Enam Wasit Asing Siap Pimpin Pertandingan Liga 1 2017

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Enam Wasit Asing Siap Pimpin Pertandingan Liga 1 2017

Penggunaan wasit asing pada putaran Liga 1 Indonesia 2017 sepertinya bukan sekadar wacana. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bergerak cepat untuk merealisasikan penggunaan wasit asing yang akan menjadi pengadil di beberapa pertandingan putaran kedua kompetisi tertinggi di Indonesia ini.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, mengungkapkan bahwa akan ada enam wasit asing yang terdiri dari dua wasit utama dan empat asisten wasit yang akan berkiprah di Indonesia. Tisha tidak menyebut secara rinci identitas wasit yang akan bertugas di Indonesia, namun keenam wasit tersebut dikatakannya berasal dari Australia dan Kyrgyzstan.

“Tapi segala keperluan mereka sudah kami urus untuk bisa bekerja di Indonesia. Nama-nama mereka juga sudah berada di imigrasi untuk diurus perizinannya selama bekerja di Indonesia,” terangnya

Rencananya, wasit-wasit tersebut akan bertugas dalam satu periode yang dimulai dari 2 hingga 15 Agustus mendatang, sementara periode selanjutnya dihitung per 14 hari setelah periode pertama berakhir. Tisha melanjutkan bahwa keenam wasit tersebut akan memimpin pertandingan secara bergantian.

“Ada enam wasit yang akan bertugas dalam periode pertama ini. Mereka akan diturunkan dalam dua set. Satu set sendiri terdiri dari wasit utama dan dua asisten wasit," terangnya di Kantor PSSI, Gedung Rubina, Kuningan, Jakarta, Kamis (27/7).

Ada dua sampai tiga pertandingan yang akan dipimpin oleh wasit asing per periodenya. Semua tergantung pada jumlah laga yang dimainkan dalam satu periode. Tisha mengungkapkan bahwa idealnya memang wasit asing memimpin dua pertandingan dalam satu periode. Kalau dalam satu periode jumlah laga yang dimainkan terhitung padat, maka wasit asing bisa memimpin dalam tiga pertandingan berbeda.

"Wasit asing akan memimpin dua pertandingan saja dalam satu periode. Tapi, kalau dalam satu periode itu jadwalnya padat mereka bisa tiga kali memimpin pertandingan. Misalnya, kalau setiap hari ada pertandingan, maka kemungkinannya ada dua pertandingan dalam satu pekan yang dipimpin wasit asing,” tuturnya.

Ia menjelaskan, penentuan pertandingan yang akan di pimpin oleh wasit asing pada putaran kedua Liga 1 masih belum bisa dipastikan. Saat ini, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi masih akan terus berkoordinasi untuk menentukan pertandingan mana saja yang nantinya akan dipimpin oleh wasit asing tersebut.

Match-nya mana saja? Nanti akan dipilih. Tapi saat ini masih kami diskusikan dengan PT LIB. Lalu, LIB sudah mengatakan tidak akan me-review wasit hingga satu hari menjelang laga," tegasnya.

Salah satu alasan penggunaan wasit asing di Liga 1 2017, tak lain untuk meningkatkan mutu dan kualitas pertandingan di kompetisi utama Indonesia itu. Namun penggunaan wasit asing di Liga 1 bukan untuk menyudutkan kualitas wasit lokal.

Tisha mengungkapkan bahwa wasit asing yang digunakan di Indonesia juga diharapkan bisa memberikan pemahaman atau ilmu baru kepada wasit lokal, sebab mereka tidak hanya bertugas untuk memimpin pertandingan.

Lebih dari pada itu, Tisha mengungkapkan bahwa wasit asing juga nantinya harus bisa memberikan ilmu kepada wasit lokal. Transfer ilmu antara wasit asing dengan wasit lokal bisa dilakukan saat jeda pertandingan.

"Wasit asing bukan hanya jadi pengadil di lapangan, tapi juga akan menjadi role model bagi wasit lokal. Jadi nanti di jeda waktu pertandingan, wasit asing bisa sharing pengalamannya menangani kasus per kasus dalam pertandingan,” katanya.

Harapan yang sebenarnya tak muluk-muluk, sebab wasit asing yang didatangkan berlisensi FIFA. Mereka tentu banyak memiliki pengalaman dalam memimpin laga-laga krusial, hal yang kemudian dianggap potensial untuk dijadikan guru bagi wasit lokal agar pengetahuan dan cara dalam menyelesaikan kasus di lapangan bisa lebih baik lagi.

“Karena ini berhubungan dengan kultur. Bagaimana menangani permasalahan dalam pertandingan dilihat dari aspek sosial kultural dalam laga sepakbola," tukasnya.

Komentar