Kehadiran Frank de Boer di Palace Akan Buat Skema Tiga Bek Makin Marak di Liga Primer

Analisis

by redaksi

Kehadiran Frank de Boer di Palace Akan Buat Skema Tiga Bek Makin Marak di Liga Primer

Liga Inggris awalnya dikenal dengan liga yang mayoritas kesebelasannya menggunakan formasi dasar 4-4-2. Lalu dalam 10 tahun terakhir, formasi dasar 4-2-3-1 dan 4-3-3 mulai merajalela di Liga Primer. Tapi musim depan, skema tiga bek tampaknya akan lebih banyak dipakai di Liga Primer.

Manajer asal Belanda, Frank de Boer, yang baru ditunjuk menukangi Crystal Palace menjadi sosok yang akan menggunakan skema tiga bek pada musim 2017/2018. Sejak pramusim dimulai, skema tiga bek terus dimatangkan oleh mantan pelatih Internazionale Milan dan Ajax Amsterdam ini.

Crystal Palace musim ini tak banyak berbelanja seperti musim lalu. Jika musim 2016/2017 mereka menghabiskan sekitar 86 juta paun, kali ini Palace baru mengeluarkan 7,6 juta paun saja. Baru dua pemain baru yang didatangkan. Ruben Loftus-Cheek berstatus pinjaman dan terbaru Jairo Riedewald. Transfer Riedewald yang didatangkan dari Ajax Amsterdam merupakan satu hal positif karena selain hanya mengeluarkan 7,6 juta paun saja, Riedewald masih berusia 20 tahun.

Musim lalu, Palace finis di urutan ke-14. Hasil tersebut terbilang positif karena pada paruh pertama mereka sempat terjerumus ke zona degradasi. Baru pada putaran kedua, setelah ditukangi oleh Sam Allardyce yang menggantikan Alan Pardew, Palace bisa lepas dari zona degradasi. Meski begitu, atas alasan pribadi, Allardyce memilih mundur pada akhir musim yang membukakan jalan bagi De Boer untuk menjadi manajer asing pertama di Palace.

Keberhasilan Allardyce mengangkat performa Palace tak lepas dari sejumlah rekrutan anyar pada bursa transfer musim dingin. Tercatat ada empat pemain baru, mereka adalah Jeffrey Schlupp, Luka Milivojevic, Mamadou Sakho, dan Patrick van Aanholt. Berkat keempat pemain inilah para pemain yang didatangkan pada awal musim seperti Christian Benteke, Andres Townsend dan James Tomkins memunculkan potensi terbaiknya. Jika pada 17 laga pertama Palace hanya meraih empat kemenangan, putaran kedua delapan kemenangan berhasil diraih.

Dengan modal penampilan baik pada putaran kedua, juga warisan Allardyce, De Boer punya pekerjaan yang lebih ringan. Skuat musim lalu sudah cukup kuat, terlebih dengan kehadiran Sakho. Bermain sebanyak delapan kali (cedera saat bergabung) Palace hanya kalah dua kali saja bersama Sakho.

Musim depan, Palace tak akan diperkuat Sakho kembali. Meskipun begitu, kehadiran Riedewald tampaknya sudah cukup untuk menggantikan Sakho di lini pertahanan. Secara permainan, keduanya tak jauh berbeda. Selain itu, ia juga sudah teruji pengalamannya karena musim lalu merupakan sosok penting di lini pertahanan Ajax yang berhasil melangkah ke final Liga Europa.

Di Palace, Riedeweld kemungkinan besar akan menjadi pusat awal serangan. Di Ajax, ia merupakan pemain dengan akurasi operan tertinggi (92%) dari total 16 kali bermain di Eredivisie (di Liga Europa pun tertinggi dengan 89%). Ia akan ditemani oleh Scott Dann, James Tomkin, Martin Kelly, atau Damien Delaney.

Pada pramusim ini, sebelum Riedewald datang, De Boer sempat memercayakan Milivojevic yang biasanya bermain sebagai gelandang bertahan untuk mengisi pos bek tengah demi menginisiasi awal serangan. Pada laga melawan West Bromwich Albion di laga perebutan ketiga Piala Liga Primer Asia, Palace pun menang 2-0.

De Boer menggunakan pola dasar 3-4-3 kala itu. Schlupp dan Townsend bermain sebagai wing-back. Sementara itu Benteke disokong oleh Wilfried Zaha dan Bakary Sako. Maka idealnya, ketika musim berjalan, dengan adanya Riedewald, Milivojevic bisa menjadi tandem ideal bagi Yohann Cabaye atau Jason Puncheon di lini tengah. Kedalaman skuat lini tengah Palace pun bertambah dengan adanya Loftus-Cheek.

Palace pun tak perlu khawatir akan adaptasi Riedewald dengan Liga Primer yang baru ia cicipi. Hal ini dikarenakan pemain yang juga bisa bermain sebagai bek kiri atau gelandang bertahan ini merupakan mantan anak asuh De Boer. Bahkan Riedewald yang juga sesama orang Belanda merupakan pemain yang diorbitkan De Boer ke tim utama ketika ia masih menangani Ajax.

Mengenai perubahan skema ini, kapten Palace, Scott Dann, menyambut baik rencana sang manajer. Bahkan menurutnya, skema tiga bek merupakan sistem terbaik yang bisa dimainkan Palace dengan skuat yang ada saat ini.

"Saya sangat nyaman bermain dengan 4-3-3 yang saya mainkan sepanjang hidup saya, tapi kita juga harus melihat pada skuat yang ada. Saya pikir, saat ini 3-4-3 akan menjadi sistem terbaik," ujar Scott Dann seperti yang dikutip Football London. "Butuh waktu untuk pengimplementasian sistem ini karena semua pemain terbiasa bermain dengan skema 4-3-3. Jadi kami harus berlatih keras agar setiap pemain pemain tahu perannya masing-masing. Kami bisa kapan saja bermain dengan 4-3-3 tapi dalam beberapa pekan ke depan kami harus berlatih (3-4-3) dengan sangat keras."

Maka dari itu, Liga Primer musim depan tampaknya akan menyajikan banyak pertarungan skema tiga bek. Selain Chelsea bersama Antonio Conte, Arsene Wenger yang sebelumnya tak pernah menggunakan skema tiga bek pun tampak sudah menyiapkan skema tiga bek setelah kedatangan Sead Kolasinac. Begitu juga dengan Manchester United, Manchester City, Everton, West Ham United, Hull City, Watford, dan Tottenham Hotspur yang sempat mencoba skema tiga bek musim lalu. Palace musim lalu hanya sekali menggunakan skema tiga bek.

Musim lalu, football-lineups mencatatkan dari 760 susunan formasi di Liga Primer, 130 di antaranya menggunakan skema tiga bek. Jumlah tersebut meningkat dari musim sebelumnya ketika skema tiga bek hanya digunakan sebanyak 31 kali. Oleh karena itu, kehadiran De Boer dengan skema tiga bek yang sedang dimatangkannya akan membuat Liga Primer semakin bervariatif dalam perang strategi.

Komentar