Geliat Sepakbola Madura Bersama Madura United

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Geliat Sepakbola Madura Bersama Madura United

Oleh: Dimas Ganisa Nurwibowo

Pulau garam yang lebih dikenal dengan Pulau Madura merupakan pulau yang berdekatan dengan kota pahlawan, Surabaya. Dipisah dengan Selat Madura dan dihubungkan dengan Jembatan Suramadu, atmosfer sepakbola di pulau ini selama dua tahun terakhir mulai menggeliat kembali dengan hadirnya kesebelasan bernama Madura United.

Jauh sebelum Madura United terbentuk, terdapat beberapa klub yang tersebar di semenanjung Pulau Madura. Perseba Bangkalan yang bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, kini berubah menjadi Pusamania Borneo FC. Sementara itu Persesa di Kabupaten Sampang belum memiliki stadion, Persepam yang bermarkas di Stadion Pamellengan, Kabupaten Pamekasan, dan Perssu Sumenep di Stadion Ahmad Yani, Kabupaten Sumenep, adalah klub-klub yang bermarkas di Madura.

Dari empat klub yang mewakili tiap kabupaten di Pulau Madura dalam kancah sepakbola nasional, yang menyita perhatian ialah Persepam Madura yang kini menjadi Persepam Madura Utama karena pernah berlaga di kompetisi teratas Liga Indonesia yang pernah dipimpin oleh Achsanul Qosasi yang sekarang menjadi Presiden Madura United. Persepam Madura tidak bertahan lama, selama dua musim saja sebelum akhirnya terdegradasi ke Divisi Utama.

Sepakbola Madura yang sebelumnya bergeliat karena Persepam Madura yang bermain di kompetisi teratas Liga Indonesia, mulai tidak tampak lagi keramaiannya. Dukungan dari suporter K-Cong Mania (Perseba), Trunojoyo Mania (Persesa), Tretan Mania (Persepam Madura), dan Peccot Mania (Perssu) ketika berbondong-bondong memadati stadion sudah tidak terlihat lagi.

Alunan nyanyian dukungan suporter yang menggema di stadion sudah tidak terdengar lagi. Teriakan histeris ketika pemain Persepam Madura membobol gawang lawan sudah tidak membuat bulu kuduk merinding lagi. Ini karena di Madura sempat tidak ada lagi tim yang menjadi wakil di kompetisi level teratas sepakbola Indonesia. Hal ini diperparah dengan pembekuan PSSI oleh pemerintah pada 2015 silam.

Geliat sepakbola di Madura mulai meredup sebelum akhirnya Achsanul Qosasi mengakusisi Persipasi Bandung Raya (PBR) pada 2016 silam sekaligus mengganti nama PBR menjadi Madura United. Langkah ini menjadi awal dari hidupnya kembali geliat sepakbola di Madura yang sebelumnya sempat meredup dan tidak terdengar gaungnya.

Madura United memulai kiprahnya dalam ajang Piala Gubernur Kaltim 2016. Dalam ajang tersebut, secara mengejutkan Madura United dapat melangkah jauh hingga babak final sebelum akhirnya dikalahkan oleh Pusamania Borneo FC. Capaian ini tentunya cukup bagus untuk ukuran sebuah klub baru.

Hasrat masyarakat Madura semakin menggebu ketika diumumkan bahwa Madura United akan berpartisipasi dalam ajang Indonesia Soccer Championship A 2016, berkompetisi dengan klub-klub besar Indonesia yang lain. Masyarakat Madura yang menggilai bola mulai berbondong-bondong kembali memadati stadion ketika Madura United berlaga.

K-cong Mania, Trunojoyo Mania, Tretan Mania, dan Peccot Mania mulai memberikan dukungannya kembali walaupun klub baru ini tidak memiliki ikatan sejarah dengan empat suporter tersebut. Dukungan-dukungan masih akan tetap diberikan untuk mengenalkan, sekaligus mengharumkan nama Madura di kancah sepakbola nasional.

Suporter dengan jersey loreng merah putih mulai terlihat memadati stadion lagi, teriakan suporter yang menggemakan nama Madura mulai berdengung kembali di telinga, bulu kuduk para penonton kembali berdiri ketika pemain Madura United berhasil merobek jala lawan.

Instruksi dari pelatih Gomez de Oliviera di pinggir lapangan untuk tetap menguasai permainan, teriakan kapten Fabiono Beltrame untuk tetap fokus, Asep Berlian dengan tekel kerasnya ketika menggagalkan serangan lawan, umpan terukur dari Slamet Nurcahyo, overlapping dari Rendi Siregar dan Gilang Ginarsa ketika membantu serangan, ritme permainan yang stabil oleh Dane Milovanovic, gocekan maut dari Bayu Gatra dan Engelberd Sani, serta penyelesaian akhir yang cantik ke gawang lawan oleh Pablo Rodriguez Aracil, berhasil membuat suporter yang memadati stadion histeris ketika merayakan gol.

Perayaan-perayaan atas gol tersebut kembali dilakukan. Ucapan syukur dipanjatkan ketika Madura United berhasil memenangkan pertandingan. Perasaan, hasrat, dan gairah itu muncul kembali untuk sepakbola Madura dengan Madura United. Perasaan itu akan kembali ketika Madura United berlaga akan di Piala Presiden 2017 sekaligus menjadi tuan rumah grup 5 sebagai persiapan mengarungi Liga 1 2017/2018. Kami masyarakat Madura yang menggilai sepakbola siap bershalawat kembali di stadion untuk Madura United.

Madura United pun membuat kami, sesuai dengan nama United yang terpampang di nama klub, bersatu dan kembali bersemangat untuk menghidupkan atmosfer sepakbola di pulau garam, Pulau Madura.

foto: @MaduraUnitedFC

Penulis adalah seseorang yang sedang menunggu panggilan kerjaan dan menganggap sepakbola adalah sebuah seni. Biasa berkicau di akun Twitter @Dimas_ganisa


Tulisan ini merupakan bagian dari Pesta Bola Indonesia, meramaikan sepakbola Indonesia lewat karya tulis. Isi tulisan dan segala opini yang ada di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis.

Komentar