Tiga Kesebelasan yang Akan Mengejutkan Bundesliga 2017/2018

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tiga Kesebelasan yang Akan Mengejutkan Bundesliga 2017/2018

Kejutan adalah sesuatu yang kerap membuat orang terperanjat tak percaya. Namun, jika tak ada unsur kejutan, maka segala sesuatu tidak akan berjalan dengan menarik. Itu juga yang terjadi di beberapa liga di Eropa.

Di liga-liga Eropa, kerap muncul sebuah tim yang menguasai sebuah liga dan menjadi juara. Terkhusus untuk Bundesliga, kesebelasan yang kerap mendominasi dan di akhir musim menjadi juara adalah Bayern München. Selama lima musim terakhir, nama Die Roten adalah jaminan pasti juara Bundesliga di setiap musimnya. Skuat dan pelatih mumpuni, disertai gelontoran dana yang cukup meiimpah, membuat Die Roten kerap menjadi sesuatu yang tak tersentuh di Jerman.

Beberapa kesebelasan pun mencoba untuk mengejar Bayern di liga. Ada nama Borussia Dortmund yang sempat mengganggu kenyamanan Bayern dalam dua musim (2009/2010 dan 2010/2011). Ada juga nama VfL Wolfsburg yang sempat menjadi batu sandungan Bayern, serta RB Leipzig yang sempat mempersulit Bayern di musim 2016/2017. Namun, mereka semua pada akhirnya gagal secara konstan untuk menggoyang Bayern di puncak.

Namun, untuk sekarang, lepaskanlah nama Bayern untuk sementara. Die Roten memang kerap menjadi kesebelasan kambing hitam yang membuat Bundesliga menjadi liga yang tidak dianggap menarik. Seperti halnya La Liga, ada baiknya memerhatikan kesebelasan di bawahnya, termasuk kesebelasan kejutan yang bisa saja membuat Bundesliga menjadi liga yang menarik untuk disaksikan di musim 2017/2018.

Setidaknya, akan ada tiga kesebelasan yang bisa memberikan kejutan dalam ajang Bundesliga musim 2017/2018. Mereka adalah TSG 1899 Hoffenheim, RB Leipzig, dan Hertha Berlin

TSG 1899 Hoffenheim, dan menanti racikan baru Julian Nagelsmann

Musim 2016/2017 adalah musim yang cukup bersahabat bagi TSG 1899 Hoffenheim dan Julian Nagelsmann. Penampilan luar biasa Die Kraichgauer membuat mereka mendapatkan kesempatan tampil di Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, baik itu di Liga Europa maupun Liga Champions (jika mampu menang atas Liverpool).

Racikan luar biasa dari sang manajer muda, Julian Nagelsmann, membuat Hoffenheim mampu mengejutkan tim-tim lain di Bundesliga. Kekayaan taktik yang ia miliki, disertai dengan kemampuan memoles para pemain di dalam skuatnya, membuat Hoffenheim mampu bersaing di papan atas Bundesliga dan mengganggu kemapanan tim-tim papan atas.

Untuk musim 2017/2018, ada sedikit perombakan dalam skuat Hoffenheim. Kepergian Niklas Süle dan Sebastian Rudy ke Bayern München sedikit mengubah peta kekuatan skuat Nagelsmann. Nama Havard Nordtveit pun diangkut dari West Ham untuk menggantikan peran yang ditinggalkan oleh Süle, mengingat peran pemain yang berposisi sebagai bek tersebut cukup penting dalam permainan Hoffenheim pada musim 2016/2017.

Kedatangan Serge Gnabry yang dipinjam dari Bayern pun memperkuat lini serang Hoffenheim. Untuk lini tengah, dua pemain asal Austria, Florian Grillitsch dan Robert Zulj diharapkan dapat menggantikan peran penting dari Sebastian Rudy yang menjadi motor serangan Hoffenheim di musim 2016/2017. Kedalaman skuat adalah sesuatu yang penting, dan Nagelsmann sekarang punya tantangan baru karena musim 2017/2018, Hoffenheim akan cukup banyak ikut kompetisi, baik itu domestik maupun Eropa.

Untuk skema permainan sendiri, dengan Nagelsmann sebagai pelatih kepala, permainan Hoffenheim yang baik secara transisi serta pressing ketat sejak lawan memegang bola di daerah pertahanan masih akan menjadi andalan. Namun, jangan kaget jika kelak Nagelsmann mengeluarkan skema ataupun pola permainan yang baru, karena dengan dukungan teknologi bernama Videowall, pelatih berusia 30 tahun tersebut bisa saja menciptakan sesuatu yang baru, sekaligus menciptakan kejutan di Bundesliga.

RB Leipzig, akankah mereka kembali mengejutkan?

Musim 2016/2017 juga menjadi musim yang baik bagi RB Leipzig. Dengan catatan apik sampai akhir Hinrunde, mereka menjadi penantang serius Bayern dalam meraih titel juara Bundesliga, terlepas dari ejekan yang hinggap kepada mereka berupa "klub plastik", karena mereka dianggap menggunakan uang berlimpah dari perusahaan yang menaungi mereka, Red Bull, untuk bersaing di Bundesliga.

Penampilan atraktif, ditopang dengan kekuatan skuat mereka yang bermaterikan pemain-pemain muda, menjadikan Die Roten Bullen menjadi klub yang cukup menghibur dalam ajang Bundesliga 2016/2017. Namun, memasuki fase Rückrunde 2016/2017, penampilan mereka sedikit menurun, walau pada akhirnya mereka tetap bisa menjadi runner-up Bundesliga di bawah Bayern.

Memasuki musim 2017/2018, RB Leipzig dipercaya masih menyajikan kejutan tersendiri untuk tim-tim lain. Dengan materi pemain yang hampir sama (mereka hanya ditinggalkan Davie Selke dan Rani Khedira yang memutuskan untuk hengkang), Ralph Hasenhüttl masih bisa mengandalkan nama-nama seperti Timo Werner, Yussuf Poulsen, Emil Forsberg serta Naby Keita untuk musim 2017/2018.

Untuk skema permainan sendiri, Ralph tampaknya masih akan menerapkan metode "serangan tengah" yang menjadi andalan RB Leipzig pada musim 2016/2017. Meski pada akhirnya skema ini menguras stamina para pemain jelang memasuki akhir musim, skema ini terbukti ampuh untuk mendobrak kemapanan tim-tim papan atas Bundesliga.

Pada musim 2017/2018, mungkin skema ini akan menjadi lebih matang, seiring dengan datangnya pemain-pemain baru macam Jean-Kevin Augustin maupun Elias Abouchabaka yang dapat memberikan dimensi baru dalam permainan Die Roten Bullen.

Hertha Berlin dan permainan fisikal a la Pal Dardai

Hertha Berlin pernah menjadi kesebelasan yang tidak konsisten. Naik dan turun dari dan ke kompetisi Bundesliga 2 adalah hal yang kerap mereka alami. Namun, semenjak Pal Dardai datang, semua berubah bagi Hertha. Mereka menjadi tim yang konsisten bertahan di Bundesliga, bahkan pada musim 2016/2017 mereka berhasil menyodok ke peringkat 10 besar.

Permainan fisikal dan penuh determinasi yang ditanamkan Dardai kepada para pemain asuhannya membuat Hertha kerap menjadi sandungan tim papan atas. Bayern dan Dortmund adalah tim yang merasakan keganasan serta determinasi tinggi dari para pemain Hertha ini. Thomas Tuchel bahkan pernah merutuk jika Hertha bermain kelewat kasar, yang langsung dijawab oleh Dardai bahwa sepakbola adalah permainan para pria.

Hal yang sama sangat mungkin ditunjukkan kembali oleh Hertha pada musim 2017/2018 ini. Dengan skuat yang bisa dibilang tidak terlalu mewah, permainan fisikal seperti ini akan menjadi ciri khas tersendiri dari tim yang bermarkas di Olympiastadion, Berlin, ini. Ditambah dengan pemain-pemain yang memang punya karakter yang keras macam Mitchell Weiser, Vedad Ibisevic, Vladimir Darida, Marvin Plattenhardt, maupun Genki Haraguchi membuat Hertha masih menjadi tim yang patut diwaspadai.

Meremehkan Hertha, berarti bernasib sama seperti Dortmund dan Bayern yang harus rela ditahan imbang oleh Hertha yang bermain spartan dan penuh determinasi. Mereka akan memberikan kejutan yang tidak disangka-sangka.

Hertha Berlin, bisa saja mengejutkan, bisa saja tidak

Komentar