Awal Kebangkitan Persija Bermula dari Pertahanan

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Awal Kebangkitan Persija Bermula dari Pertahanan

Menyerang adalah pertahanan terbaik. Tapi bagi Persija Jakarta, bisa jadi hal yang berlaku malah sebaliknya. Diawali dari pertahanan dulu, baru bisa menyerang dan bangkit kemudian.

Pada awal-awal berlangsungnya Liga 1 2017, tidak ada yang menyangka bahwa Persija Jakarta akan mampu merangkak naik ke papan atas. Dari tujuh laga awal Liga 1, tercatat "Macan Kemayoran" hanya menorehkan sekali menang, tiga kali seri, dan tiga kali kalah. Sampai pekan ke-7, mereka bahkan masih berada di papan bawah klasemen sementara Liga 1 2017.

Namun, peruntungan Persija mulai berubah memasuki bulan Ramadan, tepatnya ketika memasuki Juni 2017. Sejak Juni, Persija mengalami peningkatan penampilan yang membuat mereka sekarang berada di posisi ke-6 klasemen sementara Liga 1 2017 per pekan 17. Diawali dengan empat kemenangan di bulan Ramadan, Persija konsisten menjaga penampilan positif mereka dengan menorehkan 12 laga tanpa kekalahan (enam kali menang dan enam kali seri).

Selain faktor racikan Stefano Cugurra Teco yang mulai terlihat, ada beberapa faktor yang menjadi kebangkitan dari Persija ini. Yang paling dasar dan mencolok adalah perbaikan di lini pertahanan yang dilakukan oleh Persija Jakarta.

Pertahanan Persija yang sulit ditembus

Jika dilihat dari rekor kebobolan, Persija merupakan tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit (sampai pekan ke-17) dalam ajang Liga 1 2017 dengan total sembilan gol. Jika dibandingkan dengan tim-tim lain, rekor ini tentu menjadi rekor tersendiri bagi "Macan Kemayoran" karena kebobolan kesebelasan lain telah mencapai dua digit. Bahkan tersedikit kedua, Arema FC, kebobolan 16 gol, hampir dua kali lipat dari Persija.

Dari 17 laga yang sudah mereka lakoni pun, jarang sekali Persija kebobolan dua gol, hanya satu kali. Malah ketika bulan suci Ramadan, Persija mampu menorehkan empat kali nirbobol. Pertahanan Persija pun menjadi salah satu yang cukup kuat di Liga 1 2017.

Lalu, apa yang membuat Persija hanya kebobolan sedikit saja dalam ajang Liga 1 2017 kali ini?

Persija menampilkan skema bertahan yang cukup unik dalam gelaran Liga 1 2017 ini. Formasi empat bek yang mereka terapkan, sebenarnya, tidak jauh beda dengan ketika ajang Indonesian Soccer Championship 2016 kemarin. Masih ada nama Ismed Sofyan, Willian Pacheco, Maman Abdurrahman, serta Vava Mario Yagallo di sana (untuk Vava, ia kerap diganti dengan Rezaldi Hehanusa karena aturan U23).

Dengan susunan pemain yang tidak jauh berbeda, hal ini pun ternyata berimbas terhadap koordinasi yang mereka lakukan. Saling paham antar mereka sudah terjalin, dan hal ini pun menjadi efek positif bagi pertahanan Persija itu sendiri.

Dalam menangkal serangan lawan, keempat bek ini dapat menggunakan skema yang berbeda-beda, tergantung pola serangan yang dilancarkan oleh lawan. Jika lawan melancarkan pola serangan yang bertumpu dari sayap, maka keempat bek ini akan membentuk pola sejajar, dengan dua center back merapat ke sisi sayap. Satu gelandang bertahan (biasanya Sandi Sute) akan turun sedikit lebih ke bawah untuk memberikan cover sekaligus menjadi libero.

Pertahanan Persija ketika melawan Persib. Lima pemain langsung mundur ke belakang

Jika lawan melancarkan pola serangan dari tengah, maka Persija akan menerapkan skema pertahanan yang berbeda. Ketika memasuki fase bertahan, tekanan akan langsung diberikan kepada pemain yang menguasai bola di depan. Di sinilah peran tiga pemain depan Persija punya peranan penting untuk menekan pemain lawan yang memegang bola di depan/ lini pertahanan lawan.

Di saat yang bersamaan, tiga pemain tengah pun menekan pemain tengah lawan, dan keempat bek membentuk garis sejajar dengan jarak yang tidak terlalu jauh, menjadikan pertahanan Persija tampak rapat dan akhirnyan sulit ditembus oleh barisan penyerang lawan.

Tekanan yang dilakukan para penyerang Persija, memaksa pemain Bhayangkara FC untuk membuang bola secara tergesa-gesa. Sumber; TvOneNews

Dengan kemampuan para pemain bertahan menerapkan skema yang berbeda-beda, hal ini membuat pertahanan Persija menjadi salah satu pertahanan yang cukup kuat dalam ajang Liga 1 2017 ini.

Sandi Sute dan Andritany sebagai sosok kunci di pertahanan Persija

Berjalannya pertahanan Persija ini memang dikarenakan para pemainnya yang sudah bermain cukup lama sekaligus saling memahami karakter masing-masing. Namun, sebenarnya ada beberapa pemain yang cukup menonjol yang membuat pertahanan Persija menjadi salah satu pertahanan yang cukup kuat dalam ajang Liga 1 2017 ini. Mereka adalah Sandi Sute dan Andritany Ardhiyasa.

Sandi Dharma Sute adalah pemain yang baru didatangkan Persija pada ajang Liga 1 2017 ini. Pada awalnya, peran dari gelandang yang sempat membela Bali United ini tidak terlalu terlihat. Tapi perlahan, Sandi pun mulai menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu pemain tengah yang berpengaruh di Persija.

Secara aksi bertahan, Sandi memang masih kalah dari pemain bertahan macam William Pacheco, ataupun dari pemain tengah lain macam Rohit Chand. Namun, jumlah intersepnya yang cukup tinggi per pertandingan (Sandi mencatatkan total intersep 4,3 per pertandingan, tertinggi di antara pemain tengah yang lain) mencerminkan kepandaiannya dalam membaca permainan lawan. Selain itu, kemauannya untuk mundur ke belakang melapis dua bek tengah yang melebar ke sayap juga menjadi nilai lebih dari Sandi.

Sandi Suthe, salah satu sosok penting di balik kuatnya pertahanan Persija. Foto: Septian Nugraha

Pertahanan Persija pun tidak akan menjadi sekuat ini jika tidak ada sosok Andritany Ardhiyasa di bawah mistar gawang. Ketika para pemain lawan berhasil menembus pertahanan "Macan Kemayoran", ada sosok Andritany yang kerap menghalau serangan-serangan lawan tersebut. Hal ini tampak dari jumlah penyelamatan yang ia lakukan sampai akhir putaran pertama Liga 1 2017 ini. Total Andritany sudah melakukan 59 kali penyelamatan bagi Persija.

Jumlah penyelamatan yang ia torehkan ini lebih besar dari Choirul Huda (Persela) yang menorehkan 54 penyelamatan, serta Kurnia Meiga (Arema FC) dan M. Ridho (Borneo FC) yang keduanya total menorehkan masing-masing 48 kali penyelamatan. Kontribusi Andritany berupa penyelamatan ini memberikan andil tersendiri terhadap kuatnya pertahanan Persija.

Andritany saat melakukan penyelamatan dalam laga Persib lawan Persija

***

Perpaduan antara lini pertahanan yang apik serta dukungan dari penjaga gawang dan gelandang bertahan menjadikan Persija sebagai tim yang cukup kuat dalam lini pertahanan di ajang Liga 1 2017 ini. Maka, jika kebanyakan beranggapan bahwa menyerang adalah pertahanan terbaik, maka anggapan Persija mungkin akan lain.

Karena kebangkitan Persija, bisa jadi, berawal justru dari pertahanan itu sendiri.

Sumber Data: Tim Statistik Pandit Football Indonesia

Komentar