Lagi, Sisi Kanan Jadi Titik Lemah Indonesia

Analisis

by redaksi

Lagi, Sisi Kanan Jadi Titik Lemah Indonesia

Tim nasional Indonesia harus mengakhiri Piala AFF 2016 dengan kepala tertunduk. Meski meraih kemenangan 2-1 pada leg pertama di Stadion Pakansari, Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan agregat 3-2 setelah kalah 2-0 di leg kedua yang berlangsung di Stadion Rajamangala. Indonesia pun harus puas menjadi runner up untuk kelima kalinya.

Dari segi permainan, Thailand tampil superior pada leg kedua ini. Permainan Indonesia terlihat tak berkembang sepanjang pertandingan.

Thailand kembali dengan skema andalannya pada laga ini, 3-4-1-2. Tanaboon Kesarat dan Pratum Chattong yang absen pada leg pertama kembali mengisi lini pertahanan. Sementara itu di lini tengah pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang, menurunkan tiga gelandang kreatif, yakni Charyl Chappuis, Sarach Yooyen dan Chanathip Songkrasin. Sirod Chattong (menggantikan Sarawut Masuk) menemani Teerasil Dangda di lini depan.

Sisi kanan kembali menjadi titik lemah Indonesia yang berhasil dieksploitasi oleh Thailand. Dua gol pada laga ini berawal dari sisi kanan Indonesia. Hal ini juga terjadi pada saat Indonesia kalah 4-2 dari Thailand dan saat Indonesia menang 2-1 atas Thailand di leg pertama.

Indonesia memang melakukan sedikit perubahan di sisi kanan. Andik Vermansyah yang cedera digantikan oleh Zulham Zamrun. Namun keberadaan Zulham tidak memperbaiki kualitas sisi kanan Indonesia, hal ini diperparah dengan penampilan Beny Wahyudi yang tak terlalu impresif pada laga ini.

Pada babak pertama, statistik dari Fox Sport mencatatkan Thailand menyerang lewat kiri (kanan Indonesia) sebanyak 54% (tengah 21% dan kanan 25%). Teerathon Bunmathan yang menempati wing-back kiri Thailand memang terlihat menonjol pada laga ini.

Gol pertama Thailand memang tercipta berkat sapuan Fachrudin Aryanto yang membentur Sirod Chattong dan mengarah ke gawang. Namun sebelum itu, terjadi kekacauan di sisi kanan pertahanan Indonesia sehingga Bunmathan memberikan umpan silang yang membahayakan ke gawang Indonesia.

Dari cuplikan gol di atas, terlihat Chanatip Songkrasin yang menerima bola dengan cerdik langsung mengoper pada Bunmathan. Dari sini sudah terlihat adanya kesalahan individu dari dua pemain Indonesia, pertama oleh Beny Wahyudi, kedua oleh Zulham Zamrun.

Beny terlalu terburu-buru untuk merebut bola dari Chanathip. Padahal di area Chanathip terdapat Manahati Lestusen. Ini yang mengakibatkan Bunmathan bisa menggiring bola dengan bebas mendekati area kotak penalti Indonesia. Terlebih Zulham pun terlambat meng-cover Bunmathan.

Kekacauan di sisi kanan ini membuat Hansamu Yama yang harusnya berada di jantung pertahanan terpancing ke sisi kanan untuk menghambat Bunmathan merangsek ke kotak penalti. Namun dengan pergeseran ini, Sirod Chattong yang pada gambar pertama terlihat dijaga oleh Hansamu, menjadi bebas tanpa pengawalan pada gambar kedua.

Alfred Rield yang menyadari kelemahan ini setelah turun minum memasukkan Dedi Kusnandar untuk menggantikan Beny Wahyudi yang juga telah mendapatkan kartu kuning pada babak pertama. Tetapi hal ini tetap tidak mengubah keadaan di lapangan.

Gol kedua Thailand yang juga dicetak oleh Sirod Chattong kembali berawal dari sisi kanan Indonesia. Ia dengan leluasa mampu melepaskan placing ke gawang Indonesia.

Momen sebelum Sirod Chattong mencetak gol kedua

Pada gambar di atas terlihat tiga pemain Indonesia, yakni Dedi Kusnandar, Manahati Lestusen dan Bayu Pradana, berusaha mengepung Chanathip Songkrasin yang membawa bola. Sementara itu, Hansamu Yama pun terpancing untuk bergeser ke kanan karena melihat Bunmathan berdiri bebas.

Tapi dengan cerdik, Chanathip memberikan umpan lewat sela kaki Dedi Kusnandar pada Sirod. Dengan Fachrudin yang mengawal area depan kotak penalti yang diisi oleh Teerasil Dangda, praktis tak ada pemain yang meng-cover Sirod. Sirod dengan bebas mengarahkan tembakan ke arah yang ia suka.

Pada laga ini ada sedikit perubahan strategi yang dilakukan oleh Riedl. Hal ini terlihat pada peran yang dimainkan oleh Stefano Lilipaly. Di babak pertama pada saat bertahan Indonesia terlihat menggunakan pola 4-1-4-1, Lilipaly menemani Bayu Pradana di lini tengah sementara Manahati menjadi jangkar di belakangnya.

Pola pertahanan Indonesia ketika tak menguasai bola, menggunakan 4-1-4-1

Gambar di atas terjadi pada babak pertama. Terlihat Lilipaly berada di tengah. Sementara itu Manahati Lestusen bermain lebih ke dalam ketimbang Bayu Pradana dan Lilipaly. Zulham dan Rizky Pora yang mengisi kedua sayap pun sejajar dengan Bayu Pradana dan Lilipaly.

Awalnya skema ini cukup menyulitkan Thailand yang memiliki tiga gelandang tengah kreatif. Pada 20 menit pertama, Thailand hanya mampu mencetak dua tembakan, yang keduanya tak mengenai sasaran. Riedl memang berupaya menguatkan lini pertahanan pada laga ini.

Pola ini terus dipertahankan Riedl bahkan saat Indonesia sudah tertinggal 1-0 dari Thailand. Ketinggalan satu gol berarti kekalahan untuk Indonesia karena agregat 2-2 berarti keunggulan bagi Thailand yang mengantongi agresivitas gol tandang. Mau tidak mau, Indonesia harus mencetak gol. Skor 1-1 akan membuat Indonesia juara, kalah 2-1 akan memaksa pertandingan hingga perpanjangan waktu.

Pada babak kedua, Riedl pun mulai mengubah strateginya. Riedl memasukkan Lerby Eliandri menggantikan Zulham Zamrun pada menit ke-63. Pola dasar berubah dari 4-1-4-1 ke 4-4-2. Lilipaly diplot sebagai winger kanan.

Akan tetapi perubahan ini tak mengubah gaya penyerangan Indonesia. 10 menit kemudian, Riedl kembali mencoba strategi yang lebih menyerang dengan memasukkan Ferdinan Sinaga menggantikan Rizky Pora. Lilipaly kembali ke tengah, Indonesia menggunakan 4-3-3.

Umpan-umpan panjang langsung ke jantung pertahanan mulai diperagakan. Adanya Lerby diharapkan bisa menciptakan kemelut-kemelut di mulut gawang Thailand. Satu peluang pun tercipta, hanya saja bola liar duel udara Lerby disambut oleh tendangan salto Ferdinan yang melenceng.

Namun Thailand cukup kokoh di lini pertahanan. Apalagi Indonesia tak banyak mengirimkan umpan-umpan silang ke pertahanan Thailand. Selain itu, Indonesia hanya mampu melepaskan tiga tendangan yang kesemuanya tidak mengarah ke gawang.

Kesimpulan

Sisi kanan Indonesia selalu berhasil dieksploitasi oleh Thailand dalam tiga pertemuan dengan Indonesia di Piala AFF 2016. Dua gol Thailand pada laga ini adalah buktinya.

Riedl memainkan pola 4-1-4-1 yang jarang dimainkan sebelumnya dengan maksud menguatkan lini pertahanan. Namun kelemahan di sisi kanan tetap tidak tertutupi pada laga ini yang berujung kepada dua gol Thailand. Sementara Thailand benar-benar menunjukkan kelasnya baik dalam bertahan maupun menyerang pada laga ini.

foto : affsuzukicup.com

Komentar