Pencaloan Tiket: Menguntungkan Mafia, Merugikan Agnelli

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pencaloan Tiket: Menguntungkan Mafia, Merugikan Agnelli

Juventus merupakan kesebelasan yang sulit ditandingi klub-klub lain di Serie A. Baik AC Milan, AS Roma, Internazionale Milan, dan Napoli, secara bergantian gagal menghentikan dominasi Juventus. Sempat terpuruk karena kasus calciopoli (pengaturan skor), klub itu bangkit dan menjalani periode luar biasa sejak 2011 sampai sekarang.

Buktinya, enam gelar scudetto beruntun dan dua kali menjadi runner-up Liga Champions adalah pencapaian sejak bangkit dari kasus calciopoli. Pada musim 2015/2016, Juventus sempat terpuruk saat awal musim sehingga terlempar ke peringkat 10 klasemen sementara. Tapi kesebelasan berjuluk La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) itu pada akhirnya mampu mengakhiri musim dengan gelar scudetto (juara).

Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, menganggap bahwa Juventus tidak akan goyang kecuali jika Andrea Agnelli mundur sebagai presiden kesebelasan rivalnya tersebut. Hal itu karena Agnelli adalah aktor besar yang menyukseskan Juventus sejak menjabat presiden sejak 2012. Terobosan-terobosan Agnelli mampu membuat klubnya itu membangun stadion baru, merekrut banyak sponsor, metode transfer berkualitas, perubahan logo klub, sehingga semua faktor-faktor itu mampu membuat keuangan klubnya tetap stabil.

Memang, tekad Agnelli untuk memenangkan segalanya bersama Juventus begitu kuat. Tapi entah bagaimana ceritanya jika Agnelli meninggalkan Juventus. Cerita itu mungkin bisa dimulai dalam waktu dekat ini karena ia dipastikan meninggalkan Juventus untuk sementara. Kepastian itu karena baru saja dihukum Federasi Sepakbola Italia (FIGC) tidak boleh beraktivitas di seluruh kegiatan sepakbola di negara itu selama satu tahun.

FIGC juga menghukum Juventus untuk menggelar dua pertandingan kandang tanpa penonton di Allianz Stadium (Juventus Stadium) ditambah denda 300 ribu euro. Satu hukuman lagi adalah menggelar satu pertandingan lain yang harus mengosongkan tribun selatan (Curva sud) yang biasa ditempati Ultras Juventus. Para pendukung Juventus itulah yang menjadi salah satu faktor penguat hukuman Agnelli.

Setelah melakukan penyelidikan selama satu tahun, Agnelli disanksi karena berhubungan dengan Rocco Dominello. Ia adalah pemimpin salah satu kelompok yang tergabung dengan Ultras Juventus. Dominello bukanlah orang sembarangan, ia merupakan salah satu anggota mafia bernama Calabrian Ndrangheta. Ia pernah dipenjara selama hampir delapan tahun karena melakukan scalping atau keuntungan kecil secara beruntun untuk Ndragheta melalui penjualan tiket pertandingan musiman Juventus. Saat pengadilan berlangsung, dikabarkan Agnelli memang mengakui sempat bertemu dengan Dominello.

Tapi Agnelli mengelak bahwa ada perencanaan aktivitas penjualan tiket ilegal dalam perjumpaan itu. Ia mengundang Dominello karena memang pada waktu itu sedang ada perayaan kesuksesan Juventus yang juga dihadiri beberapa perwakilan kelompok pendukung Juventus lainnya. Nah, dari kehadiran Dominello itulah diduga bahwa Agnelli mengawali scalping tiket dengannya. Caranya yaitu dengan memberikan jatah tiket kepada Dominello yang kemudian dijual dengan harga lebih mahal.

Penjualan Dominello itu sama seperti calo pada umumnya. Tapi ia memberikan keuntungannnya untuk pendanaan Ndrangheta. Sebelumnya, Agnelli dengan Dominello diketahui melakukan pertemuan beberapa kali. Ketika diduga demikian, Agnelli dikabarkan menolak tuduhan tersebut dan bahkan ia sendiri mengaku tak tahu tentang latar belakang Dominello.

Tapi akhirnya Agnelli tetap dinyatakan bersalah karena membantu ultras yang menjual tiket demi keuntungan pasar gelap dan menguntungkan kelompok mafia ilegal. Selain Agnelli, hukuman satu tahun larangan beraktivitas di sepakbola Italia juga diterima Stefano Merulla selaku Direktur Tiket Juventus. Begitu pun dengan Francesco Calvo sebagai Direktur Pemasaran klub tersebut.

Waktu pencekalan lebih berat justru diterima Alessandro D`Angelo yang merupakan Direktur Keamanan Juventus. Ia dilarang beraktivitas di seluruh kegiatan sepakbola selama 1 tahun tiga bulan. Masing-masing dari empat pejabat Juventus itu pun didenda 20 ribu euro. Hukuman itu mengacu kepada pasal pelanggaran integritas olahraga dan hubungan gelap dengan kelompok pendukungnya di sepakbola Italia.

Dakwaan-dakwaan untuk Agnelli, para staffnya dan Juventus sudah dianggap ringan bagi Giuseppe Pecoraro selaku Jaksa Pengadilan Nasional FIGC. Bahkan pada awalnya ia menuntut bahwa Agnelli tidak diperbolehkan aktif di seluruh kegiatan sepakbola selama 2 setengah tahun. Tapi pada akhirnya vonis untuk Angelli lebih ringan satu setengah tahun dari yang diajukan Pecoraro. Sementara Dominello terancam dijatuhi hukuman larangan ke stadion selama 15 tahun demi menjaga ketertiban. Selain itu, ia juga terancam dipenjara selama 12 tahun.

"Saya puas karena kami berhasil membuktikan kesalahan setiap orang. Tapi faktanya sangat serius, sehingga saya pikir mereka seharusnya dihukum lebih berat. Hakim di pengadilan lain akan lebih berat, dengan mempertimbangkan bahwa sumber daya yang berasal dari tiket itu masuk ke dalam keuntungan sebuah organisasi kriminal dan itu sangatlah serius," tegas Pecoraro.

Tapi tetap saja pernyataan pengadilan mengecewakan Agnelli dan Juventus walau dakwaan telah direvisi. Mereka pun akan mengajukan banding karena merasa tidak bersalah. Apalagi ia baru saja terpilih sebagai ketua asosiasi klub Eropa ECO menggantikan CEO Bayern Munich, yaitu Karl-Heinz Rummenigge.

Walau resmi dihukum, Agnelli masih tetap berstatus presiden Juventus. Di sisi lain, hukuman bisa meluas ke ranah Komite Eksekutif UEFA jika FIGC membuat atau menemukan rekomendasi dakwaan baru untuk Agnelli. Permohonan banding pun sudah ditulis secara resmi oleh Juventus itu sendiri. Mereka yakin bahwa argumen Agnelli cukup meyakinkan bahwa ia tidak menjalin hubungan ilegal apapun dengan mafia.

"Meskipun hal itu menimbulkan larangan berat kepada presiden dan orang-orang lain yang terlibat, kami telah melakukan evaluasi ekstensif terhadap materi pembuktian (di halaman 11). Yaitu mengesampingkan dugaan hubungan dengan perwakilan organisasi kejahatan yang terorganisir," tulis pernyataan resmi Juventus seperti dikutip dari NY Daily News.

Sumber lain: BBC, ESPN FC, NY Daily News

Komentar