Jadon Sancho: Mengenal Miniatur Cristiano Ronaldo Rekrutan Dortmund

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Jadon Sancho: Mengenal Miniatur Cristiano Ronaldo Rekrutan Dortmund

Josep "Pep" Guardiola selalu semangat ketika berbicara tentang prospek para pemain mudanya, terutama hasil dari Akademi Manchester City. Sebelum tur pra-musim ke Amerika Serikat, Pep membicarakan rencananya tentang pemain akademi yang akan promosi ke skuat senior.

Saat itu ada tiga pemain yang berada di skuat senior City, mereka adalah Brahim Diaz (gelandang), Jadon Sancho (sayap), dan Phil Foden (penyerang). Pep diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada mereka. Begitu pun sebaliknya, mereka bisa tampil mengesankan sehingga bisa menghabiskan musim 2017/2018 di skuat senior City. Akan lebih baik lagi jika Pep terdorong untuk memberikan beberapa menit bermain kepada tiga pemain tersebut.

"Anda melihat Sancho, Foden, Diaz. Beberapa nama itu adalah pemain yang sangat berbakat. Mereka adalah pemain yang punya peluang sangat bagus untuk bisa sampai di tim utama. Dan jika Anda bertanya kepada Pep hari ini, dia akan memberi tahu Anda bahwa mereka bisa dan akan menjadi pemain tim utama di Manchester City," katanya seperti dikutip dari ESPN FC.

Tapi pada nyatanya, hanya Foden dan Diaz yang terpakai selama pra-musim lalu, sementara Sancho ditinggal di Manchester oleh rekan-rekan sebayanya itu. Pep memutuskan tidak membawa Sancho ke tur musim panas di Amerika Serikat pada Juli lalu karena ia wajib menyelesaikan urusan penandatanganan kontrak profesional pertama setelah masa beasiswa di Akademi City sudah habis. Tapi pemain kelahiran 25 Maret 2000 itu tidak mau tahu. Ia tetap kecewa karena tidak seperti Foden dan Diaz yang dibawa tur pra-musim.

Dari situlah muncul konflik antara Sancho dengan kesebelasan berjuluk The Citizens tersebut. Sang pemain menolak untuk berlatih dan menghilang dari akademi selama satu pekan lebih. Media Daily Telegraph mengabarkan bahwa petinggi City sulit menghubunginya. Di sisi lain, media Metro melaporkan bahwa Sancho sedang berada di London yang merupakan kota kelahirannya. Keberadaannya di sana jugalah yang menguatkan Sancho bisa direkrut Arsenal, Chelsea, atau Tottenham Hotspur.

Tiga kesebelasan itu sudah memantau Sancho sejak tahun lalu. Tottenham diperkirakan lebih berpeluang mendapatkannya karena memanfaatkan balas jasa penjualan Kyle Walker ke City. Ditambah dengan pendekatan dari Manchester United yang membuat City semakin panik jika asetnya itu pindah ke rival satu kotanya. Ketakutan itu bisa terjadi karena Sancho bebas bergabung dengan kesebelasan manapun karena belum menandatangani kontrak profesional pesepakbola pertamanya.

Miniatur Cristiano Ronaldo

City jelas panik dengan menghilangnya Sancho. Jika hal itu terjadi, maka sia-sialah pekerjaan Joe Shields yang menemukan bakat Sancho. Shields adalah pemantau bakat dari City yang meliputi wilayah Selatan Inggris. Sancho adalah salah satu generasi berbakat pemain muda Inggris di City yang dibawanya agar menjadikan akademi sepakbola di sana menjadi yang terbaik di negara tersebut.

Sebetulnya, Sancho bukanlah warga Inggris tulen. Ia lahir dari orang tua yang berasal dari Trinidad dan Tobago di Kepulauan Karibia. Tapi Sancho besar di London Selatan, wilayah ibu kota dengan tingkat kejahatan yang paling tinggi, "Setelah sekolah, saya cuma selalu ingin bermain sepakbola. Orang-orang di sekitaran saya banyak melakukan hal-hal buruk. Tapi saya tidak melakukan hal-hal itu," kata Sancho seperti dikutip dari situs resmi Bundesliga.

Kemudian Sancho bergabung dengan Akademi Watford FC pada usia tujuh tahun. Barulah pada usia 15 tahun bergabung ke Akademi City dengan biaya 500 ribu paun. Sancho pun langsung mencetak 12 gol dan empat asis dalam 14 pertandingan City pada ajang Liga Primer Inggris U18. Selain itu, dua gol juga dibekukannya dari enam pertandingan kompetisi Piala Eropa U18. Dua gol juga disumbangkannya ketika Akademi City menembus final Piala FA U18 dan bertemu dengan Akademi Chelsea.

Sebagai hadiah dari kontribusinya, Sancho dipromosikan ke bangku cadangan City Reserve. Bersama mereka ia kembali mengesankan dengan mencetak tiga gol dan dua asis pada ajang Liga Primer Inggris U23. Jelas kontribusinya itu memperkuat Sancho sebagai salah satu bakat terbaik walau tidak tampil untuk skuat senior. Berbagai kesebelasan senior lainnya pun sudah memantaunya selama itu. Apalagi kualitas Sancho tidak diragukan untuk menambah kuota homegrown di setiap kesebelasan seniornya.

Ia pun selalu menjadi pemain bintang Inggris muda. Ketika membela Inggris U16, Sancho mencetak enam gol dari tujuh pertandingannya. Begitu pun dengan 13 gol dan tujuh asis dari 16 pertandingan Inggris U-17. Ia juga menjadi pemain kunci Inggris untuk lolos ke final Piala Eropa U17 2017 di Kroasia. Pencapaian Inggris muda itu terbantu dengan lima gol dan lima asis yang disumbangkannya. Catatannya itu membuat Sancho dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Eropa U17 2017 bergelar Pemain Emas.

Gelar itu yang pernah didapatkan Cesc Fabregas, Mario Gotze, Toni Kroos, dan Wayne Rooney. Selain mendapatkan gelar Pemain Emas, Sancho juga termasuk ke dalam kesebelasan terbaik Piala Eropa U17 2017 di Kroasia. Pencapaianya di kompetisi itu semakin membuktikan masa depannya begitu cerah. Tidak ada lagi yang meragukan bakat Sancho, "Sancho dan Foden sangat bagus. Saya belum pernah melihat pemain yang lebih baik dari keduanya dalam usia seperti ini," kata Christian Wuck selaku Pelatih Jerman U17.

Meskipun terlalu cepat memaksakan kebesaran namanya, tapi Sancho memang telah membuktikan mampu menaklukkan ketegangannya di beberapa kompetisi usia muda yang diikutinya. Permainannya memang mencolok melalui gerak-gerik bersama bola di lapangan. Akselerasi dan kecepatan kakinya mampu mengontrol bola dengan baik di pada pemain seusianya. Secara teknis, Sancho memiliki kepercayaan diri yang luar biasa melalui keahliannya itu, sehingga triknya selalu menarik perhatian pertahanan lawan.

Kemampuannya itu sangat mematikan ketika membela kesebelasan yang mengandalkan serangan balik untuk menghancurkan pertahanan lawan. Sancho adalah ancaman mutlak bagi bek lawan, terutama malapetaka di kedua sisi lapangan. Ia bisa dijadikan pemain sayap kiri maupun kanan dan terbiasa melalukan cut inside. Media Sport Bild menganggap Sancho adalah miniatur dari Cristiano Ronaldo. Tapi yang jelas ia adalah salah satu prospek menarik dari Inggris dan memiliki masa depan yang cerah.

Bergabung di kesebelasan yang tepat

Sacho adalah salah satu bakat menarik pada jendela transfer musim panas 2017. City pun harus berusaha mati-matian untuk mengatasi masalah masa depannya dengan menawarkan kontrak profesional bergaji 210 ribu euro per musim. Tapi Sancho menolaknya karena khawatir bakal kekurangan menit bermain di tahun sepakbola profesional pertamanya. Apalagi ia harus bersaing dengan Bernardo Silva, Leroy Sane, Gabriel Jesus, dan Raheem Sterling yang membuatnya merasa rencananya menembus skuat utama akan tertutup.

Situasi City untuk mempertahankan Sancho semakin gawat karena peminatnya tidak hanya dari Liga Inggris, Borussia Dortmund, RB Leipzig, dan Real Madrid pun siap mencurinya. Tapi pada akhirnya Dortmund-lah yang memenangkan perlombaan untuk mendapatkan Sancho dengan harga 8,7 euro ditambah bonus. Adapula klausul bagi hasil dengan City jika Dortmund menjual Sancho suatu hari nanti. City sendiri lebih rela melepaskan asetnya itu ke Dortmund karena tidak ingin saingannya di Liga Primer Inggris memilikinya.

Sancho pun langsung diwarisi nomor tujuh oleh Dortmund yang merupakan peninggalan dari Ousmane Dembele, "Kami senang dengan kedatangan Jadon Sancho, saat ini ia salah satu bakat terbesar di sepakbola Eropa. Dengan segala cara dia ingin dimainkan BVB. Kami yakin bahwa kami bisa membantu pemain muda ini untuk mengembangkan permainannya dan menjadi aset bagi tim kami di masa depan," Michael Zorc, Direktur Olahraga Dortmund.

Kepindahannya itu menjadikannya pemain Inggris pertama yang bermain untuk Dortmund. Kepercayaan Dortmund untuk memboyong Sancho, membuat bakatnya semakin tidak diragukan lagi. Apalagi Dortmund memiliki rekam jejak yang bagus soal mengorbitkan pemain. Itulah salah satu keberuntungan yang akan dimiliki Sancho bersama kesebelasan berjuluk Die Borussen tersebut.

Padahal, nama Sancho belum pernah terdengar namanya. Ia belum pernah bermain di divisi teratas sepakbola Inggris sehingga kurang banyak diperhatikan para penikmat sepakbola di dunia. Tapi yang jelas, kepergiannya telah membiarkan hati para pendukung City hancur. Namun keputusannya pindah ke negara baru dengan bahasa dan cara hidup yang berbeda itu menunjukan kedewasaan, keberanian dan ambisinya.

Sumber lain: Follow Your Sport, Sport Witness, Squawka, The Guadian, The Telegraph

Komentar