Lebih dari 50 Cedera Dialami Ribery

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lebih dari 50 Cedera Dialami Ribery

Bayern Muenchen menelan kekalahan 0-2 dari Inter Milan di ajang Internasional Champions Cup (ICC) di Stadion Nasional Singapura, Kamis (27/7). Selain menelan kekalahan, Muenchen juga terancam harus kehilangan (lagi) winger asal Prancis, Franck Ribery, yang mengalami cedera setelah mendapat tekel keras pemain Inter, Milan Skriniar, pada menit 33. Enggan mengambil risiko, pelatih Muenchen Carlo Ancelotti pun menarik Ribery keluar.

Seusai pertandingan, pelatih asal Italia itu menegaskan bahwa kondisi Ribery baik-baik saja. Cedera yang dialaminya tidak serius, karena ia hanya mendapat sedikit luka gores di bagian kakinya. Ancelotti mengungkapkan bahwa kemungkinan besar Ribery sudah bisa pulih kembali dalam tiga sampai empat hari ke depan.

"Ribery hanya mengalami goresan kecil di pergelangan kakinya. Penanganannya pun hanya memberi beberapa jahitan pada bagian kakinya yang sobek. Kemungkinan, dia hanya akan absen tiga sampai empat hari,” terangnya seperti dikutip dari Soccerway.

“Ribery tidak masalah, juga kondisi para pemain lainnya. Kondisi fisik para pemain sudah meningkat. Kami punya waktu sekarang. Para pemain lain sudah datang dan kami bisa mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya," sambungnya.

Meski begitu, pendukung Muenchen tentu merasa harap-harap cemas ketika mengetahui kabar soal cedera Ribery. Maklum, pemain berusia 34 tahun itu rentan mengalami cedera. Fakta unik perjalanan karier Ribery selama berkiprah di Muenchen sejak tahun 2007, pada setiap musimnya ia harus absen membela Muenchen untuk masuk ruang perawatan.

Cedera pertama Ribery di Muenchen terjadi pada 22 Oktober 2007, saat itu ia mengalami cedera otot. Ia harus menepi selama 10 hari dan melewatkan tiga pertandingan di Bundesliga, DFB Pokal, dan Piala UEFA. Namun itu bukan satu-satunya cedera yang ia alami pada musim pertamanya bersama Muenchen.

Setelah itu pada akhir Februari 2008 ia kembali menepi karena cedera paha yang kemudian memaksanya absen dalam lima pertandingan. Disusul, cedera Arches (lengkungan telapak kaki) pada April 2008 dan kembali mengalami cedera otot pada akhir musim. Total pada musim pertamanya berseragam Muenchen, ia absen dalam 11 pertandingan di semua ajang.

Kondisi yang tak jauh berbeda dialami Ribery pada musim berikutnya. Tercatat ada 11 laga yang dilewatkan Ribery pada musim 2008/2009 karena mengalami tiga cedera berbeda. Pada awal musim tersebut, ia harus menepi selama 91 hari karena mengalami cedera ligamen, yang berlanjut dengan cedera paha dan cedera bahu. Cedera paha yang dialaminya pada awal musim sempat sembuh, namun kambuh lagi menjelang akhir musim.

Permasalahan cedera Ribery terus berlanjut pada setiap musimnya, beruntung karena beberapa cedera tidak membuatnya absen terlalu lama setelah itu. Namun pada Februari 2014, ia harus menepi selama hampir satu bulan karena cedera lutut. Cedera tersebut dialaminya setelah ia mengalami cedera punggung.

Frustasi Ribery Karena Cedera

Memasuki musim 2014/2015, masalah cedera semakin menjadi mimpi buruk bagi Ribery. Bisa dibilang, ini adalah puncak dari berbagai permasalahan cedera yang dialami sebelumnya. Setelah melewatkan enam pertandingan awal Bundesliga karena karena cedera tempurung lutunya kambuh lagi, Ribery terus dihantam permasalahan cedera hingga akhir musim. Selain itu, akibat serangkaian cedera yang ia alami saat itu, Ribery harus absen di ajang Piala Dunia 2014.

Paling parah, adalah cedera engkel yang membuatnya menepi selama 263 hari. Akibatnya, hingga musim 2015/2016 ia banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan. Dari awal musim, ia harus absen hingga bulan November. Ironisnya, setelah dinyatakan pulih dari cedera pergelangan kaki, ia kembali mengalami cedera otot. Padahal, saat itu ia baru tampil dalam satu pertandingan.

Permasalahan cedera yang dialami Ribery pada saat itu sempat menimbulkan ketegangan antara Josep Guardiola, pelatih Muenchen kala itu, dengan tim dokter. Kickers melaporkan bahwa Pep, sapaan akrab Guardiola, mengungkapkan bahwa secara kondisi Ribery belum siap tampil. Namun tim dokter memberikan rekomendasi bahwa ia siap tampil. Akibatnya, daftar riwayat cedera Ribery musim tersebut bertambah.

Kondisi tersebut membuat Ribery frustasi. Sebab, menit bermainnya bisa dibilang terkikis habis akibat cedera yang dialaminya kala itu. Total, selama musim 2015/2016 ia hanya melakoni 22 pertandingan di semua ajang. Ribery mengaku bahwa ia sudah muak sejak musim sebelumnya karena cedera yang selalu menyerangnya.

“Ini adalah bencana. Saya memiliki segalanya dalam hidup saya yang siapa pun bisa bermimpi memilikinya. Tapi saya belum bisa bebas. Saya hanya berpikir tentang kaki saya. Saya ingin sembuh. Dan saya ingin bekerja. Saya ingin bermain. Saya harus berlatih agar merasa bahagia,” terangnya kepada Blid.

Ribery melanjutkan bahwa seringnya ia mengalami cedera, terlebih pada tahun 2014, hubungannya dengan Pep agak sedikit menjauh. Bukan karena keduanya bermusuhan, namun karena lebih banyaknya Ribery bolak-balik ruang perawatan ketimbang lapangan sepakbola yang membuat hubungannya dengan Pep sedikit menjauh.

Selain karena kehilangan banyak menit bermain di level klub, ia pun sampai harus mengakhiri kariernya di Tim Nasional Prancis pada tahun 2014 lalu. Salah satu alasannya mundur karena masalah cedera yang terus menggerogoti kariernya.

“Ketika Pep pertama kali bergabung dengan Muenchen, semua berjalan dengan sangat bagus untuk saya. Namun pada awal tahun 2014 lalu, saya mulai rentan mengalami cedera,” jelasnya.

“Saya jarang bermain musim lalu, dan jarang ambil bagian bersama tim. Wajar kalau intensitas bicara kami mulai berkurang. Semua terasa berbeda ketika saya masih secara reguler bermain dan bertemu pelatih setiap hari,” sambungnya.

Banyak faktor sebenarnya yang membuat Ribery sering mengalami cedera parah. Salah satunya ia sering menjadi sasaran permainan kasar lawan. Kemampuan dribbling yang ditunjang dengan kecepatan yang cukup baik membuat lawan harus mewaspadai pergerakannya.

Bahkan untuk menghentikan pergerakannya, Ribery sering diganjar tekel keras dari lawan. Hal tersebut disadari oleh CEO Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge. Pada awal musim 2016/2017 ia menyarankan agar Ribery tidak terpancing dengan permainan keras lawan.

“Dalam setiap pertandingan dia selalu tampil serius dan bermain dengan baik. Dia selalu bermain sangat baik, sangat lincah, dan cepat. Pemain seperti itu sering menjadi sasaran permainan keras lawan. Karenanya, penting baginya untuk tidak terprovokasi. Saya sarankan dia terus tenang,” terangnya seperti dikutip dari TZ.

Pada musim 2016/2017 permasalahan cedera Ribery sedikit teratasi, meski sepanjang musim tersebut ia juga beberapa kali absen karena cedera. Beruntung baginya, karena di musim tersebut rata-rata cedera yang dialami terbilang tidak terlalu parah sehingga ia bisa memperbaiki catatan penampilannya. Selama musim tersebut hanya 12 pertandingan yang dilewatkan Ribery karena masalah cedera.

Walau begitu, menghadapi musim 2017/2018, Ancelotti tentu harus berhati-hati dalam menangani Ribery melihat rekam jejak cederanya. Apalagi menurut transfermarkt, total lebih dari 50 cedera pernah dialaminya, tepatnya 54 cedera. Maka pelatih asal Italia tersebut harus punya rencana lain ketika Ribery kembali masuk ruang perawatan.

Foto: Eurosport, Authority

Komentar