Juventus Masih Favorit Juara Karena Kedalaman Skuat Lebih Baik

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Juventus Masih Favorit Juara Karena Kedalaman Skuat Lebih Baik

Dalam enam musim terakhir, Juventus menunjukkan kekuasaannya di Serie A Italia. Enam gelar scudetto yang diraih secara beruntun dalam enam tahun terakhir menjadi bukti bahwa Juve adalah kesebelasan terkuat Italia saat ini. Bahkan untuk musim ini, Juventus tampaknya masih yang terdepan untuk difavoritkan meraih gelar juara.

Musim lalu, Juventus menjuarai Serie A dengan mengumpulkan 91 poin, selisih empat poin dengan AS Roma di peringkat kedua. Tapi yang perlu menjadi catatan, Juventus sempat "melepaskan" laga-laga Serie A menjelang akhir musim karena mereka menghadapi partai-partai berat di Liga Champions. Sejatinya, jika mereka mau, mereka bisa menjuarai Serie A lebih dini dengan tetap menurunkan pemain-pemain terbaik mereka, tidak melakukan rotasi sehingga dikalahkan Roma serta ditahan imbang Atalanta dan Torino pada pekan ke-34 sampai pekan ke-36.

Sepanjang musim, Juventus memang tampil superior di Serie A. Kokohnya pertahanan Juventus membuat skuat berjuluk Si Nyonya Tua ini cukup sulit ditaklukkan. Skuat asuhan Massimilliano Allegri ini hanya kebobolan 27 gol. Jumlah tersebut merupakan yang tersedikit di Serie A, dan cukup jauh dengan kebobolan tersedikit kedua yaitu Roma (38 gol).

Walau begitu, ada sedikit keraguan pada skuat Juventus musim ini. Hengkangnya Daniel Alves dan Leonardo Bonucci menjadi penyebabnya. Keduanya merupakan pemain utama di lini pertahanan Juventus musim lalu. Apalagi Bonucci merupakan bagian dari keberhasilan Juve dalam enam tahun terakhir.

Memantapkan Skema 4-2-3-1

Meski pemain penting yang hengkang berposisi pemain belakang, tapi aktivitas transfer Juventus pada musim panas ini justru menitikberatkan pada kualitas penyerangan mereka. Hal ini terlihat dari peminjaman Douglas Costa dari Bayern Muenchen dan pembelian Federico Bernardeschi. Bernardeschi sendiri menjadi pemain termahal Juventus pada musim panas ini dengan 40 juta euro.

Untuk pos yang ditinggalkan Bonucci, Juve belum mendapatkan penggantinya. Sementara itu untuk pos Alves, selain masih adanya Stephan Lichtsteiner, Juve mendatangkan bek kanan asal Italia, Mattia De Sciglio dari AC Milan. Pemain baru lain yang didatangkan adalah Wojciech Szczesny, Rodrigo Bentancur dan Blaise Matuidi.

Apa yang dilakukan Juventus ini cukup wajar sebenarnya. Musim lalu, Juve sudah memiliki kualitas individu yang mumpuni di setiap lini. Tambahan pemain Bernardeschi dan Costa diperlukan karena Allegri mulai sering menggunakan skema dasar 4-2-3-1. Musim lalu, Juve hanya punya Juan Cuadrado di sisi kanan sementara di sisi kiri lebih sering mengandalkan Mario Mandzukic yang notabene seorang penyerang tengah karena Marko Pjaca mengalami cedera panjang. Kebutuhan akan pos sayap ini juga terlihat dengan sering ditempatkannya Mario Lemina (gelandang tengah) sebagai pemain sayap.

Mungkin karena hal ini juga Juventus tidak terlalu terburu-buru mencari pengganti Bonucci. Dengan menyiapkan skema dasar 4-2-3-1 untuk musim 2017/2018, Juve sebenarnya sudah punya stok yang cukup untuk pemain bek tengah, yakni Giorgio Chiellini, Medhi Benatia, Andrea Barzagli, dan Daniele Rugani. Sebelumnya, Bonucci sangat begitu diandalkan Juventus dalam skema tiga bek.

Selain itu, untuk menguatkan pertahanan dalam skema ini, Blaise Matuidi didatangkan dari Paris Saint-Germain (PSG). Gelandang asal Prancis ini bisa meningkatkan kualitas lini tengah Juventus khususnya untuk posisi double pivot. Matuidi bisa menjadi upgrade dari Sami Khedira.

Catatan statistik bertahan Matuidi memang lebih baik dari Khedira. Jika Khedira punya catatan 1,4 tekel berhasil dan 0,9 intersep, Matudi punya catatan 1,8 tekel berhasil dan 1,1 intersep per pertandingan. Selain itu, Matuidi juga lebih baik perihal akurasi operan (90,8%) dari Khedira (86,3%).

Tipikal gelandang seperti Matuidi sangat cocok untuk skema 4-2-3-1. Dengan adanya mantan gelandang St. Etienne tersebut, Miralem Pjanic yang musim lalu menjadi tandem Khedira bisa lebih bebas dalam membantu serangan. Apalagi jika Claudio Marchisio terhindar dari cedera, Juve sebenarnya akan punya banyak variasi untuk kekuatan di lini tengah, termasuk Paulo Dybala yang diandalkan sebagai pemain no.10.

Peningkatan Kedalaman Skuat

Menghadapi musim 2017/2018, Juventus memang tidak perlu banyak mengubah wajah mereka. Dari musim ke musim, Juventus punya kebiasaan tidak terlalu banyak mengubah susunan pemain utama. Peningkatan kualitas pun sudah dilakukan musim lalu, ketika mendatangkan pemain-pemain sekaliber Pjanic dan Gonzalo Higuain.

Tapi sisi positif yang terlihat dari aktivitas transfer Juventus pada musim panas ini adalah peningkatan kedalaman skuat mereka. Selain di sektor sayap, kehadiran Matuidi membuat Juventus tak lagi khawatir jika harus kehilangan Khedira. Sementara musim lalu pemain-pemain seperti Mario Lemina dan Tomas Rincon terbukti gagal menjaga kualitas Juventus. Tak heran keduanya dilepas.

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, kesembuhan Marchisio bisa menjadi kredit poin tersendiri bagi Juventus. Jika ia bisa bugar sepanjang musim, dengan kualitas yang dimilikinya, Juve memang seolah mendapatkan tambahan amunisi yang sangat positif di lini tengah. Apalagi Marchisio bisa bermain sebagai salah satu double pivot atau gelandang serang untuk backup Dybala. Tambahan pemain lain seperti Bentancur dan Stefano Sturaro tentunya membuat kedalaman skuat Juventus di lini tengah lebih baik dari musim lalu.

Selain gelandang, pos penjaga gawang juga menjadi lebih baik dengan kehadiran Szczesny. Gianluigi Buffon mungkin masih akan menjadi pilihan utama Juventus musim ini. Tapi kehadiran kiper asal Polandia tersebut, di mana musim lalu ia merupakan kiper terbaik kedua di Serie A, membuat Juve bisa leluasa merotasi Buffon untuk disiapkan pada pertandingan yang lebih penting. Musim lalu, Juve terbilang ragu merotasi Buffon dengan Neto Murara, kecuali di Coppa Italia.

Untuk lini depan, Higuain yang cukup fit sepanjang musim lalu membuat Juve tak berburu penyerang baru pada musim ini. Lagipula Juve masih punya Mandzukic. Selain itu, Moise Kean juga tampaknya disiapkan oleh Allegri sebagai pelapis Higuain dan Mandzukic karena ia tampil cukup memuaskan selama pramusim.

Bagaimana dengan pos di lini pertahanan? Lichtsteiner dan De Sciglio rasanya sudah cukup untuk mengisi slot bek kanan. Di kiri, komitmen Alex Sandro pada Juventus membuat sisi kiri Juve cukup aman, termasuk masih adanya Kwadwo Asamoah. Untuk bek tengah, memiliki empat bek tengah sebenarnya sudah cukup. Tapi jika Juve bisa mendatangkan satu bek tengah baru, tentu akan lebih baik.

***

Setiap musim, Juventus selalu kehilangan pemain andalannya. Tapi meskipun begitu, mereka tetap bisa menjaga eksistensnya sebagai kesebelasan terbaik di Serie A. Karenanya kehilangan Bonucci dan Alves tampaknya tidak akan berpengaruh besar pada kekuatan Juventus dan peta kekuatan Serie A.

Selain itu, Juve telah merekrut pemain-pemain yang memang benar-benar dibutuhkan di setiap lininya. Kedalaman skuat Juve pun lebih mumpuni pada musim ini dibanding musim lalu. Bahkan masih bisa dibilang masih menjadi skuat dengan komposisi terbaik dibandingkan kesebelasan-kesebelasan Serie A lain.

Kedalaman skuat menjadi hal fokus utama Juventus dalam menyambut musim 2017/2018. Dengan target berprestasi di Liga Champions, kedalaman skuat memang akan sangat berperan penting. Juventus tampaknya sudah melakukannya cukup baik pada bursa transfer musim panas ini dan siap kembali melanjutkan status raja di Serie A 2017/2018.

foto: juventusfc.id

Komentar