Reno Salampessy dan Kebahagiaan Bermain Sepakbola

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Reno Salampessy dan Kebahagiaan Bermain Sepakbola

Masa-masa bermain sepakbola yang paling bahagia adalah ketika kita masih berusia kanak-kanak. Ketika itu, tak ada beban yang hinggap ketika menggulirkan bola di lapangan. Yang kita tahu, kita hanya menendang bola dengan penuh kebahagiaan. Inilah yang sekarang sedang dialami oleh Reno Salampessy, anak dari Ricardo Salampessy, pesepakbola kenamaan Indonesia.

Reno menjadi satu dari 10 anak yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti training camp di Barcelona. Melalui program Milo Goes to Barcelona, Reno berkesempatan untuk mengikuti latihan yang diselenggarakan oleh di akademi La Masia, Barcelona selama tiga hari, terhitung mulai tanggal 20 Agustus sampai 23 Agustus.

Di Barcelona nanti, Reno akan bersua dengan pemain-pemain yang ia idolakan. Ricardo Salampessy, ayah dari Reno, juga menyebut bahwa Reno mengidolakan klub asal Catalan tersebut, sehingga ketika Reno tahu dapat kesempatan ini, ia tampak begitu senang. “Kebetulan tim favorit Reno Barcelona juga. Jadi dia sangat senang ketika dia bisa dapat kesempatan berlatih di Barcelona,” ungkap Ricardo.

Apa yang Reno capai ini, memang tak lepas dari bahagianya ia ketika bermain sepakbola.

Kenal sepakbola sedari kecil

Terlahir dari keluarga yang begitu dekat dengan sepakbola, Reno sudah akrab dengan sepakbola dan segala atmosfer tentang sepakbola sedari ia masih kecil. Ibunda dari Reno, Fani Salampessy, bahkan menyebut bahwa sedari Reno masih berada di dalam kandungan, ia sudah memperkenalkan Reno kepada dunia sepakbola.

"Kita sama dunia bola memang sudah akrab, bahkan sejak Reno masih dalam kandungan. Saya sudah bawa Reno ke lapangan sejak umur empat bulan, sudah saya bawa nonton ayahnya main. Dari kecil dia memang sudah banyak gaul sama bola," kenang sang ibu.

"Dia mulai masuk SSB usia tiga tahun, nah dari situ dia main, sejak masih belum tahu posisi dan mainnya kaya gimana. Awalnya memang dia mainnya acak, namun semakin hari setelah semakin berlatih. Dia semakin tahu," tambahnya.

Keakraban Reno dengan sepakbola ini pun mengundang perhatian tersendiri dari sang ayah. Menyadari bahwa sang anak punya potensi cukup besar dalam dunia sepakbola, Ricardo membimbing anaknya tersebut. Meski berbeda posisi main dengannya, hal tersebut tidak membuat Ricardo surut dalam memberikan semangat kepada anaknya agar kelak bisa menjadi pesepakbola andal.

Reno sedang menunjukkan aksinya

"Selalu saya dukung dia, ketika saya ada waktu libur saya sempatkan untuk memberi latihan untuk Reno. Selain itu, kami juga sering menonton video-video sepakbola, dan dia juga suka ikut kalau saya latihan. Reno juga berlatih di salah satu SSB di kota Jayapura namanya SSB Batik," ungkap Ricardo.

Sekarang, semua usaha tersebut pun membuahkan hasil. Reno terpilih untuk mengikuti pelatihan di akademi Barcelona, La Masia, lewat program Milo Goes to Barcelona. Dukungan pun mengalir untuk Reno dari sang ayah dan ibu. Mereka siap untuk ditinggalkan sang anak jika kelak memang itu adalah hal baik untuk perkembangan karier Reno di dunia sepakbola.

"Dia akan pergi tanggal 20 Agustus, nanti akan ditemani ibunya. Tapi, itu pun hanya di antar sampai Jakarta saja. Saya rasa di sana dia tidak akan lama juga, karena hanya menjalani training camp bersama peserta pemenang Milo dari mancanegera. Tapi, seandainya ada kesempatan dia berlatih di sana mungkin akan saya dan keluarga pertimbangkan," ujar sang ayah.

"Kalau memang untuk masa depan anak saya, saya siap aja (ditinggalkan Reno). Semoga dia bisa menjadi pemain hebat!" ungkap sang ibu.

Bahagia bermain sepakbola

Reno memang terlahir di keluarga yang menggemari sepakbola. Darah sepakbola pun mengalir di dalam dirinya yang berasal dari sang ayah yang notabene merupakan pesepakbola profesional. Namun, tampak bahwa Reno sama sekali tidak terbebani oleh hal tersebut. Ketika ia bermain-main dengan bola, tampak wajah sumringah dari Reno, seolah yang hanya ia pikirkan hanya bermain bola saja, tanpa ada hal yang lain.

Wajah sumringah Reno ketika bermain sepakbola

Ia seolah tak memedulikan predikat ayahnya yang sudah dikenal sebagai pesepakbola kenamaan Indonesia. Reno, yang masih berusia 10 tahun tersebut, tampak gembira ketika menendang-nendang bola berlambangkan Milo. Tak ada pikiran lain di dalam benaknya selain bermain bola, menendang bola dengan penuh sukacita.

Melalui program Milo Goes to Barcelona ini, kesempatan Reno untuk bersenang-senang pun semakin terbuka. Ia akan mendapatkan pengalaman bertemu dengan rekan-rekan sebayanya dari negara lain, dan yang paling membahagiakan, ia akan bertemu dengan pemain-pemain idolanya di Barcelona sana. Bertemu dengan pemain idola, bagi anak seusia Reno, tentu adalah sebuah cerita tersendiri yang akan ia kenang sampai ia dewasa nanti.

***

Dari sosok Reno di atas, yang tampak bahagia ketika memainkan bola, kita sadar bahwa ada satu hal yang kerap terlupakan ketika memainkan sepakbola, yaitu kesenangan. Ketika kita senang memainkannya, maka ia tidak akan terasa begitu berat. Karena merasa senang, bahkan waktu akan terasa bergulir begitu cepat, serta rasa ketagihan akan muncul untuk memainkannya lagi dan lagi.

Reno adalah contoh bagaimana kebahagiaan adalah hal yang diperlukan ketika bermain sepakbola. Di usianya yang masih 10 tahun, ia tak perlu memikirkan banyak hal ketika menendang-nendang si kulit bundar. Cukup pikirkan kesenangan di depan mata, kesenangan dalam menendang bola, dan bermain sepakbola akan menjadi sesuatu yang begitu menggembirakan.

Tetaplah bahagia bermain sepakbola, Reno, dan capailah cita-citamu menjadi pesepakbola yang hebat!

Baca Juga: Dari Papua ke Barcelona, Impian Reno Salampessy Jadi Kenyataan

Komentar