Kegagalan Michy Batshuayi Lebih Fatal Daripada Ejekannya Kepada Diego Costa

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kegagalan Michy Batshuayi Lebih Fatal Daripada Ejekannya Kepada Diego Costa

Di antara kejujuran hati kecil, Michy Batshuayi bisa dibilang menjadi pemain yang paling bahagia ketika Chelsea memutuskan untuk melepas Diego Costa. Kala itu Chelsea lebih memilih mempertahankan Batshuayi walau ia adalah pelapis Diego Costa selama Liga Primer Inggris 2016/2017.

Keputusan melepaskan satu penyerang karena Chelsea mendatangkan Alvaro Morata pada bursa transfer musim panas lalu. Tempat yang masih disediakan untuknya pun dijadikan rasa terima kasih Batshuayi sehingga bertekad untuk bertahan di Chelsea dan tidak akan pindah saat bursa transfer Januari 2018. Eden Hazard pun sempat mengira bahwa rekan senegaranya dari Belgia itu akan tersingkir atas kedatangan Morata.

"Ketika dia (Hazard) bilang itu, Dia pikir ada striker ketiga akan datang. Tapi pada akhirnya, di sini hanya ada dua striker untuk satu posisi. Saya ingin sukses bersama klub ini dan hubungan saya dengan Alvaro (Morata) sangat baik," ungkap Batshuayi seperti dikutip dari ESPN FC.

Batshuayi semakin merasa di atas angin setelah mencetak gol penentu kemenangan Chelsea ketika bertandang ke Atletico Madrid pada pertandingan Grup C Liga Champions 2017/2018. Apalagi gol itu dicetak di saat Diego Costa pun menonton langsung dari tribun Stadion Wanda Metropolitano.

Bahkan Batshuayi menjadikan Diego Costa sebagai bahan candaannya yang melalui foto yang diunggah di akun Twitter miliknya. Selanjutnya, Batshuayi dipersiapkan Antonio Conte, Manajer Chelsea, sebagai penyerang utama saat bertandang ke Crystal Palace di Stadion Sellhurst Park, Sabtu (14/10).

Batshuayi dipercaya Conte karena ia adalah satu-satunya penyerang murni yang tersisa di Chelsea setelah cederanya Morata. Cedera itu didapatkan ketika pertandingan baru berjalan 35 menit menjamu Manchester City di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (30/9). Tapi pada waktu itu Conte justru menggantikan Morata oleh Willian yang posisi aslinya bukanlah penyerang.

Sementara Batshuayi yang merupakan penyerang murni justru baru diturunkan pada menit 72, "Jadi saya telah mengejutukan orang lain karena Willian yang dimasukan ke posisi itu (penyerang). Yang saya pikir adalah Bathsuayi belum punya pengalaman di pertandingan besar dibanding yang dimiliki Willian," ungkap Conte seperti dikutip dari Express.

Tapi menghadapi Palace bukanlah pertandingan besar sehingga Batshuayi berkemungkinan besar dimainkan sejak babak pertama. Apalagi ia baru saja membawa oleh-oleh ketika membela Belgia dengan mencetak gol ke gawang Bosnia & Herzegovina. Alasan Palace bisa dijadikan ajang pembuktian Batshuayi karena kesebelasan itu sudah kebobolan 17 gol dari tujuh pekan Liga Primer Inggris musim ini.

Jika Bathuayi bisa mencetak gol dan mengalahkan Palace, bukan tidak mungkin ia mendapatkan waktu lebih banyak menjadi penyerang utama karena cedera Morata diperkirakan memakan waktu satu bulan. Apalagi jika mengingat kesempatan Batshuayi dimainkan sejak menit pertama di Liga Primer Inggris, justru lebih parah daripada musim lalu.

Ia cuma diturunkan satu kali sejak menit awal ketika menghadapi Watford dan berhasil mencetak gol. Empat pertandingan lainnya dilakoni mantan pemain Olumpique Marseille itu dari bangku cadangan. Total, Batshuayi mencetak lima gol dari seluruh pertandingannya. Tapi pada musim ini ia masih belum mencetak gol untuk Chelsea di Liga Primer Inggris dan baru satu kali dimainkan sejak menit awal (sebelum melawan Palace).

Golnya justru disarangkan ketika berlaga di dua pertandingan Liga Champions. Masing-masing ketika menghadapi Atletico dan Qarabag. Sementara Conte mengingatkan jika Batshuayi bisa saja tetap tersingkir walau kesempatan menjadi penyerang utama terbuka lebar selama Morata cedera.

"Jangan lupa juga di penyerang, saya bisa memanfaatkan Hazard. Musim lalu, kami memainkan dua pertandingan dengan Hazard sebagai nomor 9, disamping Willian dan Pedro. Nika saya melihat permainan seperti itu adalah solusi, saya siap melakukannya lagi. Tapi Michy pantas memiliki kesempatan untuk menunjukan bahwa dia bisa bermain," Kata Conte seperti dikutip dari Goal Internasional.

Batshuayi pun menegaskan bahwa ia sanggup menjawab keraguan Conte tentang dirinya, "Saya telah berkembang di dalam taktiknya, tapi saya tidak memperhitungkan itu semua. Saya telah berevolusi sama seperti anggota tim yang lainnya. Dan dengan motivasi, saya juga lebih kuat," tegas penyerang 24 tahun tersebut.

Tapi nyatanya, Batshuayi justru tidak mampu menjawab keraguan Conte di dalam kesempatan yang besar pada pertandingan kemarin. Batshuayi tidak bisa leluasa karena dijaga ketat Mamadou Sakho, bek tengah Palace. Kemudian ia diganti Pedro Rodriguez pada menit 57`. Mimik wajah penyerang bernomor punggung 23 itu pun terlihat geram ketika sampai di bangku cadangan.

Selama 57 menit, Batshuayi tidak satu pun melepaskan tembakan dan kesebelasannya pun justru kalah 2-1 dari Palace. Padahal Conte sudah percaya kepada Batshuayi menjadi penyerang utama karena dianggap mengalami peningkatan. Tapi buktinya ia gagal membuktikan ia lebih hebat daripada Diego Costa sekaligus menjawab keraguan Conte kepadanya.

Komentar