12 Pemain yang Cukup Layak Dipanggil Timnas Indonesia untuk Hadapi Fiji

Analisis

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

12 Pemain yang Cukup Layak Dipanggil Timnas Indonesia untuk Hadapi Fiji

Tim Nasional Indonesia dipastikan memilih timnas Fiji sebagai lawan dalam pertandingan uji tanding internasional keempat mereka di tahun 2017 ini. Pada pertandingan yang akan digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (2/8) itu pelatih Indonesia, Luis Milla telah menetapkan 19 pemain yang masuk dalam skuat Garuda di laga melawan Fiji.

Dari jumlah tersebut, pemain yang mentas di Liga 1 Indonesia 2017 jumlahnya sangat mendominasi, tercatat ada 18 pemain. Satu pemain lain berasal dari Liga Super Malaysia.

Sebenarnya selain 19 pemain yang dipanggil Milla untuk masuk ke skuat Indonesia melawan Fiji ada banyak pemain lokal yang memiliki catatan statistik yang cukup baik selama mentas di Liga 1, namun tidak terpanggil.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Tim Statistik PanditFootball.com, terjaring 12 nama yang menunjukkan penampilan memuaskan di Liga 1, namun tidak terpanggil ke timnas. Penjaringan ini berdasarkan data statistik yang telah dikumpulkan Tim Statistik PanditFootball.com selama 21 pekan kompetisi bergulir.

Kiper

Di pos penjaga gawang, ada dua sosok yang sebenarnya tampil memukau sepanjang helatan Liga 1 Indonesia 2017 hingga pekan ke-21. Pertama adalah Muhammad Natshir Fadhil Mahbuby. Penjaga gawang Persib Bandung itu kerap tampil bergantian dengan I Made Wirawan, meski begitu dalam beberapa laga terakhir yang dimainkan Persib, kiper yang akrab disapa Deden itu kerap menjadi pilihan utama.

Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan tim pelatih, beberapa catatan gemilang sering kali ditorehkannya. Tercatat dari sembilan penampilannya, ia sukses menorehkan catatan nirbobol dalam empat pertandingan. Selain itu, total ada 30 penyelamatan yang ia lakukan. Laga melawan Arema FC dan Persipura Jayapura, menjadi yang paling disoroti atas kegemilangan Deden.

Selain Deden, penjaga gawang Borneo FC, Muhammad Ridho, juga tak kalah memukau. Tampil dalam enam pertandingan, Ridho sukses menorehkan catatan nirbobol dalam tiga pertandingan dan total sudah melakukan 20 penyelamatan krusial untuk menghindarkan gawangnya dari kebobolan.

Salah satu dari Natshir dan Ridho mungkin bisa menjadi pelapis Andritany Ardhyasa dan Satria Tama yang dipanggil Milla. Akan tetapi, Milla hanya memanggil dua kiper saja untuk uji tanding melawan Fiji. Cukup wajar mengingat hanya satu laga saja yang dijalani Indonesia pada jeda internasional kali ini.

Bek Tengah

Beralih ke sektor belakang, tampak posisi bek tengah menjadi yang paling pas-pasan di antara 19 pemain yang dipanggil Milla. Hanya Manahati Lestusen, Achmad Jufriyanto dan Fachrudin Ariyanto yang bisa diandalkan Milla di posisi tersebut. Bila memainkan skema empat bek, tentu hanya akan ada satu pelapis saja yang bisa diandalkan Milla di sektor tersebut.

Artinya, bila ingin melakukan rotasi besar-besaran harus ada satu pemain dari posisi lain yang ditarik ke pos bek tengah. Namun sebenarnya ada alternatif lain yang bisa dilakukan, salah satunya mungkin dengan menambah satu atau dua pemain tambahan si pos tersebut.

Sosok Hamka Hamzah mungkin cukup potensial. Bek asal PSM Makssar itu bisa menjadi pemimpin di lapangan, selain itu mantan pemain Persija Jakarta itu juga lugas dalam mengawal pertahanan Juku Eja. Hamka juga memiliki catatan statistik yang cukup baik dengan melakukan 2,3 sapuan per laga, 6,5 intersep per laga, dan 0,9 tekel bersih per laga.

Posturnya yang tinggi juga membuatnya unggul dalam duel udara. Tercatat rataan keunggulan duel udara Hamka mencapai 2,3 per pertandingan. Catatan tersebut mengungguli catatan duel udara Achmad Jufriyanto yang memenangan duel udara sebanyak 2.2 per pertandingan. Selain itu, Hamka juga memiliki rataan sapuan dengan 2,3 per laga unggul dari Achmad Jufriyanto (1.7) dan Fachrudin Aryanto (1.8).

Sebagai pelapis, Agus Nova bisa diandalkan di pos bek tengah. Pemain asal Bali United itu memang belum terlalu dikenal luas, namun soal catatan bertahan ia tidak kalah hebat dengan pemain belakang lainnya.

Tercatat Agus Nova juga punya catatan yang cukup baik dengan statistik per laga rata-rata ia sukses melakukan 1.3 duel udara, 2.7 sapuan, 7.2 intersep, dan 1.6 tekel bersih. Melihat catatan tersebut, dibandingkan pemain lainnya Agus unggul dalam melakukan intersep.

Bek Sayap

Tidak berbeda dengan sektor bek tengah, di pos bek sayap pun hanya ada tiga pemain yang dipanggil Milla, mereka adalah Benny Wahyudi, Abdul Rahman, Johan Ahmad Alfarizi. Ketiga pemain tersebut memang cukup baik diposisinya masing-masing. Namun melihat catatan pertandingan pemain lainnya yang berlaga di Liga 1, ada beberapa sosok yang agaknya juga cukup layak bila berpatokan pada angka statistik penampilan mereka.

Pertama adalah Ruben Karel Sanadi. Bek kiri Persipura Jayapura itu memiliki kemampuan dribbling yang di atas rata-rata untuk seorang bek. Tercatat per pertandingan Ruben melakukan 1,1 dribble sukses. Ditambah lagi dengan catatan 1,1 crossing tepat sasaran dari sektor kiri. Dalam bertahan, Ruben juga memiliki catatan 1,6 sapuan, 5,3 intersep, dan 3,8 tekel sukses per laga.

Satu kandidat lain di sektor kiri adalah bek sayap kiri PSM Makssar, Reva Adi Utama. Rataan dribble sukses per laganya mencapai 0.8. Reva memiliki catatan yang cukup baik juga dalam bertahan per pertandingan ia mencatatkan 1,6 sapuan, 5,1 intersep, dan 3,5 tekel bersih. Angka yang tidak jauh berbeda dengan Ruben Sanadi.

Sementara di sektor kanan pertahanan, I Made Andhika Wijaya bisa menjadi pilihan untuk pelapis Benny Wahyudi. Anak dari legenda sepakbola Bali, I Made Pasek Wijaya, itu punya gaya bermain yang mirip dengan sang ayah. Bermain di sektor kanan pertahanan Bali United, Andika cukup lugas membantu penyerangan dan pertahanan.

Saat menyerang, ia memiliki catatan 1.5 dribble sukses per laga. Kemudian saat bertahan, Andhika cukup disiplin dengan rataan 2.8 sapuan, 3.6 intersep, dan 4.5 tekel bersih. Bisa dibilang Andhika berhasil membuat sisi kanan Bali United cukup sulit ditembus lini serang lawan.

Gelandang

Di posisi gelandang Mila sebenarnya memiliki banyak opsi, karena ada lima gelandang yaitu Bayu Pradana, Stefano Lilipaly, Slamet Nurcahyono, I Gede Sukadana, dan Adam Alis yang dipanggil (Fadil Sausu batal dipanggil). Para pemain tersebut bisa saling melapisi, selain itu kelima pemain tersebut punya peran dan gaya bermain yang berbeda di lini tengah.

Namun ada beberapa gelandang yang tidak terpanggil namun cukup berpotensi dari catatan statistik penampilan mereka. Salah satunya adalah Muhammad Tahir. Pemain Persipura Jayapura itu sebenarnya memiliki natural posisi sebagai bek tengah. Namun pemuda 23 tahun berdarah Makassar itu juga piawai memainkan peran di sektor tengah.

Tahir bisa diandalkan sebagai gelandang jangkar karena selain punya kemampuan mendistribusikan bola, pemain berdarah Makassar ini pun memiliki kemampuan sebagai pemutus serangan lawan. Tahir rata-rata memenangkan 1,7 duel udara, 2,1 sapuan, 5,1 intersep dan 3 tekel bersih di setiap pertandingannya.

Selain Tahir, masih ada sosok Asep Berlian yang punya peran di sektor gelandang Madura United. Sosok jangkar di sektor tengah Laskar Sapeh Kerab itu memang lugas memainkan peran sebagai gelandang bertahan. Asep Berlian merupakan pelindung bagi Slamet Nurcahyo yang dipanggil Luis Milla.

Kemudian masih ada juga Raphael Maitimo, yang dikenal sebagai pemain berposisi gelandang serang. Namun Maitimo punya kemampuan bermain di lebih dari satu posisi. Di Persib, ia lebih banyak memainkan peran sebagai penyerang. Hasilnya cukup baik, untuk sementara Maitimo menjadi pencetak gol terbanyak Maung Bandung dengan tujuh gol.

Namun kalau melihat daftar pemain yang diboyong Milla, agak berat bagi empat pemain tersebut untuk tampil, sebab Milla sudah memiliki gelandang seperti yang bisa saling melapisi satu sama lain. Namun bagi Maitimo peluang sebenarnya ada mengingat ia adalah pemain yang bisa memainkan peran di lebih dari satu posisi.

Penyerang

Untuk pos penyerang tengah hampir tidak ada yang lebih berkualitas dibanding Lerby Eliandri yang dipanggil timnas. Ini cukup wajar karena klub-klub Indonesia mayoritas menggandakan penyerang tengah pada pemain asing. Maka pemilihan Lerby, yang mencetak 9 gol (terbanyak dari pemain lokal), cukup tepat untuk menghuni lini depan timnas.

Sementara itu, untuk penyerang sayap, Milla memiliki Rizky Pora dan Andik Vermansyah, dengan M Rahmat sebagai tambahan. Selain itu, dalam keadaan mendesak bisa juga Boaz Solosa atau Irfan Bachdim digeser untuk bermain lebih melebar.

Indonesia sendiri memang memiliki banyak pemain sayap berkualitas. Selain nama-nama di atas, masih banyak lagi penyerang sayap yang bisa menjadi pilihan Milla. Dua nama terdepan adalah Ferinando Pahabol dan Bayu Gatra yang cukup mumpuni untuk bermain bersama timnas.

Pahabol dikenal sebagai pemain yang lincah. Winger milik Persipura Jayapura ini selain punya kecepatan juga punya naluri mencetak gol yang tinggi. Gol yang dicetaknya memang baru tiga, tapi naluri menyerangnya, khususnya dengan kecepatan yang ia miliki, ia bisa menjadi salah satu prospek potensial bila dipanggil Milla di lini depan.

Selain itu masih ada Bayu Gatra. Winger Madura United itu punya kecepatan dalam mengeksploitasi sisi pertahanan lawan. Apalagi Bayu juga sebenarnya pernah menjadi bagian dari timnas yang sedikit banyaknya menyiratkan bahwa kemampuannya sebagai winger kiri dan kanan itu berkualitas.

Bayu rata-rata per pertandingan mampu melewati lawan sebanyak 2,6 kali, selain itu total ada 20 umpan kunci yang sudah ia lepaskan. Selain itu Bayu juga punya kemampuan umpan silang yang cukup akurat dibanding sayap-sayap lain. Tercatat rata-rata 1.4 umpan silang dari kanan berhasil tepat sasaran.

***

Inilah daftar 12 pemain yang sebenarnya berpotensi menjadi bagian timnas Indonesia bila mengacu pada catatan statistiknya. Namun biar bagaimanapun Milla punya pertimbangan dan pandangannya tersendiri dalam memilih komposisi yang tepat untuk Indonesia. Sebab kecocokan gaya bermain tidak semata-mata ditentukan oleh angka.

Menurut kalian, siapa lagi yang layak masuk ke timnas?

Komentar