Haruskah AC Milan Khawatir?

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Haruskah AC Milan Khawatir?

Kondisi AC Milan sedang limbung. Dua kekalahan dari enam laga yang sudah mereka lakoni membuat manajemen AC Milan berang. Tapi, sebenarnya manajemen Milan tidak perlu khawatir berlebihan seperti itu. Masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya.

Usai kekalahan atas Sampdoria pada giornata ke-6, Sabtu (24/9/2017) kemarin, CEO Milan, Marco Fassone mencak-mencak. Dengan segala hal yang sudah mereka lakukan dalam bursa transfer musim panas 2017 kemarin, ia merasa bahwa kekalahan Milan atas Sampdoria adalah sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Ia bahkan merasa terkejut Milan kalah dari Sampdoria.

"Kepercayaan diri tidak datang dari satu hari ke hari berikutnya, tapi dari hasil demi hasil yang diraih di tiap pertandingan. Seharusnya sudah ada kepercayaan diri sejauh ini, tapi kami tak melihatnya di lapangan. Saya harap itu akan muncul segera," ucap Fassone seperti disitat dari Soccerway.

"Saya tak tahu apakah ini soal menghadapi sebuah tim yang bagus. Saya tak merasa Sampdoria ada di level kami. Tapi Giampaolo (pelatih Sampdoria) sudah bekerja dengan sangat baik. Saya ucapkan selamat untuknya, tapi Milan lebih kuat dari Sampdoria dan seharusnya para pemain perlu menghadapi laga dengan cara berbeda," tambahnya.

Memang jika melihat pergerakan Milan di bursa transfer musim panas 2017 yang begitu aktif, rasa-rasanya tidak pantas juga Milan tercecer di peringkat keenam sementara klasemen Serie-A musim 2017/2018 ini (mereka bahkan kalah dari Inter Milan yang duduk di peringkat ketiga). Milan seharusnya bisa berada di peringkat yang lebih baik lagi, mengingat kekuatan skuat mereka sudah jauh lebih mumpuni daripada musim 2016/2017 lalu.

Tapi apakah Milan perlu merasa khawatir untuk sekarang? Seharusnya Milan tidak perlu khawatir amat, karena masih banyak hal yang bisa dilakukan oleh AC Milan di musim kompetisi 2017/2018 ini.

Kekuatan skuat mumpuni yang masih bisa diutak-atik

Pada bursa transfer musim panas 2017, Milan mendatangkan cukup banyak nama baru ke dalam skuat mereka. Ada Mateo Musacchio, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, Ricardo Rodriguez, Franck Kessie, Nikola Kalinic, Lucas Biglia, Andrea Conti, serta Leonardo Bonucci. Nama-nama baru tersebut saling berpadu dengan nama-nama lama macam Alessio Romagnoli, Riccardo Montolivo, Gianluigi Donnarumma, serta Giacomo Bonaventura.

Dengan banyaknya nama-nama baru (juga berkualitas) di dalam skuat baru Milan kali ini, sebenarnya masih banyak waktu yang dimiliki oleh Vincenzo Montella, pelatih Milan, untuk mengutak-atik susunan pemain berdasarkan skema yang ia inginkan. Baik itu bermain dengan skema empat bek atau tiga bek, sekarang Rossoneri punya potensi besar untuk melakukannya.

Di lini belakang, mereka punya distributor bola andal bernama Bonucci. Di tengah, ada petarung muda nan gigih dari Pantai Gading bernama Franck Kessie, serta eksekutor bola mati andal bernama Hakan Calhanoglu. Di sisi penyerangan, ada nama Andre Silva dan Fabio Borini yang siap untuk membuat lini depan AC Milan menjadi lebih menggigit.

Utak-atik skuat, secara skema dan taktik, masih bisa dilakukan oleh Montella. Baik itu menggunakan formasi dasar 4-3-3 ataupun 3-5-2, baik itu menggunakan satu penyerang maupun dua penyerang, masih banyak opsi yang bisa digunakan oleh Montella. Kekalahan, termasuk kekalahan atas Lazio dan Sampdoria, bisa menjadi media bagi Montella untuk mengoreksi kekurangan di dalam timnya.

Skuat Milan yang masih bisa diutak-atik oleh Montella untuk musim kompetisi musim 2017/2018

Baca Juga: Milan Mencoba Memutus Dominasi Juventus di Serie A (dengan Uang)

Montella yang masih butuh waktu untuk membentuk kohesi dalam skuat

Mungkin ini terdengar klise, tapi ini adalah fakta. Musim kompetisi 2017/2018 masih panjang. Waktu untuk mengevaluasi masih banyak. Vincenzo Montella, bersama dengan manajemen Milan bisa mengevaluasi kesalahan demi kesalahan yang terjadi di sebuah pertandingan, agar kesalahan yang sama tidak terjadi di pertandingan selanjutnya.

Sembari mengoreksi kesalahan demi kesalahan, ada satu hal lain yang bisa dilakukan oleh Montella, yaitu dengan segera membentuk kohesi di dalam skuat yang ia pimpin. Setelah kekalahan 4-1 atas Lazio, pelatih yang juga pernah menangani Fiorentina ini berujar bahwa para pemain yang ada di dalam timnya belum menyatu seluruhnya. Mereka masih baik secara individu, tapi belum baik sebagai sebuah tim.

"Memang benar bahwa saat ini Lazio lebih padu sebagai tim, karena mereka belum berubah seperti yang kami lakukan musim panas ini. Pelajaran yang dapat kami ambil dari pertandingan hari ini adalah kami belum sempurna. Dalam sepakbola Italia, Anda tidak bisa lepas dengan apapun," ujar Montella.

"Kekalahan yang sangat buruk dan ada begitu banyak elemen negatif yang saling terkait. Sebuah insiden [penalti], di level psikologis, mengubah permainan dan mereka perlahan mengambil kendali. Lazio melakukannya dengan sangat baik dan mereka bersih dalam penyelesaian akhir. Kami tidak punya kekuatan mental untuk melawan, karena semua ingin mengubah permainannya sendiri, tidak bekerja sebagai tim," tambahnya.

Baca Juga: Montella: Semua Pemain Milan Tidak Bekerja Sebagai Tim

Untuk membentuk kohesi tersebut, Montella butuh waktu yang tidak sebentar. Apalagi Milan sekarang berisikan pemain-pemain anyar dan baru bermain sebagai satu tim. Kecuali jika Marco Fassone memiliki sifat tidak sabaran seperti halnya mantan presiden Palermo, Mauricio Zamparini, ada kemungkinan Montella akan didepak karena hasil buruk ini.

Setidaknya, Montella masih punya waktu untuk membuktikan diri, seperti halnya yang dilakukan Gian Piero Gasperini pada musim 2016/2017 silam di Atalanta. Saat itu Atalanta kalah empat kali dari lima laga perdana, namun di akhir musim mampu menempati posisi empat karena respons cepat yang ia lakukan.

Sosok Gasperini yang mampu melepaskan Atalanta dari krisis di awal musim 2016/2017

***

Kekhawatiran yang muncul dalam benak Fassone ini dapat dianggap sebagai rasa perhatiannya terhadap Milan. Sebagai CEO, ia menjadi alarm tersendiri saat Milan mulai tampil tidak sebagaimana mestinya, dengan mengeluarkan kritik seperti yang ia ujarkan saat Milan kalah dari Sampdoria.

Namun untuk sekarang, AC Milan tidak perlu khawatir secara berlebihan. Serie A baru berjalan enam laga. Meski sudah dua kali mencatatkan kekalahan, masih ada ruang bagi Milan untuk melakukan perbaikan dan pembenahan. Berikan Montella waktu, siapa tahu ia bisa memberikan apa yang pernah Gasperini berikan kepada Atalanta musim 2016/2017 silam.

Terkecuali jika hasil negatif ini terus berlanjut sampai ke tengah musim, maka manajemen Milan sah-sah saja melakukan evaluasi menyeluruh, melibatkan pemain-pemain dan juga sang pelatih, Vincenzo Montella.

Komentar