Mewajarkan Tingkah Laku Suporter Koln di Stadion Emirates

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Mewajarkan Tingkah Laku Suporter Koln di Stadion Emirates

FC Köln dikenal memiliki kelompok Ultras bernama Wilde Horde 96 (WH96) yang loyal mendukung kesebelasan kesayangannya itu. Buktinya, WH96 paling sedikit memiliki 500 tiket musiman di Stadion RheinEnergie. Jumlah itu belum termasuk dengan pendukung Köln lain yang tidak tergabung dengan WH96.

Maka jangan heran begitu banyak pendukung Köln yang bertandang saat melawan Arsenal pada ajang Liga Europa UEFA di Stadion Emirates, London, Jumat (15/9). Sekitar 20 ribu pendukung Köln datang ke sana walau cuma diberikan jatah 3 ribu tiket pertandingan. Padahal, kubu tuan rumah sudah menghimbau pendukung Köln agar datang sesuai dengan jatah tiket yang diberikan dan dilarang membeli tiket di Stadion Emirates pada hari pertandingan.

"Diharapkan suporter (Köln) tidak datang dengan membeli tiket di tuan rumah pada pertandingan ini. Kemungkinannya akan dikeluarkan dari kawasan stadion. Kami telah membuat keputusan ini setelah berkonsultasi dengan kepolisian dan memastikan bahwa kami sudah sesuai dengan peraturan," tulis pernyataan Arsenal di situs resminya.

Tapi tetap saja para pendukung Köln tetap berangkat ke stadion berkapasitas 60 ribu penonton tersebut. Alhasil, jalanan di kawasan London Tengah sebagai titik kumpul awal pendukung Köln menjadi lautan merah tapi bukan warna dengan ciri khas Arsenal. Di sana justru menjadi warna merah yang identik dengan logo Köln. Para pendukung Köln di sana begitu kompak bernyanyi dan menari sehingga membuat jalanan bergemuruh seperti suara ledakan yang seharusnya dilakukan pendukung Arsenal.

Sementara warga London dan sebagian pendukung Arsenal di sana cuma bisa menonton dan mengabadikan momentum tersebut. Sebanyak 30 polisi yang berjaga memastikan keamanan sambil mengantarkan para pendukung Köln menuju Stadion Emirates. Walau demikian, ketegangan sudah dimulai karena ada perkelahian kecil ketika melewati pusat kota. Saat itu terekam beberapa lelaki memakai baju bebas berkelahi dengan pendukung Köln. Tapi kejadian itu berlangsung singkat karena berhasil dilerai dan tidak ada penangkapan pada insiden tersebut.

Ketegangan semakin besar ketika sampai di Stadion Emirates. Pendukung Köln diprioritaskan terlebih dahulu memasuki kawasan stadion. Tapi pendukung Köln yang terlalu banyak itu membuat petugas stadion kewalahan untuk memilah yang memiliki tiket pertandingan atau yang `bermodal nekat`. Cara mengantisipasinya adalah gerbang menuju tribun bagi pendukung Köln tidak langsung dibuka. Tapi upaya itu justru membuat situasi semakin kacau. Banyak pendukung Köln yang sudah tidak sabar untuk segera masuk ke dalam tribun.

Barikade yang berada di kawasan Stadion Emirates dilompati agar bisa masuk ke dalam tribun. Beberapa pendukung Köln juga berhasil membeli tiket selundupan yang dijual calo-calo di sana walau konon harganya lebih mahal. Artinya, pembelian tiket itu merupakan jatah yang seharusnya didapatkan pendukung Arsenal justru diamankan para pendukung Köln.

"Kami bekerja sama dengan rekan-rekan kami di Cologne untuk menghentikan para pendukung yang melakukan perjalanan tanpa tiket pertandingan. 3000 tiket sudah dikeluarkan untuk pendukung Cologne sesuai dengan peraturan, tapi jelas banyak pendukung yang datang. Menyebabkan kemacetan dan gangguan yang signifikan di luar stadion sebelum kick-off. Banyak tiket terjual dari calo dan ini sangat mengecewakan," tulis pernyataan Arsenal sesudah pertandingan di situs resminya.

Antusiasme para pendukung Köln itu justru membuat keamanan stadion jengkel dan terpaksa harus meladeni dengan kekerasan. Sebagian pendukung Arsenal pun mesti tertahan di luar tribun Stadion Emirates agar menghindari keributan lebih luas lagi. Akibatnya, sepak mula antara Arsenal dengan Köln pun ditunda selama satu jam. "Pertandingan antara Arsenal dan Köln akan ditunda minimal selama satu jam untuk kepentingan keamanan penonton," kata pengeras suara di Stadion Emirates pada waktu itu.

Kabarnya, antusiasme para pendukung Köln yang sangat besar itu karena mereka telah absen dari kompetisi sepakbola Eropa sejak 1992, "Ini pertama kalinya Köln bermain di Eropa setelah 25 tahun dan mereka membuat kekacauan. Ini memalukan," cetus Arsene Wenger selaku Manajer Arsenal seperti dikutip dari ABC Net. Di sisi lain, Pelatih Köln, Peter Stoger, justru tidak mau tahu tentang situasi di luar pertandingan. "Saya pelatih, pekerjaan saya adalah tim ini. Pekerjaan saya adalah sepakbola, bukan fans," tegasnya seperti dikutip dari BBC

Wilde Horde 96 dan penebus dahaga di Eropa

Seperti yang diceritakan pada paragraf awal bahwa Köln memiliki kelompok ultras bernama WH96. Kelompok itu merupakan yang terbesar dan masih eksis mendukung Köln sejak 1996. Mereka terbentuk setelah mengasingkan diri dari Ultras CCAA yang lebih tua dua tahun daripada mereka. WH96 memisahkan diri dengan CCAA karena berbeda ideologi tentang cara memberikan dukungan untuk Köln itu sendiri. Rasa jengah itu muncul karena CCAA mulai melupakan faham ultras dalam ideologi suporter mereka karena condong berkiblat ke gaya dukungan seperti di Inggris.

Sementara WH96 didirikan agar Köln tetap mendapatkan dukungan dari gaya ultras seperti adanya koreografi, spanduk, nyanyian tanpa henti dan lainnya. Awalnya, jumlah anggota WH96 cuma berjumlah 30 orang. Tapi jumlah anggotanya terus bertambah secara perlahan sehingga mampu menguasai sektor 24 di tribun selatan Stadion Mungersdorfer (nama lama Stadion RheinEnergie). Ideologi yang tetap dijaga WH96 adalah tetap datang pada setiap pertandingan di kandang lawan-lawannya.

Bahkan mereka rela bolos dari sekolah, kuliah dan kerjanya karena harus bertandang ke Cottbus yang berjarak jauh sampai 600 kilometer dari Kota Cologne. Ketika bertandang, WH96 siap mengatur transportasi keberangkatan anggotanya sendiri maupun pendukung Köln lainnya sedemikian rupa. Selain soal dukungan secara langsung, mereka juga membuat media sendiri bernama Mentalita Kolsch. Selain itu badan amal bernama Horde Karitativ juga diadakan setiap Natal untuk hasilnya diberikan kepada anak-anak yang memiliki masalah sosial di Kota Cologne.

"Cologne (Köln) adalah klub besar dengan tradisi dan sejarah yang hebat. Kami selalu membawa banyak pendukung lainnya untuk pergi menonton pertandingan. Kami merupakan kelompok yang paling terkenal dan terbesar di Cologne dan sangat dihormati di seluruh negeri sebagai salah satu kelompok ultras paling terorganisir di Jerman," ujar salah satu pentolan WH96 yang tidak disebutkan namanya dalam wawancaranya di Ultra-Tifo.

Stadion RheinEnergie yang berkapasitas 50 ribu menjadi saksi bagaimana suporter Köln terkenal selalu semangat memberikan dukungan kepada kesebelasan kesayangannya itu. Hanya saja prestasi Köln di Jerman cukup ironis karena 20 tahun terakhir mengalami degradasi lima kali. Kesebelasan itu juga selalu gagal untuk menembus kualifikasi Liga Eropa, "Semua yang pendukung tahu hanyalah degradasi dan degradasi," ujar Marcel salah satu pendukung Koln seperti dikutip dari Evening Standard.

Nasib Köln berubah menjadi lebih baik pada Bundesliga 2016/2017 karena berhasil menduduki peringkat lima klasemen akhir sehingga lolos otomatis ke Liga Europa musim ini. Ketika kepastian itu tiba, situasi di Stadion RheinEnergie pecah karena invasi ribuan suporter Köln yang masuk ke dalam lapangan. Beberapa orang di antaranya terlihat menangis karena Köln kembali ke kompetisi Eropa setelah melewati waktu yang panjang, "Kita semua berharap melihat Köln bermain di Eropa kapan pun. Itulah impian semua orang di Köln," ujar salah satu pentolan WH9.

Situasi yang terjadi pada waktu itu sudah menjadi jaminan bahwa Köln sudah pasti akan diikuti para suporternya di mana pun mereka bertanding pada Eropa musim ini. Tidak peduli apapun yang terjadi, terpenting bagi mereka adalah berada di sana. Walau harus meninggalkan atributnya dan membeli atribut Arsenal agar bisa menyamar pada pertandingan dini hari tadi. Memang bisa dimengerti jika para pendukung Arsenal merasa terintimidasi oleh suporter Köln.

Hal itu karena Arsenal belum pernah merasakan situasi pertandingan sepakbola di Stadion RheinEnergie yang jauh lebih ramah dan berisik dibandingkan Stadion Emirates. Amat disarankan agar para pendukung Arsenal sendiri yang merasakan atmosfer langsung di Stadion RheinEnergie pada putaran kedua Liga Europa 2017/2018 nanti. Di sisi lain, pendukung Arsenal juga seharusnya mewajarkan bahwa kesebelasan mereka memiliki atmosfer dan kutub yang berlawanan dengan Köln. Apalagi jika berbicara soal prestasi dan eksistensi antara kedua kesebelasan itu di Eropa bahkan dunia.

Sumber lain: Mirror, The Sun

Komentar