Tambal Sulam Leonardo Jardim di Skuat Juara AS Monaco

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Tambal Sulam Leonardo Jardim di Skuat Juara AS Monaco

Terjadi kejutan di Ligue 1 Prancis 2016/2017. Kejutan dilakukan AS Monaco yang mampu menjuarai kompetisi tersebut. Monaco membutuhkan waktu sekitar 17 tahun untuk kembali meraih gelar Ligue 1, dan perlu empat musim bagi rakyat Prancis untuk mendapatkan juara baru selain Paris Saint-Germain (PSG) yang mendominasi Ligue 1 sejak 2012/2013 secara beruntun.

Sebelum menjuarai Ligue 1 musim lalu, raihan terbaik Monaco adalah menjadi runner-up Ligue 1 2013/2014. Gelar juara Ligue 1 2016/2017 juga merupakan obat degradasinya Monaco pada akhir musim 2010/2011. Monaco diwajarkan malu besar ketika degradasi saat itu. Wajar karena mereka adalah kesebelasan besar dan gelar juara Ligue 1 pun lebih banyak daripada PSG.

Gelar Ligue 1 musim lalu membuat Monaco unggul dua juara daripada PSG. Monaco juga mencetak banyak bintang baru pada Ligue 1, seperti Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Jemerson, Kylian Mbappe, Thomas Lemar, Tiemoue Bakayoko, dan lainnya. Tapi beberapa bintang baru itu juga telah meninggalkan Monaco pada bursa transfer musim panas ini.

Mendy, Silva, dan Bakayoko sudah hengkang ke kesebelasan lain di Liga Primer Inggris. Bahkan Mbappe dan Fabinho pun terus dikaitkan dengan kesebelasan besar lainnya. Tapi Monaco pun mendatangkan pemain-pemain baru dengan usia yang cukup muda. Kendati mayoritas pemain muda yang datang, Leonardo Jardim selaku Pelatih Monaco selalu mampu menggebrak dengan pemain seadanya.

Dari skuat seadanya pun Jardim selalu mampu mencetak bintang-bintang baru di lapangan. Hal itulah yang membuat Monaco selalu menarik dibahas selama dilatih oleh pelatih asal Portugal tersebut. Di sisi lain, Jardim juga perlu waspada karena PSG sedang membangun skuatnya agar kembali mendominasi lagi.

Selera dan efektivitas transfer Leonardo Jardim

Jardim telah kehilangan banyak kekuatannya untuk mempertahankan gelar juara Ligue 1. Selain menjual Mendy dan Silva ke Manchester City, Bakayoko pun dilepas ke Chelsea. Monaco menjual sembilan pemain lainnya termasuk Nabil Dirar ke Fenerbahce. Kendati demikian, Monaco bisa mengantongi 142 juta paun dari hasil-hasil penjualannya selama bursa transfer musim panas 2017.

Jardim pun menutup kekosongan yang ditinggalkan pemain-pemainnya tersebut. Namun lagi-lagi dengan kejeliannya melihat bakat-bakat pemain muda. Dua pemain yang mendapatkan sorotan dari pembelian Jardim sejauh ini adalah Terence Kongolo dan Youri Tielmans. Kongolo yang berusia 23 tahun, dibeli dari Feyenoord. Tielemans berumur 20 tahun, dibeli dari Anderlecht.

Keduanya digadang-gadang sebagai wonderkid dari mantan kesebelasnnya masing-masing. Maka tinggal menunggu waktu bagi Kongolo maupun Tielemans untuk bisa menjadi pemain besar. Seperti yang sering dilakukan Jardim bersama Monaco dalam tiga musim ke belakang.

Pemain senior dan berpengalaman pun tetap tidak lepas dari transfer mantan pelatih Sporting Lisbon itu. Jardim percaya bahwa Diego Benaglio yang direkrut dari VfL Wolfsburg bisa membuat persaingan sehat dengan Danilej Subasic yang selalu menjadi kiper inti Monaco.

Jardim juga mendatangkan pemain-pemain muda lain seperti Adama Diakhaby (Stade Rennais), Jordy Gaspar (Olympique Lyonnais), Jordi Mboula (Barcelona), dan Soualiho Meite (Zulte Waregem). Tidak hanya membeli pemain, Irvin Cardona dan Julien Serrano dipromosikan dari akademi Monaco.

Maka perlu dinanti bagaimana polesan Jardim kepada pemain-pemain muda itu di masa yang akan datang. Atau justru di antara mereka menjadi berjuta-juta paun yang akan masuk ke kantong Monaco karena dijual ke kesebelasan lain dengan harga mahal. Tapi setidaknya mereka bisa terus dimatangkan sebelum bintang-bintang Monaco sebelumnya dijual ke kesebelasan lain di masa yang akan datang.

Filosofi strategi Leonardo Jardim membuat Monaco selalu menjadi ancaman

Jardim menggunakan formasi dasar 4-4-2 untuk kesebelasan berjuluk Les Monegasques itu. Serangan sayap adalah yang paling diandalkannya dalam formasi tersebut. Bahkan kedua bek sayapnya bisa maju sampai daerah pertahanan lawan. Pergerakan itu menutupi gelandang sayapnya yang sering melakukan aksi-aksi cut inside ke dalam kotak penalti.

Maka dari itu, formasi Monaco sering terlihat menjadi 2-4-4 ketika menyerang. Bahkan dua bek tengahnya juga sering naik ke tengah untuk menerapkan pertahanan garis tinggi. Naiknya kedua bek tengah Monaco terbantu dengan agresivitas dua gelandang tengah perebut bola atau membangun serangan kembali di wilayah lawan.

Formasi dan strategi menyerang AS Monaco musim 2016/2017

Duet gelandang itu menjadi penyaring serangan lawan pertama sebelum bertemu dengan pemain belakang. Pada musim lalu, paduan gelandang tengah Monaco yang diperankan Fabinho dan Bakayoko mampu melakukan 5,3 tekel bersih dan 3,2 intersepsi di setiap pertandingannya.

Agresivitas di lini tengah membuat bek tengah Monaco bisa menerapkan garis pertahanan tinggi dengan nyaman. Ditambah dengan Jardim yang selalu menginstruksikan skuatnya agar selalu memberikan pressing kepada lawan. Strategi itulah yang menjadi filosofi Jardim bersama kesebelasan yang bermarkas di Stadion Louis II tersebut.

Ia ingin Radamel Falcao dkk mampu memenangkan bola dengan cepat. Memenangkan duel di lini tengah melalui tekanan setinggi mungkin agar lawan terkurung di wilayahnya sendiri. Sementara di lini depan, duet penyerang Monaco memiliki perannya masing-masing.

Falcao dan Valere Germain atau Kylian Mbappe adalah duet andalan selama musim lalu. Selama itu juga Germain atau Mbappe berperan sebagai penyerang kedua yang berduet dengan Falcao sebagai target man. Total, Falcao mampu mencetak 30 gol dari 43 pertandingan di seluruh ajang yang diikuti Monaco pada musim lalu.

Kendati menjadi penyerang kedua, Germain mampu mencetak 17 gol dari 60 pertandingan dan Mbappe mencetak 26 gol dari 44 laga. Selain Germain, Mbappe dan Falcao berkemungkinan bertahan di Monaco pada musim 2017/2018. Bertahannya dua penyerang itu setidaknya membuat Jardim tetap tenang dengan produktivitas gol kesebelasannya musim depan.

Tapi Jardim perlu memikirkan sektor tengah dan belakang karena ditinggalkan pemain pentingnya. Kedua lini itulah yang paling banyak ditinggalkan pemain kuncinya dan sejauh ini masih belum terbukti kontribusinya secara penuh.

Tambal sulam AS Monaco dan menantikan bintang baru

Monaco bisa dibilang digembosi pada bursa transfer musim panas ini. Empat pemain intinya, yaitu Mendy, Silva, Bakayoko, dan Germain telah pergi ke kesebelasan lain. Tapi pada dasarnya para pendukung Monaco tidak perlu terlalu panik karena Jardim dikenal mampu mengandalkan skuat seadanya dan mengorbitkan pemain bintang baru.

Kedatangan Kongolo diharapkan bisa menggantikan peran Mendy musim lalu. Tapi posisi bek sayap kiri bukanlah posisi alami Kongolo. Posisi alami pemain 23 tahun itu adalah bek tengah. Ia menekuni peran bek sayap kiri selama membela Feyenoord pada musim lalu. Dan hasilnya Kongolo tidak tergantikan sebagai bek kiri Feyenoord musim lalu dengan memainkan 23 pertandingan.

Dengan pembelian Kongolo, Jardim memiliki keuntungan karena ia bisa bermain sebagai bek tengah jika salah satu duet Jemerson atau Kamil Glik absen. Di lini tengah, kehilangan Bakayoko akan membuat Jardim kembali mengandalkan Joao Moutinho sebagai duet Fabinho.

Tapi di sisi lain, Jardim akan memoles Youri Tielmans. Jika Tielmans mampu bermain impresif seperti Bakayoko, bukan tidak mungkin ia akan memaksa Moutinho kembali kehilangan tempat utamanya di tengah. Sementara di sayap akan sepeninggal Silva, Rony Lopes yang kembali dari pinjaman OSC Lille bisa menjadi jawaban.

Lopes tampil baik selama dipinjamkan ke Lille musim lalu. Dari 25 penampilannya bersama Lille di Ligue 1 2016/2017, ia mampu mencetak empat gol dan empat asis. Pengalamannya bersama Lille itu akan membantu perkembangannya di Monaco yang saat ini usianya baru 21 tahun.

Maka Jardim tinggal mengasahnya saja agar bisa menggantikan Silva. Apalagi Lopes sama-sama dari Portugal seperti Silva. Sementara di posisi penjaga gawang, Danijel Subasic tetap tidak tergantikan walau Monaco mendatangkan Diego Benaglio dari Wolfsburg.

Jumlah penampilan musim lalu saja sudah membuktikan Subasic lebih unggul ketimbang Benaglio. Subasic dimainkan 36 kali di Ligue 1, sementara Benaglio cuma dipercayai 14 kali selama Bundesliga musim lalu. Seluruh area itu tinggal menyokong lini depan Monaco agar tetap produktif. Mbappe, jika tidak pindah, akan menjadi duet utama Falcao karena kepergian Germain.

Selanjutnya tinggal menunggu tuah dari tangan dingin Jardim yang mampu menyulap skuat seadanya menjadi luar biasa. Selain tantangannya untuk mempertahankan gelar juara, hal paling ditunggu lainnya adalah menantikan bintang baru yang dicetak Jardim pada musim depan.

Komentar