Juventus Bisa Kesulitan Jika Inter Kembali Gunakan Pressing Blok Tinggi

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Juventus Bisa Kesulitan Jika Inter Kembali Gunakan Pressing Blok Tinggi

Pertandingan antara Juventus menghadapi Internazionale Milan di Stadion Juventus dini hari nanti, Senin (6/2), memiliki dendam tersendiri bagi tuan rumah. Juventus tentu tidak akan bisa melupakan kekalahan mereka dari Inter pada pertemuan pertama Serie-A 2016/2017 yang menjadi hambatan sebagai pemuncak klasemen sementara. Maka pertandingan dini hari nanti waktu Indonesia akan menjadi waktu tepat bagi Juventus untuk melampiaskan dendamnya.

Skuat Juventus ketika menjamu Inter terbilang komplit walau tidak bisa diperkuat Mario Lemina karena cedera. Tanpa adanya Lemina, Juventus tetap bisa menerapkan awal formasi barunya dengan skema 4-2-3-1. Sebelumnya, Juventus lebih sering menerapkan formasi awal 3-5-2 atau 4-3-1-2. Selain dari formasi, perubahan posisi juga dialami Mario Mandzukic yang dijadikan winger kiri oleh Massimiliano Allegri sebagai pelatihnya. Namun Juventus juga perlu mewaspadai Inter yang datang dalam keadaan siap tempur.

Musuh bebuyutannya itu datang tanpa adanya pemain absen. Maka Stefano Pioli selaku pelatihnya bisa menempatkan pemain sesukanya pada formasi 4-2-3-1. Inter juga sedang berada dalam tren positif karena memenangkan tujuh laga terakhir di Serie-A 2016/2017. Hanya saja kekalahan di Coppa Italia menjadi sedikit cacat Inter jelang menghadapi Juventus. Namun bukan mustahil Inter bisa mengimbangi atau bahkan kembali mengalahkan Juventus. Hal itu mungkin bisa terjadi jika seandainya Pioli mencampur filosofinya dengan strategi Inter ketika mengalahkan Juventus yang ditangani Frank De Boer pada putaran pertama.

Waktunya Stefano Pioli Mengambil Hal Positif Dari Taktik Frank de Boer

Pioli dianjurkan mempertahankan filosofi sepakbola agresifnya ketika melawan Juventus nanti, yaitu dengan menerapkan pressing blok tinggi kepada lawannya. Lini depan Inter wajib memberi tekanan kepada build-up serangan Juventus yang dimulai dari lini belakang. Hal itu agar para gelandang Inter bisa memasuki dan menguasai wilayah Juventus. Peranan poros ganda antara Marcelo Brozovic dengan Roberto Gagliardini akan sangat penting untuk mendominasi wilayah Juventus. Merekalah yang menentukan tempo dan aliran serangan Inter dari area tersebut. Namun Brozovic dan Gagliardini perlu menghindari melepaskan umpan-umpan jauh langsung ke kotak penalti Juventus karena duet Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci kuat dalam duel udara.

Soal suplai bola inilah yang dirasa perlu bagi Pioli untuk meniru De Boer. Dalam skemanya, mereka berdua masih sama dengan mewajibkan poros gandanya naik ke wilayah lawan. Tapi bedanya skema Pioli dengan De Boer adalah Inter lebih langsung melepaskan umpan-umpan jauh ke sisi lapangan saat ini. Sementara ketika De Boer, Inter lebih sabar untuk mengalirkan bola. Saat ini pemain tidak boleh berlama-lama menguasai bola. Cukup dengan satu dan dua sentuhan saja yang kemudian diberikan kepada rekan-rekannya. Berbeda dengan saat ini di bawah Pioli yang lebih memberikan kebebasan bagi pemainnya untuk menguasai bola, kemudian dialirkan langsung ke sisi lapangan atau umpan terobosan ke dalam kotak penalti.

Sayap Juventus akan Menjadi Kunci

Filosofi menyerang Inter sering berisiko membuat ruang untuk dieksploitasi, terutama di sisi pertahanannya. Dua bek Inter memang memiliki kontribusi menyerang yang bagus. Pioli menuntut Danilo D`Ambrosio dan Cristian Ansaldi agar selalu terlibat dalam serangan melalui sayap. Tapi khusus bagi Ansaldi, ia tidak terlalu bagus ketika melakukan transisi bertahan. Ansaldi sering kalah cepat dengan pemain-pemain sayap yang lincah. Apalagi pada laga nanti ia harus berhadapan dengan Juan Cuadrado yang memiliki kecepatan tinggi dan dribel mumpuni. Dan ruang Ansaldi untuk membantu serangan pun akan sulit karena area bertahan Cuadrado sering ditutupi dengan baik oleh Stephen Lichsteiner, full-back kanan.

Kelengahan Ansaldi itulah yang bisa dieksploitasi Juventus. Mengingat build-up serangan Juventus dari lini belakang sering dilepaskan langsung ke sisi sayapnya. Dan Juventus memiliki pemain-pemain yang mumpuni untuk melepaskan umpan jauh. Dari lini belakang bisa mengandalkan Bonucci, sementara di depan kotak penalti pun terdapat kreativitas Miralem Pjanic. Sebab melalui umpan-umpan jauh ke ruang kosong di sisi pertahananlah yang membuat Cuadrado bisa mendapatkan bola melalui kecepatannya. Kemudian Cuadrado yang menentukan bola akan dialirkan ke arah mana di sepertiga akhir pertahanan Inter. Sebab perannya jarang melepaskan tendangan langsung karena Cuadrado menendang memakai kaki kanan.

Kesimpulan

Pioli bisa mengikuti visi permainan De Boer untuk mempersempit permainan Juventus. Ia bisa memadatkan para pemain-pemainnya di lini tengah untuk menjaga penguasaan bola sambil mencari celah di pertahanan Juventus. Sementara Juventus harus bisa memanfaatkan ruang dari pressing yang dilakukan Inter nanti karena sering melahirkan celah di beberapa sektor. Melepaskan umpan jauh langsung ke lini depan untuk serangan balik bukanlah pilihan bagus bagi Juventus, akan lebih baik jika diarahkan kepada kekosongan di sisi pertahanan Inter.

Komentar