Maksimalnya Peran Paulo Sergio Bikin Bhayangkara FC Berada di Papan Atas

Analisis

by redaksi

Maksimalnya Peran Paulo Sergio Bikin Bhayangkara FC Berada di Papan Atas

Bhayangkara FC menjadi salah satu tim yang secara mengejutkan mampu menyodok ke papan atas Liga 1 2017. Meski sempat menderita dua kekalahan beruntun dari Arema dan PS TNI, sejauh ini Bhayangkara FC mampu mengumpulkan poin 30, hasil dari sepuluh kali menang dan tujuh kali kalah. Mereka menjadi satu-satunya tim yang tidak pernah mendapatkan hasil imbang sampai paruh musim.

Langkah cerdas merekrut marquee player asal Portugal, Paulo Sérgio Moreira Gonçalves, menjadi kunci dari penampilan positif Bhayangkara FC selama paruh musim pertama. Ditambah dengan kemampuan pemain asal Brasil, Thiago Furtuoso Dos Santos serta perekrutan Guy Junior Ondoua dari Madura United membuat tim asuhan Simon McMenemy menjadi salah satu tim yang diperhitungkan di Liga 1 2017.

Untuk paruh kedua nanti, Bhayangkara FC masih menjadi tim yang patut untuk diperhitungkan. Apalagi selepas paruh musim pertama ini mereka menempati posisi empat di klasemen sementara Liga 1 2017 dengan selisih dua poin dari Madura United sebagai juara paruh musim.

Lini Pertahanan Bhayangkara FC

Dari lima tim papan atas Liga 1, Bhayangkara FC menjadi tim yang paling banyak kebobolan yaitu dengan torehan 22 gol. Dari 22 gol tersebut, 12 gol yang tercipta terjadi dari proses umpan silang, dengan rincian tujuh gol dari sisi kiri pertahanan dan lima gol dari sisi kanan. Hal ini bisa terjadi karena kedua full-back Bhayangkara FC kerap ikut membantu penyerangan dan terlambat untuk kembali ke posisinya. Hal ini kerap dieksploitasi oleh kesebelasan lawan untuk melakukan serangan balik.

Skema pertahanan Bhayangkara FC ketika serangan balik terjadi adalah dengan menempatkan salah satu gelandang bertahan, baik itu Lee Yoo-Joon atau T.M. Ichsan untuk menutup posisi yang ditinggalkan full-back. Sejauh ini Bhayangkara FC telah kebobolan 22 gol dari 17 pertandingan, dengan rincian menit kebobolan sebagai berikut.

Sepuluh gol yang terjadi pada menit-menit akhir pertandingan ke gawang Bhayangkara menunjukkan bahwa tim ini kerap lengah atau kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir pertandingan selama paruh pertama Liga 1 2017.

Dengan statistik di atas, jika dibandingkan dengan Persipura Jayapura yang saat ini menempati posisi tiga klasemen sementara, Bhayangkara FC kalah dari segi penyelamatan dan tekel sukses. Mutiara Hitam mencatatkan kebobolan 21 gol dari 17 pertandingan, dengan catatan aksi bertahan berupa persentase duel udara sukses sebanyak 50,2%, rataan sapuan bola per pertandingan sebanyak 12,8 kali, rataan blok tendangan lawan sebanyak 1,3 kali per pertandingan, rataan intersep sebanyak 39,1 per pertandingan, persentase tekel sukses sebesar 40%, dan rataan penyelamatan per pertandingan sebanyak 3,4 kali.

Meski perbandingan aksi bertahan menunjukkan Bhayangkara FC bertahan lebih baik, tetapi ada celah di lini belakang yang membuat mereka kebobolan lebih banyak. Salah satu aspek yang memengaruhinya adalah penyelamatan dari penjaga gawang. Yoo Jae-Hoon mencatatkan aksi penyelamatan lebih besar daripada Awan Setho.

Serangan Bhayangkara

Dengan kecepatan dan teknik dari para pemain sayap Bhayangkara FC, hal ini menjadi salah satu kelebihan dalam variasi serangan mereka. Hal ini juga ditunjang dengan umpan-umpan terobosan dari Paulo Sérgio dan kedua full-back yang selalu agresif ketika ikut membantu penyerangan.

Saling bertukar posisi antara Wahyu Subo Seto dan Ilham Udin di depan membuat konsentrasi lawan menjadi terpecah, dan posisi Thiago Furtuoso/Guy Junior ketika tidak memegang bola juga ikut berpengaruh dalam mengelabui pemain bertahan lawan. Total 12 dari 27 gol yang diciptakan Bhayangkara terjadi dari set-play, dan sisanya dari set-piece.

Jika dibandingkan dengan Persipura Jayapura yang saat ini telah memasukkan 30 gol dari 17 pertandingan, Bhayangkara FC sebenarnya tidak tertinggal terlalu jauh. Mereka hanya kalah dari segi persentase tendangan ke gawang (Persipura menorehkan persentase sebesar 47%). Persipura pun hanya berhasil menorehkan rataan umpan kunci per pertandingan sebanyak 6,8 kali, rataan dribel per pertandingan sebanyak 7,3 kali, rataan umpan terobosan per pertandingan 6,7 kali, persentase umpan silang kanan sukses sebesar 23,8%, dan persentase umpan silang kiri sukses sebanyak 20%.

Meskipun dalam segi statistik BFC lebih unggul dalam beberapa faktor dari Persipura Jayapura, tetapi dalam soal penyelesaian akhir Persipura lebih matang dari BFC.

Paulo Sérgio Moreira Gonçalves, kunci permainan Bhayangkara FC

Marquee player asal Portugal ini tampil cukup gemilang di paruh musim pertamanya di Liga 1 2017 bersama BFC. Meski baru bermain sejak pekan keempat, tapi pemain ini membuktikan kualitasnya sebagai motor serangan dari lini tengah. Saat ia mulai bermain, BFC langsung meraih dua kemenangan beruntun. Ia pun terbilang cukup sukses di musim pertamanya bermain di Liga 1 dengan menjadi pemain kunci untuk lini serang BFC.

Kecerdikan pemain ini jelas terlihat ketika BFC mampu mengalahkan Mitra Kukar dengan skor telak 4-0. Dua umpan terobosannya menjadi asis untuk Guy Junior. Pemain yang sebelumnya bermain di Brunei ini sangat jeli dalam melakukan umpan yang menjadikan peluang dan juga selalu memainkan bola di saat yang tepat sebelum mengirim umpan.

Dari segi penyerangan, marquee player BFC ini cukup produktif dengan menorehkan empat gol dan dua asis, dengan persentase tendangan sukses ke gawang mencapai 64% dan rataan umpan kunci per pertandingan sebanyak 2 kali. Pemain ini pula yang dapat memaksimalkan peran Ilham Udin Armaiyn dan Wahyu Subo Seto di posisi winger.

Masih ada paruh kedua Liga 1 2017 yang akan dijalani oleh Bhayangkara FC. Jika mereka mampu mempertahankan performa apik mereka ini, mereka bisa saja menjadi penantang serius gelar juara Liga 1 2017 bersama dengan tim papan atas yang lain.

Sumber Data: Tim Statistik Pandit Football Indonesia

(gil/sfs)

Komentar