Arema Harus Bisa Memaksimalkan Adam Alis dan Vizcarra di Paruh Kedua Liga 1

Analisis

by redaksi

Arema Harus Bisa Memaksimalkan Adam Alis dan Vizcarra di Paruh Kedua Liga 1

Arema FC mengawali kompetisi Liga 1 Indonesia dengan optimisme yang tinggi. Sebelum mengarungi Liga 1, Arema berhasil mejadi juara di ajang Piala Presiden 2017 yang mempertemukan kesebelasan-kesebelasan papan atas seperti Persib Bandung, Semen Padang, Pusamania Borneo FC, dan PSM Makassar. Walaupun hanya sebagai turnamen pra-musim, tapi gengsi turnamen Piala Presiden ini cukup menghadirkan atmosfer yang sangat meriah.

Pada kenyataannya, Arema kurang mendapatkan hasil yang baik di paruh pertama musim ini. Hanya berada pada peringkat ketujuh di tabel klasemen paruh musim ini merupakan hasil yang tidak baik untuk kesebelasan sebesar Arema. Dari 17 pertandingan yang sudak dijalani Arema, kesebelasan yang berjuluk “Singo Edan” ini hanya mendapatkan tujuh kemenangan, lima kekalahan, dan lima hasil imbang dengan total poin 26.

Dalam hal mencetak gol, kesebelasan yang pada paruh pertama diasuh oleh Aji Santoso ini hanya mampu mencetak 15 gol dan kemasukan gol sebanyak 16 kali. Catatan ini menjadi catatan yang kurang baik bagi Arema, mereka harus melakukan banyak perbaikan di putaran kedua nanti untuk bisa naik ke papan atas di akhir kompetisi.

Melihat Kurnia Meiga dan Adam Alis sebagai pemain penting di Arema

Pemain kunci Arema di paruh musim pertama ada pada sosok Kurnia Meiga dan Adam Alis. Meiga menjadi pemain yang paling berpengaruh dengan melakukan banyak penyelamatan, yang membuatnya menjadi penjaga gawang dengan penyelamatan terbanyak ketiga di liga selama putaran pertama ini.

Secara keseluruhan, ia melakukan 48 penyelamatan di 15 pertandingan yang ia mainkan, atau hanya terpaut 11 nyelamatan dari Andritany (Persija Jakarta) di peringkat pertama dan enam penyelamatan dari Choirul Huda (Persela Lamongan) di peringkat kedua. Aksi-aksi penyelamatan darinya ini yang membuat Arema masih bisa berada di papan tengah.

Selanjutnya ada Adam Alis yang sudah bermain dalam 16 pertandingan Arema. Ia menjadi pemain tengah dengan mobilitas paling tinggi yang membuatnya menjadi pemain kunci Arema selama paruh musim ini. Berikut catatan Adam ketika bertahan dan menyerang dalam rataan per pertandingan:

Dari data di atas, bisa dilihat jika rata-ratanya di setiap pertandingan Adam bisa menjadi pemain dengan mobilitas tinggi, yang selalu terlibat dalam bertahan dan menyerang. Jika dibandingkan dengan tiga pemain gelandang Arema yang sering bermain, ia menjadi pemain yang paling baik dalam aksi bertahan dan menyerang.

Untuk aksi bertahan, tekel sukses, dan intersep, Adam lebih baik daripada Hendro Siswanto dan Feri Aman Saragih. Sedangkan untuk duel udara, ia hanya kalah dari Hendro yang memiliki postur lebih tinggi daripada Adam.

Untuk hal menyerang, Adam unggul telak dibandingkan Hendro dan Feri. Dari kelima statistik aksi menyerang yang dibandingkan di atas, ia memiliki catatan statiktik yang ungul. Statistik-statistik di atas bisa menyimpulkan bahwa Adam memang menjadi pemain tengah yang paling berkontribusi selama putaran pertama ini untuk Arema.

Selain dari catatan di atas, Adam pun sudah menciptakan dua asis untuk terciptanya gol dari Arema. Tanpa Meiga dan juga terutama Adam, bisa jadi peringkat Arema akan lebih merosot dibandingkan saat ini.

Perubahan yang harus dilakukan Arema

Berada di peringkat ketujuh di tabel klasemen sementara di paruh putaran pertama ini bukan hal yang baik untuk kesebelasan kebanggan warga Kota Malang ini. Persoalan yang paling disoroti dari Arema adalah perolehan gol mereka yang sangat minim.

Dari kesebelasan-kesebelasan di papan atas sampai papan tengah klasemen, Arema menjadi kesebelasan yang paling sedikit mencetak gol dengan hanya 15 gol yang berhasil mereka ciptakan. Bahkan dibandingakan dengan Persiba Balikpapan yang berada di posisi paling bawah, perolehan gol mereka hanya berbeda satu gol saja di mana Persiba berhasil mencetak 14 gol.

Catatan ini harus diperbaiki oleh Arema di putaran kedua nanti. Tugas berat akan diemban oleh Joko Susilo yang telah ditunjuk oleh pengurus tim untuk menggantikan Aji Santoso yang mengundurkan diri.

Kemudian, peyerang andalan mereka, Cristian “El Loco” Gonzalez, hanya mampu mencetak lima gol sepanjang paruh musim pertama. Penambahan pemain di lini depan bisa saja menjadi solusi. Arema mungkin membutuhkan pemain yang memiliki karakter sebagai pembunuh di kotak penalti untuk berduet dengan “El Loco” yang tidak tergantikan di lini depan Arema.

Selanjutnya, mereka juga membutuhkan tipe pemain yang kreatif untuk memberikan suplai umpan kepada Gonzales yang bisa menjadi solusi terbaik untuk lini depan. Apabila Arema tidak bisa mendatangkan pemain berkualitas di lini depan, mereka harus bisa memaksimalkan peran Adam Alis untuk menjadi kreator dalam membangun serangan.

Selama ini, Adam selalu terbagi fokus untuk menyerang dan bertahan. Jika ia bisa lebih fokus kepada penyerangan, pengaruh Adam akan lebih terasa untuk hasil akhir. Ia berpotensi menjadi pemberi umpan-umpan matang bagi pemain Arema lainnya, terutama “El Loco” untuk mencetak gol.

Sebelum Liga 1, peran itu biasannya dilakukan oleh Esteban Vizcarra. Namun, penampilan Vizcarra yang sangat menurun membuatnya tidak berperan penting selama putaran pertama ini. Vizcarra harus bisa menemukan kembali penampilan terbaiknya. Selain ia yang harus berusaha, para staf pelatih di Arema juga harus bisa membantu pemain asal Argentina ini.

Apabila kedua pemain ini, Adam dan Vizcarra, bisa mencatatkan penampilan yang apik, maka itu bisa menjadi solusi untuk terciptanya lebih banyak gol untuk Arema di putaran kedua nanti. Biar bagaimanapun, tidak akan ada gol tanpa adanya suplai yang baik, sehingga “El Loco” seorang tidak bisa disalahkan.

Kemudian jangan sampai Arema membuat penyelamatan-penyelamatan Kurnia Meiga menjadi sia-sia karena mereka tidak berhasil mencetak gol yang lebih banyak daripada angka kebobolan mereka. Arema yang kebobolan 16 gol seolah membuat Mega menjadi kambing hitam, padahal angka kebobolan itu adalah yang paling sedikit kedua di liga setelah Persija.

Intinya, Arema memang membutuhkan konsistensi dalam mencetak gol dari lini depan. Hal ini yang bisa membawa Arema finis di papan atas di akhir kompetisi nanti.

(RH)

Komentar