Lima Nama untuk Generasi Il Milan Del Cinese

PanditSharing

by Pandit Sharing 44549

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Lima Nama untuk Generasi Il Milan Del Cinese

Oleh: Fakhri Aziz Humaidi

AC Milan, raksasa tidur ini sedang menjalani tahapan terakhir proses akuisisi saham mayoritas klub dari Fininvest menuju konsorsium Sino-Europe Sports yang ditopang oleh para pebisnis Tiongkok.

Sempat terhambat oleh regulasi pemindahan modal lintas-batas negara yang diberlakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, proses ini kemudian dapat dilanjutkan sesuai rencana setelah Li Yonghong selaku pimpinan konsorsium berhasil mendapatkan dana talangan investasi dari perusahaan penjamin investasi asal Amerika Serikat yakni Elliot Management.

Didukung dana segar untuk transfer musim panas nanti, menarik untuk menelaah lebih lanjut seperti apakah strategi transfer di bawah manajemen baru nanti. Akankah jor-joran seperti sang tetangga, Internazionale Milan?

Seperti kita ketahui, di bawah rezim Silvio Berlusconi dan ditopang oleh kolaborasi Adriano Galliani serta Barbara Berlusconi sebagai pimpinan eksekutif pada bidang olahraga dan bisnis, Milan meneguhkan strategi klub di mana sisi keolahragaan dan bisnis dapat bertemu di satu titik ekuilibirium dengan pendayagunaan pemain asal akademi Milan dan pemain muda Italia dari klub lain sebagai tulang punggung skuat senior atau populer dengan isitilah ItalMilan.

Pasca scudetto 2011 dan gelombang besar eksodus para pemain seniornya, praktis Milan tidak lagi bicara soal gelar. Milan sejak itu, berbicara mengenai membangun generasi baru. Maka tidak aneh jika seiring waktu berjalan, Milan yang identik dengan "mesin-mesin tua" mulai dipenuhi talenta muda berbakat, seperti Mattia De Sciglio, Bryan Cristante, Andrea Petagna, Alberto Paloschi, Riccardo Saponara, Francesco Acerbi, Michelangelo Albertazzi, Allessandro Mastalli, Gian Filippo Felicioli, Davide di Molfetta dan Davide Calabria.

Namun generasi pertama ItalMilan ini masih belum menunjukkan konsistensi seperti yang diharapkan. Baru sejak musim 2015/2016 mulai bermunculan kembali generasi kedua ItalMilan yang dikomandoi oleh Gianluigi Donnarumma, Alessandro Plizzari, Manuel Locatelli, Alessio Romagnoli, Rodrigo Ely (dwikewarganegaraan: Brazil), Jose Mauri (dwikewarganegaraan: Argentina), Patrick Cutrone, Gianluca Lapadula, Giacomo Bonaventura, dan Andrea Bertolacci.

Bersama dengan De Sciglio dan Calabria, mereka bahu-membahu membangun Forza Italia kecil di regional Lombardia. Jika ItalMilan adalah proyek ambisius rezim terkini Berlusconi maka akan seperti apa visi klub pada generasi Il Milan del Cinese ke depan? Mari kita lihat daftar pemain buruan manajemen baru Milan yang dikomandoi oleh duet Marco Fassone (calon Direktur Eksekutif Milan dan Massimo Mirabelli (calon Direktur Keolahragaan).

Sead Kolasinac (23 tahun, Schalke 04/Bosnia dan Herzegovina)

Pemain berdarah Jerman ini merupakan pemain sayap kiri yang serba bisa. Berdasarkan catatan WhoScored, Kolasinac musim ini sudah bermain di tiga posisi, yakni bek kiri (7 pertandingan/nilai rata-rata 7,6), gelandang kiri (15, 7,42) dan bek tengah (2, 7,5). Sebagai seorang pemain sayap Kolasinac dapat dikategorikan sebagai pemain produktif dengan torehan tiga gol, lima asis dan dua kali tercatat sebagai man of the match sejauh ini.

Kontribusi menawannya bersama Schalke mengundang minat sejumlah klub besar. Rumor yang berkembang mengaitkan Kolasinac dengan Chelsea, Juventus, München, dan Arsenal. Namun, manajemen baru Milan tidak ingin ketinggalan bahkan tampil sebagai pemburu terdepan dalam saga transfer ini. Fassone dan Mirabelli, seperti dikabarkan oleh calciomercato.com, telah mencapai kesepakatan kontrak dengan agen Kolasinac pada durasi empat tahun dan bernilai dua juta euro plus bonus/tahun.

Mediaset pun turut memperkuat berita ini dengan mengabarkan bahwa Kolasinac akan menjadi pembelian pertama manajemen baru pasca peralihan kepemilikan klub. Pemilihan Kolasinac memperlihatkan fokus manajemen baru dalam membenahi sayap kiri Milan yang performanya tidak mencapai ekspektasi baik di lini belakang, maupun tengah (terkecuali ketika Bonaventura diplot sebagai gelandang kiri).

Pilihan untuk mendatangkan sayap kiri, juga dapat dilihat sebagai strategi untuk mempersiapkan estafet kepemimpinan di posisi sayap kanan yang sebelumnya didominasi oleh Ignazio Abate kepada De Sciglio (yang diproyeksikan menjadi kapten masa depan AC Milan).

Matteo Musacchio (26 tahun, Villarreal/Argentina)

Sebuah candaan lama berbunyi seperti ini, “Jika kamu seorang pelatih di Milan, maka buatlah daftar pemain buruanmu dan serahkan kepada manajemen (Galliani) untuk mengurusnya. Tapi perhatikan, jika kamu meminta Matteo Musacchio maka yang datang adalah Gustavo Gomez dan jika kamu meminta Milan Badelj maka yang datang adalah Mati Fernandez.”

Upaya pembelian Musacchio pada bursa transfer yang lalu sebenarnya hanya tinggal menunggu kucuran dana segar yang diharapkan masuk dari penjualan Bacca. Villarreal sudah sepakat soal harga, Musacchio juga sudah sepakat soal kontrak, lantas tunggu apalagi? Namun malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih, Bacca tak jadi dilego dan dana yang diharapkan pun tak pernah datang.

Akhirnya datanglah Gustavo Gomez sebagai obat pelipur lara. Tapi itu semua adalah cerita lama. Pemain yang menurut WhoScored pada musim ini telah bermain sebanyak 25 kali di semua kompetisi dan mencetak dua asis dan rata-rata nilai 6,73 telah menjadi palang pintu reguler bagi Villarreal pada beberapa musim terakhir.

Nilai lebihnya terletak pada kombinasi kemampuan bek tradisional dan modern: seperti bek modern ia senang menguasai bola lebih lama dan handal dalam bermain umpan pendek; seperti bek tradisional karena ia lihai dalam melakukan blocking dan tekel yang presisi. Sontak namanya selalu dikaitkan dengan berbagai tim besar seperti Barcelona, Arsenal, Spurs, dan Chelsea. Kini, tampaknya doa Montella akan segera terkabul.

Michelle Criscitiello –seorang jurnalis/pundit- mengabarkan bahwa diam-diam manajemen baru Milan sudah menguncinya dengan banderol 18 juta euro dan nilai kontrak tiga juta euro/tahun. Kedatangan Musacchio akan mewarnai penghijauan dan peningkatan kualitas lini belakang Milan yang sangat membutuhkan bek dengan kemampuan membangun permain dan sesekali melakukan penetrasi.

Gerard Deulofeu (23 tahun, Milan -pinjaman dari Everton-/Spanyol)

Tipikal pemain yang sangat disukai Montella: cepat, tangkas, dan produktif. Dipinjam dari Everton setelah berakhir di bangku cadangan untuk periode yang lama, Gerrie menjadi kado untuk Montella pada transfer musim dingin lalu. WhoScored memaparkan bahwa Gerrie dapat bermain di berbagai posisi di lini depan seperti penyerang kiri (8/7,36), penyerang kanan (1/ 6,9), penyerang tengah (3/6,71) dan gelandang serang (1/7,24).

Pergerakan Gerrie sangat cair. Ia dapat bergerak ke posisi mana saja ketika menyerang sehingga membuat formasi Milan menjadi adaptif ketika terjadi perubahan strategi selama pertandingan. Mundo Deportivo mengabarkan bahwa Milan berencana untuk menjadikan status Gerrie sebagai pemain permanen, namun sayangnya, Milan terganjal dengan opsi pembelian kembali oleh Barcelona di harga 12 juta euro yang tertera pada kontrak kepindahannya ke Everton.

Melihat peningkatan performanya, Barcelona pun tak ingin kehilangan kesempatan untuk meningkatkan valuasi asetnya. Mundo Deportivo kembali menjelaskan walaupun manajemen lama Milan telah melakukan kontak kepada manajemen Barcelona, namun Barcelona tetap memilih untuk mengaktivasi opsi tersebut. Lebih lanjut, dikatakan nasib Gerrie di Barcelona nanti akan diserahkan kepada pelatih baru Barcelona.

Tampaknya proses transfer ini sulit untuk direalisasi karena selain posisi tawar Milan yang lebih rendah, inisiator proses transfer ini juga adalah Adriano Galliani yang akan turun jabatan pada pertengahan April. Namun tentunya fans tidak akan menolak jika ada kemungkinan Galliani ternyata memberi kado di akhir masa baktinya kepada Milan, siapa tahu?

Keita Balde Diao (22 tahun, Lazio/Senegal)

Jika upaya mengejar Deulofeu gagal, mungkin itu kalimat pembuka yang tepat, karena sangat kecil kemungkinan melihat mereka berdua dapat secara bersamaan bermain untuk Milan dalam komposisi tim seperti sekarang. Perbedaannya, Gerrie adalah proyek manajemen lama sedangkan Keita adalah proyek manajemen baru.

Selalu berkonflik dengan manajemen I Biancocelesti di setiap bursa transfer tak menghalangi dirinya untuk menunjukkan bakatnya di Lazio musim ini. WhoScored mencatat Keita telah menorehkan delapan gol dan dua asis. Hal itu tentu menjadi kontribusi fantastis yang mengiringi performa luar biasa Lazio musim ini.

Dapat bermain di berbagai posisi seperti penyerang kiri (11/6,99), penyerang tengah (2/7,73), gelandang serang kiri (1/8,12) dan gelandang serang tengah (1/7,3) menjadikan Keita sebagai pemain bernaluri serang serba bisa yang sangat efektif dalam formasi yang mengandalkan kecepatan serangan melalui sayap.

Jika dilihat dari perspektif Milan, tentu Keita menjadi solusi dari permasalahan akut Milan di posisi sayap kiri, apalagi Bonaventura seringkali dipaksakan bermain sebagai seorang penyerang kiri, ketika tipikalnya lebih cocok bermain di posisi gelandang kiri maupun gelandang serang.

Mengembalikan Bonaventura ke posisi naturalnya tentu memacu sang pemain mengeluarkan kemampuan terbaiknya, karena selama ini Bonaventura bermain di posisi penyerang kiri semata-mata karena dia menambal peran Mbaye Niang yang angin-anginan. Kecenderungan memosisikan Bonaventura di depan, seringkali membuat sisi kiri di lini tengah Milan kehilangan keseimbangan.

Kurangnya pemain yang dapat menahan dan mengalirkan bola dalam membangun serangan di lini tengah, diakibatkan karena Bonaventura yang diharapkan untuk memegang peran itu justru harus bermain di depan. Mencari sosok penyerang kiri adalah solusi terbaik bagi permasalahan tersebut, dan jawabannya tertuju pada Keita. Mediaset mengklaim bahwa Keita telah menyatakan persetujuannya kepada manajemen baru Milan untuk bergabung pada akhir musim.

Hal tersebut juga ditunjang persiapan Milan dalam mengajukan penawaran 18 juta euro untuk memulai negosiasi, menurut laporan tuttomercatoweb. Kembali menurut Mediaset, Milan lah yang berada di belakang alasan Keita menolak melakukan perpanjangan kontrak dengan Lazio hingga saat ini, karena Mirabelli telah menjanjikan agen sang pemain kontrak senilai dua juta euro/tahun.

Lorenzo Pellegrini (20 tahun, Sassuolo/Italia)

Sulit memilih opsi ini sebenarnya, karena di lini tengah manajemen Milan sudah menargetkan Milan Badelj (Fiorentina) dan Leandro Paredes (Roma). Namun penting untuk mengingat bahwa keduanya adalah cerita gagal di masa lalu bagi Milan, negosiasi yang berujung buntu memaksa Milan harus gigit jari. Lantas, bagaimana nama baru ini bisa muncul? Gazzetta Dello Sport mewartakan bahwa Montella sendiri yang meminta Pellegrini kepada manajemen untuk musim depan.

Mungkin, Montella jatuh hati kala melihat aksi mengesankan Pellegrini ketika Milan dan Sassuolo bertemu pada Oktober 2016 lalu. Pada pertandingan yang berkesudahan 4-3 untuk Milan itu, Pellegrini menciptakan satu gol, satu asis, dan menghasilkan serangkaian ancaman yang membahayakan gawang Milan. WhoScored memaparkan bahwa Pellegrini telah membuahkan tujuh gol dan lima asis dari 30 pertandingan di semua ajang.

Capaian ini adalah capaian yang cukup baik bagi seorang pemain tengah di umur yang masih muda. Pellegrini dapat bermain di posisi gelandang tengah, gelandang serang, dan gelandang bertahan dengan sama baiknya, 6,9. Pellegrini memiliki kelebihan dalam melepaskan tendangan jarak jauh, hal yang jarang sekali dipertunjukkan pemain Milan di musim ini. Sebagai seorang gelandang khas Italia, Pellegrini juga memiliki kelebihan dalam membaca arah permainan lawan dan melakukan intersep.

Belum ada kabar lanjutan, baik melalui media resmi maupun kanal-kanal transfer leak mengenai perkembangan proses transfer ini. Menarik untuk ditunggu sejauh mana manajemen Milan dapat memenuhi permintaan pemain yang diajukan oleh Montella, yang sejauh ini, telah berhasil meletakkan fondasi dasar cara bermain yang lebih baik dibanding para suksesor Allegri sebelumnya.

***

Kelima nama tersebut menjadi gambaran seperti apa visi manajemen klub ke depan dalam menata Milan. Analisis penulis sederhana: manajemen baru berupaya untuk membangun skuat yang kompetitif bagi skuat internal Milan itu sendiri. Dengan nama-nama di atas, terlalu dini untuk mengatakan Milan berada di bursa Scudetto pada musim depan.

Manajemen baru cenderung mengejar talenta-talenta yang bersifat lokal (bermain baik di liga masing-masing), belum kelihatan gebrakan manajemen baru dalam mengejar pemain dengan kapasitas kontinental bahkan internasional. Fokus manajemen masih berkutat untuk membuat kedalaman skuat yang merata di berbagai lini, agar memacu performa pemain untuk selalu tampil dalam kondisi terbaik.

Namun, belum menjadi yang terbaik di Italia apalagi Eropa (hal serupa bahkan terjadi pada Roma dan Inter yang telah terlebih dahulu berinvestasi melalui bantuan modal investor baru). Membangun tim yang kompetitif di antara generasi ItalMilan menjadi target realistis, yang dalam tiga atau empat tahun kemudian mungkin baru akan menuai hasil manis. Inilah kerangka tim Il Milan del Cinese, generasi baru Milan di yang tampil dengan sokongan finansial Tiongkok.

Penulis adalah seorang pecinta sepakbola yang sekarang sedang berkuliah di salah satu kampus di Bandung. Dapat dihubungi lewat akun email mydpr2@gmail.com


Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis lewat rubrik Pandit Sharing. Isi dan opini yang ada di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis

Komentar