Taman Prestasi Atleti Akan Berubah Menjadi Taman Publik

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Taman Prestasi Atleti Akan Berubah Menjadi Taman Publik

Atletico Madrid resmi menggunakan Estadio Wanda Metropolitano sebagai markas baru. Debut Los Rojiblancos di stadion berkapasitas 67 ribu kursi itu terjadi pada Minggu (17/9) dini hari WIB saat mereka menjamu Malaga. Hasilnya cukup baik, kemenangan 1-0 Malaga membuat mereka sukses menandai debutnya di kandang barunya itu dengan manis.

Gegap gempita kebahagiaan terpancar dari wajah para pendukung Los Rojiblancos. Selain karena menyambut kemenangan tim kecintaannya itu, gempita yang tersaji pun mencerminkan kebanggaan mereka atas berdirinya Wanda Metropolitano yang memegang status sebagai salah satu stadion termegah di Eropa.

Estadio Wanda Metropolitano sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 1993, dan mulai dibuka pad atahun 1994. Baru pada tahun 2017 stadion direnovasi. Tak main-main, biaya yang dikeluarkan untuk proses renovasi tersebut mencapai 240 juta euro, dengan berbagai fasilitas mewah seperti dilengkapi lampu LED pada atap stadion yang dapat merubah warna stadion, mirip dengan Allianz Arena, markas dari Bayern Muenchen. Berbagai fasilitas tersebut akan membuat Wanda Metropolitano menjadi salah satu stadion paling futuristik di Eropa.

Vicente Calderon Saksi Bisu Suka dan Duka Atleti

Di balik gempita menyambut kelahiran Wanda Metropolitano sebagai wajah baru Atletico Madrid, artinya Estadio Vicente Calderon yang selama 51 tahun lamanya mengiringi perjalanan Atleti di kompetisi akan menjadi kenangan. Apalagi Estadio Vicente Calderon telah memberikan banyak kenangan manis bagi Atleti beserta para pemadatnya.

Lima dekade bukanlah waktu yang singkat. Stadion berkapasitas 54 ribu kursi itu menjadi saksi bisu pasang surutnya prestasi yang dialami Atleti. Di Estadio Vicente Calderon Atleti pernah merasakan era keemasan pada dekade 70-an, ada tiga gelar juara La Liga yang berhasil direngkuh pada tahun 1969/1970, 1972/1973, dan 1976/1977.

Setelahnya klub ibu kota itu mengalami krisis gelar di kompetisi domestik yang akhirnya surut sekitar 17 tahun kemudian. Pada musim 1995/1996 puasa gelar di kompetisi domestik berhasil mereka sudahi. Namun penderitaan tak berhenti sampai di sana, pukulan telak bagi Atleti datang pada tahun 1999 saat mereka harus terdegradasi ke divisi Segunda akibat berbagai masalah keuangan yang dihadapi kesebelasan tersebut.

Namun Atleti berhasil bangkit dari keterpurukan. Memang butuh waktu bagi mereka untuk merusak hegemoni Real Madrid dan Barcelona. Baru pada musim 2013/2014 gelar juara La Liga berhasil kembali direngkuh.

Estadio Vicente Calderon juga tercatat sebagai salah satu stadion terbaik di Spanyol, buktinya beberapa final Copa del Rey pernah di gelar di sana. Selain itu, saat Spanyol menjadi tuan rumah Piala Dunia 1982, Vicente Calderon tak luput menjadi salah satu stadion yang digunakan pada event akbar tersebut selain tentunya Santiago Bernabeu (kandang Real madrid) dan Camp Nou (markas Barcelona).

Atmosfer yang Luar Biasa

Selayaknya sebagai salah satu stadion bersejarah di Spanyol, atmosfer Estadio Vicente Calderon juga sangatlah luar biasa. Dari 28 trofi yang dikoleksi Atleti diberbagai kompetisi, 20 di antaranya berhasil ditorehkan saat Atleti masih bermarkas di Vicente Calderon. Terlihat bagaimana tuah yang diberikan stadion tersebut bagi Atleti.

Lebih dari pada itu, di stadion tersebut pun Atleti juga cukup tangguh sehingga sulit untuk ditaklukkan lawan-lawannya. Bisa dibilang, Vicente Calderon adalah stadion yang cukup angker bagi lawan-lawan Atleti, meski kita juga tak bisa menyingkirkan fakta bahwa mereka pernah kalah juga di sana.

Terlepas dari itu semua, para pendukung menganggap bahwa Vicente Calderon adalah stadion yang memiliki atmosfer luar biasa bagi perjalanan Atleti. Saat rencana kepindahan stadion diumumkan, sebagian besar pendukung merasa was-was soal bakal hilangnya atmosfer partai kandang Atleti setelah pindah dari Vicente Calderon.

Namun pelatih Atleti, Diego Simeone, meyakinkan para suporter bahwa emosi yang tercipta di Vicente Calderon akan terbawa ke Wanda Metropolitano. Artinya, ketangguhan Atleti dalam melakoni partai kandang tidak akan hilang walau mereka telah berpindah stadion. "Emosi itu akan berpindah bersama kami, orang yang sama bakal berada di Metropolitano. Hasrat dan harapan kami bukan hal yang bisa dinegosiasikan," ucap Simeone seperti dilansir dari Marca.

Senada dengan Simeone, penyerang Atleti, Fernando Torres, juga meyakinkan para penggemar bahwa para penggawa Atleti akan membawa atmosfer luar biasa Calderon ke Metropolitano. "Kami akan mengisi Metropolitano dengan hasrat dan cinta, seperti orang tua kita lakukan di Calderon. Hasrat dan cinta itu yang membuat klub ini unik," tegas mantan pemain Liverpool dan Chelsea itu.

***

Setelah memastikan Estadio Wanda Metropolitano sebagai markas baru Atletico Madrid, berbagai rencana dibuat untuk Vicente Calderon. Namun rencana pemugaran untuk tetap menjadikan fungsinya sebagai arena pertandingan sepakbola agaknya tidak akan terjadi, sebab perencanaan telah dibuat untuk menjadikan Vicente Calderon sebagai taman kota, yang nantinya akan diberi nama taman Atletico Madrid.

Rencananya Vicente Calderon akan diubah dari "taman" prestasi Atleti menjadi taman publik Madrid, tentunya membuat stadion tersebut dalam tahun-tahun ke depan akan dikenang sebagai sebuah cerita, yang mengiringi kesuksesan Atleti dalam lima dekade lamanya.

Foto: The Sun, Varjesh

Komentar