Menakar Komposisi Skuat Indonesia yang Akan Hadapi Fiji

Analisis

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menakar Komposisi Skuat Indonesia yang Akan Hadapi Fiji

Pada akhir pekan ini, tepatnya Sabtu (2/9/2017), Tim Nasional Indonesia akan melakukan pertandingan uji tanding Internasional melawan timnas Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Merunut catatan pertemuan kedua kesebelasan, laga tersebut akan menjadi pertemuan ketiga Indonesia dan Fiji di laga persahabatan Internasional, dari dua laga sebelumnya yang digelar pada tahun 1981 silam, pertandingan Indonesia-Fiji selalu berakhir imbang.

Bagi Indonesia laga melawan Fiji merupakan pertandingan uji tanding Internasional keempatnya selama termin 2017 ini. Sebelumnya Indonesia telah berhadapan dengan Myanmar yang berkesudahan dengan skor 1-3 untuk kemenangan Myanmar, kemudian bermain imbang 0-0 melawan Puerto Rico, dan terakhir berhasil menumbangkan Kamboja 2-0.

Dalam persiapan menghadapi Fiji, pelatih Luis Milla sudah menetapkan 20 nama yang akan mengenakan kostum merah putih dalam pertandingan nanti. Dari total tersebut, tidak ada satu pun nama pemain U-22 yang menghias daftar pemain jelang pertandingan tersebut. Tentunya berbeda dengan tiga laga uji coba Internasional sebelumnya, di mana para pemain U-22 mendominasi skuat Garuda.

Di laga melawan Myanmar, skuat yang dipanggil Milla keseluruhan merupakan pemain U-22, sementara di laga melawan Puerto Rico dan Kamboja pelatih asal Spanyol itu menurunkan tim campuran antara U-22 dan senior. Namun pemain U-22 tetap mendominasi skuat di dua laga tersebut. Hal yang wajar karena pada saat itu Indonesia tengah fokus mempersiapkan tim untuk ajang SEA Games 2017.

Terkait tidak ada satu pun nama dari pemain U-22 yang masuk dalam skuat Indonesia melawan Fiji, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memiliki alasan tersendiri. Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, mengungkapkan bahwa langkah tersebut diambil untuk menghindari risiko kelelahan dari para pemain U-22 yang tampil di SEA games 2017.

Evan Dimas dan kawan-kawan tercatat baru akan menyelesaikan pertandingannya di multi cabang dua tahunan itu pada Selasa (29/8), dalam laga perebutan medali perunggu melawan Myanmar di Stadion Selayang, Selangor, Malaysia. Jangka waktu yang sangat singkat tentunya tidak memungkinkan bagi Milla untuk kembali mengandalkan pemain U-22 di laga melawan Fiji. Fisik mereka pasti tidak dalam kondisi yang baik, lantaran sudah terkuras saat melakoni pertandingan, dan perjalanan pulang dari Malaysia ke Indonesia.

“Pemain U-22, setelah berjuang di SEA Games, dengan interval yang pendek dengan pertandingan melawan Fiji, agak tidak memungkinkan untuk kondisi fisik mereka. Oleh karena itu pelatih ingin mereka diistirahatkan dulu agar kondisi fisik mereka bisa pulih,” kata Joko Driyono.

Meski begitu, peluang bagi Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan untuk kembali memainkan laga internasional bersama timnas Indonesia masih terbuka lebar. Sebab Joko mengungkapkan bahwa setelah menghadapi Fiji, Indonesia akan berusaha memanfaatkan jeda internasional berikutnya, yakni pada bulan Oktober dan November. Walau begitu, belum ada kepastian lawan yang akan dihadapi, karena menurut Joko semua masih dalam proses pembicaraan.

“Tentunya setelah melawan Fiji kami juga mengagendakan beberapa pertandingan uji tanding lainnya. Sekarang prosesnya masih dalam pendalaman. Mudah-mudahan, pada medio September ini sudah bisa kita putuskan. Ada beberapa tim yang akan kami lawan seperti Oman dan Islandia. Still on discussion,” tegasnya.

Menakar Komposisi Pemain Indonesia

Terlepas dari tidak adanya satu pun nama pemain dari U-22 yang masuk dalam skuat Indonesia menghadapi Fiji, beberapa fakta menarik tersaji dalam daftar 20 nama yang dipilih Milla. Dari jumlah tersebut tercatat 19 pemain berasal dari kontestan Liga 1 Indonesia 2017, hanya Andik Vermansyah yang bukan dari klub Liga 1. Dalam beberapa musim terakhir, Andik memang tidak bermain di kompetisi nasional, ia saat ini bermain untuk Selangor FA di Liga Super Malaysia.

Selain itu, dari total 12 kesebelasan yang mengirim pemainnya ke timnas, tercatat Bali United dan Arema FC menjadi klub penyumbang pemain terbanyak. Kedua kesebelasan tersebut sama-sama mengirim empat pemain. Kemudian Madura United dan Borneo FC mengirim dua pemain. Sementara Persib Bandung, PS TNI, Barito Putera, Mitra Kukar, PSM Makassar, Persipura Jayapura, Persija Jakarta, dan Selangor masing-masing mengirim satu pemain.

Melihat komposisi pemain yang ada, terlihat ada skema serupa yang dilakukan Milla saat memanggil 20 pemain di ajang SEA Games. Skema sama tersebut kentara terlihat di sektor belakang, di mana hanya ada tiga bek tengah saja yang dipanggil Milla. Di SEA Games, tercatat hanya Hansamu, Andy Setyo, dan Ryuji Utomo.

Meski tiga nama tersebut memang berposisi alami sebagai bek tengah, pelatih asal Spanyol itu dengan cerdik menempatkan Ricky Fajrin yang sebenarnya bisa bermain sebagai bek sayap untuk mendampingi Hansamu atau Andy. Opsi lainnya yang sebenarnya bisa dipilih Milla adalah menempatkan Ryuji Utomo di sektor bek tengah. Namun opsi tersebut tidak diambil, karena hingga kekalahan dari Malaysia di semifinal, sosok Hansamu, Ricky dan Andy yang bergantian menempati pos bek tengah.

Hal yang sama juga terjadi dalam skuat Indonesia melawan Fiji. Hanya ada tiga bek tengah yang dipanggil mereka adalah Achmad Jufriyanto, Manahati Lestusen, dan Fachrudin Aryanto. Sementara itu pemain belakang lainnya terbilang bukan pemain bek tengah. Tapi bisa saja mereka ditempatkan sebagai bek tengah layaknya Ricky di SEA Games 2017.

Berbeda dengan belakang, di pos gelandang, sayap, dan penyerang Indonesia memiliki banyak pilihan. Di pos gelandang misalnya, tercatat ada enam nama seperti Bayu Pradana, Stefano Lilipaly, Slamet Nurcahyono, I Gede Sukadana, Adam Alis, dan Fadhil Sausu yang memiliki natural posisi di sana. Sementara di sayap, ada Rizky Pora, Andik Vermansyah, dan Muhammad Rahmat.

Memang hanya ada tiga pemain, namun ada banyak pilihan bagi Milla untuk mengubah komposisi di sektor saya misalnya dengan menggeser Boaz Solossa atau Irfan Bachdim untuk bermain lebih melebar. Kedua pemain tersebut juga bisa diandalkan di pos striker sebagai pilihan lain selain Lerby Eliandri tentunya.

Selain itu, kalau melihat komposisi pemain yang ada terlihat jelas kalau Milla merupakan sosok pelatih yang suka dengan pemain dengan kemampuan bermain di lebih dari satu posisi. Misalnya Achmad Jufriyanto dan Manahati yang selain piawai menjadi bek tengah bisa juga berperan sebagai gelandang jangkar. Selain itu ada sosok Boaz Solossa dan Irfan Bachdim yang selain piawai bermain sebagai penyerang, keduanya juga bisa bermain melebar di sektor sayap. Atau Lilipaly, Slamet dan Rizky Pora yang juga bisa bermain di beberapa posisi.

Jadi dengan 20 pemain yang dimiliki, Milla sebenarnya bisa melakukan banyak eksperimen dalam menentukan skema yang menurutnya cocok untuk menghadapi Fiji. Tapi lebih dari itu, dengan mayoritas pemain yang dipanggil adalah pemain senior, Indonesia tampaknya lebih mengincar kemenangan ketimbang hanya sekadar memberikan jam terbang pada pemainnya.

Komentar