Harapan Baru Beruang Madu

Analisis

by redaksi

Harapan Baru Beruang Madu

Serentetan hasil buruk di Liga 1 Indonesia 2017 dialami Persiba Balikpapan selama putaran pertama. Dari 17 pertandingan yang dilakoni, tim berjulukan Beruang Madu itu menelan 12 kekalahan dan empat hasil imbang. Hanya satu kali saja meraih kemenangan kala menjamu Borneo FC di Stadion Parikesit, Balikpapan, pada 3 Juni lalu. Hasil tersebut menempatkan mereka di posisi juru kunci di tabel klasemen sementara Liga 1.

Banyak faktor yang membuat Persiba akhirnya terdampar di papan bawah di jeda musim 2017 ini. Pada pekan awal kompetisi, mereka harus terusir dari Stadion Parikesit yang masuk dalam rencana pembangunan yang dilakukan oleh PT Pertamina selaku pemilik lahan stadion tersebut. Akibatnya mereka harus melakoni pertandingan kandang si Stadion Gajayana, Malang. Tercatat, empat laga kandang mereka mainkan di markas klub Persema Malang itu.

Hasilnya tidak terlalu baik bagi Persiba, sebab empat pertandingan kandang melawan Persija Jakarta, Arema FC, Sriwijaya FC, dan Persipura Jayapura dilalui dengan kekalahan. Faktor tidaknya dukungan penonton cukup berpengaruh pada performa Persiba kala itu. Para pemain terkesan kurang bersemangat karena tidak adanya nyanyian suporter yang bisa mengangkat semangat juang Marlon da Silva dan kawan-kawan.

Permasalahan lebih pelik dialami setelah Timo Susilo Scheunemann mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala setelah Persiba ditekuk Arema FC 0-1 di Stadion Gajayana. Milomir Seslija kemudian dipilih sebagai pengganti Timo. Namun, mantan pelatih Arema itu belum sepenuhnya mampu mengangkat performa tim. Debutnya diwarnai dengan kekalahan 0-2 dari Sriwijaya FC. Setelahnya, secara berturut-turut mereka terus meraih hasil negatif.

Hingga akhirnya, angin segar itu pun datang, ketika Persiba kembali diizinkan untuk pulang ke Balikpapan dan menggunakan Stadion Parikesit. Debut mereka di Parikesit sangat memuaskan, Persiba sukses meraih tiga poin pertamanya setelah mengalahkan Borneo FC dengan skor 3-2.

Namun alih-alih bangkit, setelah kemenangan tersebut Persiba justru kembali pada tren negatif. Tidak ada lagi satu pun kemenangan yang berhasil mereka raih. Milo pernah mengatakan bahwa salah satu kekurangan timnya adalah tidak meratanya skuat yang dimiliki Persiba. Menurutnya, Persiba didominasi oleh pemain muda yang kurang berpengalaman.

“Kami bermasalah di sektor kiri. Kami coba Frengky (Turnando), Satrio (Syam), kami sudah coba semua. Memang kami tak punya bek kiri yang baik. Ini bukan soal bek kiri, tapi soal seleksi pemain dari awal kompetisi. Pemain kami rata-rata masih sangat muda, dan minim pengalaman,” ujarnya seperti dikutip dari Goal.

Tumpulnya lini depan disinyalir menjadi salah satu penyebab rentetan hasil buruk selama ini. Bagaimanapun mencetak gol sangat penting jika ingin meraih kemenangan. Dari sekian banyak pemain tercatat hanya Marlon Da Silva dengan empat gol, diikuti oleh Dirkir Glay (3) dan Bijahil Chalwa (2) yang mampu menyumbang gol bagi Persiba.

Setelah Milo menjabat sebagai pelatih, sebenarnya ada sejumlah laga sebenarnya hampir dimenangkan mereka. Seperti saat berhadapan dengan PSM di Stadion Parikesit, Persiba sempat unggul 2-1 hingga menit 90 melalui Marlon dan Dirkir. Namun empat menit sebelum laga usai, gawang Yoewanto Setya Beny kebobolan melalui Reinaldo Elias. Persiba kemudian harus puas menyudahi laga dengan hasil imbang 2-2.

Selain faktor non teknis, seperti ketenangan dalam mengeksekusi pelaung beberapa hal yang membuat Persiba kerap kehilangan poin di laga penting juga adalah kurang konsistennya penampilan tiap pertandingan, terkadang mereka lengah di 45 menit babak dua. Ada 10 gol yang bersarang pada menit 45-90, artinya ada penurunan konsentrasi terutama di akhir babak kedua.

Kondisi yang sulit tentunya bagi Persiba di kompetisi musim ini, sebab mereka harus berjuang memperbaiki performa untuk bisa bersaing keluar dari jurang degradasi. Meski demikian Milo optimis di putaran dua nanti ia bisa memperbaiki performa Beruang Madu.

Titik Bangkit Beruang Madu

Pada akhir putaran pertama ini, lambat laun progres perubahan mulai ditunjukkan. Seperti mampu meraih hasil imbang dalam dua laga tandang melawan Mitra Kukar (2-2) dan Persela Lamongan (2-2). Selain itu penampilan Marquee player mereka, Anmar Almubaraki, juga sudah mulai tune in dengan permainan Persiba. Pemain yang pernah bermain di liga Belanda dan Turki itu menunjukkan grafik meningkat di tiga laga terakhirny.

Meski begitu tetap ada evaluasi yang dilakukan, salah satunya perombakan pemain yang gencar dilakukan oleh manajemen Persiba. Total sembilan pemain yang didepak oleh Persiba yang masing-masing Ridho Nur Cahyo (penyerang), Satrio Syam (bek kiri), Dedi Haryanto (penjaga gawang), Dirkir Glay (bek), Masahito Noto (gelandang), Robi Kiswantoro (gelandang), Achmad Hisyam tolle (gelandang), Melkior Leideker Majefat (gelandang), dan Ismail Haris (penyerang).

Delapan pemain baru pun telah didatangkan oleh manajemen sebagai penggantinya, guna bisa tampil meyakinkan di putaran dua nanti. Mereka adalah Sunarto, Oky Derry Andryan, Dian Agus Prasetyo, Rasul Zainuddin, Hendrik Setiadi, Maldini Pali, Hendra Sandi Gunawan dan Srdan Lopicic. Bahkan dari kedelapan itu sudah mulai mengikuti latihan.

Kedatangan pemain baru tersebut membuat Persiba semakin optimis keluar dari zona degradasi. Mereka pun dituntut untuk cepat beradaptasi dengan tim, pasalnya jeda menuju putaran dua hanya beberapa hari saja. Artinya Sunarto yang dengan ciri khasnya sebagai super sub dan Maldini Pali dengan kecepatannnya, Harus membuktikan kualitasnya sebagai sosok yang dibutuhkan saat ini oleh Persiba.

Begitu pula dengan Lopicic yang sudah malang melintang di kompetisi Indonesia selama lima tahun terakhir. Selain memiliki umpan-umpan matang, Lopicic juga dilengkapi dengan skill individu untuk melewati bek-bek lawan. Mantan pemain South China AA yang bermain di liga Hong Kong ini juga bukan tipe playmaker yang rajin membantu lini pertahanan. Alhasil jarang melihat Lopicic turun hingga area pertahanan. Selain itu Lopicic juga memiliki keunggulan lain yakni eksekusi bola mati yang baik.

Dia juga punya visi bermain bagus sehingga tim-tim lawan kesulitan untuk mengawalnya. Hal itu sudah teruji ketika Lopicic mampu membawa Arema juara Bhayangkara Cup 2016 yang saat itu diarsiteki oleh Milo.

Kehadiran para pemain baru ini tentunya menjadi angin segar bagi Persiba yang tengah berupaya bangkit. Selain itu, hal ini juga bisa menjadi awal pembuktian Milo dengan kekuatan baru. Pasalnya pada putaran kedua nanti tim Beruang Madu akan menjalani beberapa partai berat seperti melakoni partai tandang melawan Persija Jakarta dan Arema FC di laga kedua dan ketiga mereka.

(SN/RDR)

Komentar