Berharap Pertolongan Jesus

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Berharap Pertolongan Jesus

Gabriel Jesus langsung menciptakan sensasi bersama kesebelasan barunya, Manchester City. Pada tiga laga perdana yang dijalaninya di Liga Primer 2016/2017, tiga gol sudah dicetak Jesus. Tak mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur pada laga debutnya (sebagai pemain pengganti), Jesus mencetak satu gol ke gawang West Ham dan dua gol ke gawang Swansea City.

Jesus pun disebut-sebut akan menjadi penyelamat Pep Guardiola yang musim ini mulai mendapatkan sorotan karena City sempat tampil tak maksimal. Bahkan manajer asal Spanyol tersebut rela mencadangkan Sergio Aguero, pencetak gol terbanyak City saat ini, untuk memberikan tempat pada Jesus sebagai penyerang utama.

Jika Pep berharap besar pada kemampuan Jesus sebenarnya merupakan hal yang wajar. Tahun lalu, di usia 19 tahun, pemain kelahiran Sao Paulo ini mengantarkan Palmeiras juara Serie A Brasil 2016. Lebih spesialnya, gelar juara yang diraih Palmeiras tersebut merupakan gelar liga pertama Palmeiras dalam 22 tahun terakhir.

Meski Jesus hanya mencetak 12 gol dari 27 penampilan, namun kontribusi Jesus lebih dari statistik yang ia tunjukkan tersebut. Hal ini terlihat dengan para pendukung Palmeiras yang memiliki chant khusus untuk Jesus, "Glory, glory, aleluia! Glória, glória, aleluia! Glória, glória, aleluia! It`s Gabriel Jesus!". Kemampuannya pun dihargai cukup mahal oleh City, 27 juta paun atau sekitar 33 juta euro.

Di City, Jesus kembali menggunakan nomor punggung 33, sama seperti yang ia kenakan di Palmeiras. Beberapa sumber menyebutkan nomor 33 dipilih karena alasan kepercayaannya, Yesus meninggal pada usia 33 tahun. Jesus ingin dirinya, bahkan semua orang yang berada di lapangan, selalu berada dalam lindungan Yesus saat ia bermain.

"Saya mengatakan pada mereka (Man City), sulit bagi saya tidak mengenakan nomor 33. Saya menggunakan nomor ini karena saya sudah memilihnya sejak promosi ke tim utama Palmeiras," kata pemain bernama lengkap Gabriel Fernando de Jesus ini seperti yang dilansir The Sun.

"Sebelum pertandingan dimulai saya selalu berdoa pada Tuhan agar Tuhan memberi kita semua petunjuk dan melindungi semua orang yang berada di lapangan," ujar Jesus seperti yang ditulis Vincenzo Marchetta, kolumnis Vince7up.

Selain merupakan sosok yang religius, Jesus pun dikenal sebagai "Anak Mami" karena kedekatannya dengan sang ibu, terlebih ayahnya sudah meninggal sejak ia kecil. Ibunya, Vera Lucia, memang berperan besar atas karier Jesus yang terus menanjak. Sebelum pertandingan, Vera selalu menyiapkan ramuan khusus untuk Jesus berupa minuman dari pisang dan oat. Menurut kepercayaan ibunya, seperti yang ditulis Fernando Duerte, kolumnis asal Brasil, minuman tersebut bisa menghindarkan Jesus dari kram.

Pengorbanan Vera untuk Jesus pun terbilang cukup besar. Ia selalu memohon ampun pada Tuhan setiap malam karena nama Jesus mulai didengungkan di stadion-stadion dan media-media. Ia tak mau Jesus mendapatkan cap negatif, terlebih namanya yang berkaitan dengan Tuhan.

"Saya sangat terharu ketika mendengar para pendukung melakukan chant (untuk Jesus)," kata Vera ketika diwawancarai globoesporte.com. "Tapi saya selalu meminta ampunan-Nya setiap malam sebelum saya tidur. Saya tidak ingin merasa suci. Saya tahu ini semua karena nama belakang anak saya, tapi lutut saya akan terus bersimpuh untuknya."

Tak hanya melalui dukungan spiritual, Vera pun bisa berubah bak seorang pelatih bagi anaknya. Ia tak segan memberi saran dan kritik pada anaknya usai pertandingan. Vera selalu memarahi anaknya untuk selalu ikut membantu pertahanan (trackback). Ia selalu mewanti-wanti pada anaknya tersebut untuk tidak bermain licik dan tidak terlalu banyak melakukan trik untuk melepaskan penjagaan lawan.

"Ya, itu betul. Ibu saya selalu memarahi saya jika saya tidak melakukan trackback," tutur Jesus seperti yang dilansir Express. "Kami sangat, sangat dekat dan ia menuntut banyak hal dari saya, ini bagus."

"Ia hanya memuji saya jika memang apa yang saya lakukan memang layak untuk dipuji. Saya sangat senang memiliki ibu sepertinya, yang sangat peduli. Ia selalu memberi tahu hal sebenarnya dan ketulusannya sangat menolong saya."

Di skuat Man City, Jesus langsung berhasil membuat Aguero dibangkucadangkan. Penggemar AC Milan ini disebut-sebut memiliki pemahaman taktik yang lebih. Jesus juga rajin bergerak, di mana permainannya sudah cukup memberikan angin perubahan bagi Man City. Meski dirinya merupakan seorang penyerang, namun ia tak akan terpaku pada posisinya.

"Saya senang bekerja keras dan itulah kenapa saya selalu berusaha memberikan kemampuan taktik saya untuk terus maju. Sejak masih kecil, saat menjalani `varzea` (sebutan sepakbola jalanan), saya selalu menerima semua instruksi dari semua pelatih. Sekarang pun begitu. Sangat penting untuk memasuki lapangan dan tahu apa yang bisa dilakukan untuk menolong tim," ujar Jesus.

"Saya sering mempersiapkan diri dengan tidak berdiam di posisi terdepan dan ikut bertahan karena dengan penjagaan dan duel yang benar, hasilnya akan berdampak pada terjadinya sebuah gol. Saya pikir saya pemain yang serba bisa," tambahnya.

Baca juga: Menilai Eksplosivitas Gabriel Jesus untuk Masa Depan Manchester City

Kemampuan inilah yang mungkin membuat dirinya nyetel dengan Pep. Pep merupakan pemikir yang gila taktik. Tak banyak pemain yang bisa mengaplikasikan apa yang diinginkannya sehingga banyak pemain bintang yang tak sejalan dengan pemikirannya [Baca: Daftar Korban Pep Guardiola]. Kecuali Jesus, mungkin Jesus memang sosok yang tepat bagi masalah yang ditemui Pep di musim pertama dirinya berkompetisi di Liga Inggris, khususnya di lini depan. Begitu pun dengan Jesus yang memilih City karena sosok Pep sebagai manajer.

"Saat itu banyak tawaran yang datang, pilihan yang sangat sulit. Tapi pada akhirnya keinginan saya adalah belajar untuk menang. Keputusan memilih City diambil oleh saya, bersama keluarga dan agen saya, walaupun itu bukan tawaran finansial yang paling menarik. Kami memikirkan banyak hal, tak bisa dimungkiri bekerja dengan Guardiola membantu saya dalam mengambil keputusan," imbuh Jesus.

"Ia [Pep] adalah manajer yang hebat, salah satu yang terbaik di dunia, dan saya tidak bisa mengungkapkan betapa bangganya saya ketika ia mengucapkan banyak hal positif tentang saya. Saya bangga ia senang dengan cara saya bermain, tapi itu tak akan cukup. Saya perlu membuktikan diri bahwa anggapannya tentang saya adalah benar," tambahnya.

Jesus ingin bekerjasama dengan Pep karena pengetahuan taktik sang manajer. Sementara Pep membutuhkan pemain yang mampu memahami taktiknya, yang kebetulan dimiliki oleh Jesus. Bisa jadi, kombinasi ini akan membuat Pep menemukan formula yang tepat untuk menjadikan City bermain seperti yang ia inginkan dalam meraih kemenangan.

foto: mancity.com

Komentar