Gaya Pogba dan Nasib Manchester United

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Gaya Pogba dan Nasib Manchester United

Oleh: Burhanuddin Imamuna

Paul Pogba kembali menjadi perbincangan saat Manchester United menjamu Liverpool. Bukan karena permainan impresifnya, melainkan karena pelanggaran yang dibuatnya di dalam kotak penalti yang kemudian berujung pada gol James Milner.

Pogba yang mampu menampilkan performa impresif di beberapa pertandingan terakhir diharapkan publik Manchester United untuk kembali mampu tampil baik dan membantu tim memenangkan laga melawan Liverpool di kandang sendiri.

Tak hanya pendukung tim yang sangat antusias, pemain yang bersangkutan juga mengungkapkan hal serupa. Wajar karena ini menjadi penampilan North West Derby pertamanya di kandang sendiri.

"Ini adalah derby yang besar, lebih besar daripada (melawan) Manchester City, atmosfer (pertandingan) juga selalu spesial. Anda selalu menginginkan tiga poin melawan tim manapun, tapi akan lebih spesial jika didapat saat melawan Liverpool," ungkap Pogba saat diwawancara oleh BBC’s The Premier League Show

Antusiasme yang dibangun sebelum pertandingan sungguh sangat besar, bahkan pihak Twitter secara eksklusif meluncurkan emoji khusus miliknya guna menyambut datangnya derby akhir pekan kemarin. Cukup membuat tagar bertuliskan Pogba, maka emoji ini akan otomatis muncul di kolom status akun Twitter Anda.

Tapi semua kesan yang dibangun hancur saat pertandingan berlangsung. Pogba tampil di bawah ekspektasi. Ia sering menguasai bola terlalu lama yang akhirnya merugikan timnya sendiri. Beberapa kali ia tak mampu melindungi bola saat ditekan oleh pemain Liverpool. Strategi Gegenpressing yang fasih diterapkan kubu Jürgen Klopp sangat menyulitkan, tidak hanya untuk Pogba tapi untuk pemain dan permainan United secara keseluruhan.

Puncaknya adalah saat Pogba menyentuh bola di dalam kotak penalti. Entah disengaja atau tidak, faktanya memang bola menyentuh tangan Pogba atau tangan Pogba menyentuh bola(?). Eksekusi pun dilaksanakan dengan sempurna. Liverpool unggul lebih dahulu di Old Trafford, sekaligus gol pertama mereka ke gawang United sejak kedatangan Jürgen Klopp di Anfield pada musim 2015/2016.

Yang menarik dari handball Pogba adalah posisi tangannya ketika mengenai bola. Tangannya sedikit ditekuk sehingga terlihat seperti sedang melakukan Dab. Selain itu, beberapa saat setelah kejadian tersebut, Pogba tertangkap kamera melakukan tarikan (atau bahkan bantingan?) kepada Jordan Henderson di dekatnya. Emosi dan kekecewaan lah yang mendorongnya melakukan hal tersebut. Mungkin para penonton di stadion Old Trafford tidak menyadari hal ini, tapi tidak bagi penonton layar kaca di luar sana.

Jagat dunia maya pun ramai mengejek Pogba, khususnya di Twitter, tempat di mana tagar dan emoji "#pogba” diluncurkan. Sontak hal ini menimbulkan banyak meme handball, tindakan membanting Henderson, dan pose tarian Dab bertebaran.

Masih di pertandingan yang sama, Pogba terlihat memiliki potongan rambut baru. Sebenarnya ini bukan hal baru bagi Pogba dan United, sebab di awal-awal musim ia sudah kerap melakukannya. Bahkan dalam tiga kali pertandingan, tiga kali pula gaya rambut Pogba berubah.

Tentu kita masih ingat saat United harus kalah di tiga pertandingan berturut-turut di awal musim, yaitu kalah 1-2 vs Manchester City, 0-1 vs Feyenoord, dan terakhir 1-3 vs Watford. Dari tiga pertandingan itu, kita bisa melihat ada hal yang sama yang ditunjukkan Pogba dan hasil akhir yang didapat oleh tim. Saat Pogba kebanyakan gaya, United terkena imbasnya. Mereka kalah dan harus merelakan tiga poin terenggut.

Hal yang sama juga dipertontonkan Pogba saat melawan Liverpool yang akhirnya justru merugikan United itu sendiri. Lihat saja saat Pogba dihadang dua pemain Liverpool. Alih-alih mengumpan ke pemain lain yang tak terkawal, ia malah melakukan nutmeg yang akhirnya gagal. Bola pun dapat direbut dan gawang De Gea terancam. Untung saja sundulan Coutinho masih melambung tinggi di atas gawang sehingga skor tidak bertambah untuk Liverpool.

Meskipun Ibrahimovic mampu menyamakan skor, tapi perlu diingat kalau United kebobolan lebih dulu (karena ulah Pogba) dan hampir kemasukan gol (yang juga ulah Pogba). Akibat ulahnya ini, United harus puas dengan tambahan satu poin, merelakan dua poin lainnya hilang, dan menerima kenyataan untuk tetap duduk di peringkat keenam klasemen sementara.

Kritik pun berdatangan, salah satunya dari legenda Arsenal, Ian Wright, yang berkata, “Setelah memperkenalkan emoji pribadi miliknya, Pogba seharusnya mampu menunjangnya dengan performa yang sepantasnya di pertandingan selanjutnya dan sayangnya, Pogba tidak banyak melakukan hal itu hari ini (kontra Liverpool).”

Hal ini benar adanya. Penampilan Pogba sangat buruk malam itu. Situs WhoScored.com memberi Pogba nilai 5.38 yang merupakan nilai terendah di antara pemain kedua kesebelasan. Fellaini saja mendapatkan nilai jauh lebih tinggi dari Pogba yakni 7.17.

Pogba mungkin hanya bersemangat menyambut laga ini, dan itu tidak salah sama sekali. Tapi semangat yang terlalu berlebihan juga tidak baik, bukan? Yang salah adalah saat tim Anda melawan musuh bebuyutan di kandang sendiri dan Anda justru “pamer” atas segala image pemain mahal dan stylish Anda yang itu semua tidak berkontribusi positif bagi tim yang dibela.

Sudah saatnya Pogba meninggalkan kebiasaan mengganti gaya rambut, dribel-dribel tidak perlu (yang banyak gagalnya ketimbang suksesnya), dan Dab di tengah pertandingan. Sekarang saatnya Pogba lebih memikirkan nasib tim yang dibelanya karena, bagaimanapun juga, kerja sama tim adalah prioritas, kemenangan adalah tujuan, dan Manchester United adalah segalanya.

Penulis adalah Lulusan Sastra Inggris. Awal menyukai sepakbola karena sering bermain Video Game. Berakun twitter @nahrubburhan. Segala opini dan isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis, di luar redaksi panditfootball.

(sf)

Komentar