guardiola, Luis Enrique dan Diego Simeone secara berurutan sementara Boaz memilih Zidane, Jose Mourinho dan Conte.

Untuk melihat pilihan para pelatih dan kapten timnas negara lain, selengkapnya bisa dilihat di tautan ini.

Komentar