Warna-Warni Pelangi di Liga Primer Inggris

Berita

by Randy Aprialdi 30608

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Warna-Warni Pelangi di Liga Primer Inggris

Kasus pelecehan homophobia yang dialami wasit bernama Jesus Tomillero di Spanyol adalah sebuah pelajaran. Menunjukan bahwa sepakbola masih belum bisa terlepas dari stigma negatif yang melekat kepada pelaku sepakbola. Begitu pun di Liga Inggris. Di sana masih dikhawatirkan adanya kecenderungan aksi homophobia kepada pelaku sepakbola di sana. Federasi Sepakbola Inggris (FA) masih khawatir kepada pelaku sepakbola yang mengakui gay akan mendapatkan pelecehan homophobia.

Pihak FA mengaku khawatir adanya penyalahgunaan jika ada pesepakbola yang mengakui dirinya penyuka sesama jenis gender. Dalam artian, FA lebih menginginkan agar pesepakbola gay lebih menjaga rahasianya. Sebab rasanya tidak aman bagi hidupnya jika mengakui hal tersebut. Pada 1990-an, Justin Fashanu menjadi pemain pertama di Inggris yang mengaku sebagai homoseksual. Pada akhirnya ia meninggal bunuh diri akibat membuka dirinya karena tekanan hidup sejak mengakui dirinya sebagai seorang gay.

Pada 2011 pun ada dua pemain Liga Primer Inggris yang mengaku sebagai homoseksual. Kemudian mereka mendapatkan pelecehan dengan cara mobilnya dicoret-coret perkataan homophobia. Sampai saat ini, FA masih merahasiakan kedua pemain yang pernah memperkuat tim nasional Inggris tersebut. FA justru menyarankan kepada para pesepakbola profesional berkepribadian gay mengikuti langkah Thomas Hitzlsperger.

Ia mengaku sebagai seorang homoseksual pada 2014 tahun lalu setelah pensiun sebagai pesepakbola, "Jika saya seorang gay, mengapa saya harus mengekspos diri saya sendiri untuk itu? Sebelum kami mendorong orang untuk mengakuinya, kita harus memastikan tempat yang aman bagi mereka yang punya harapan untuk bermain atau menonton sepakbola dan tidak disalahgunakan. Mereka minoritas yang sangat kecil dari orang-orang yang menyalah gunakan karena perbedaan," ujar Greg Clarke, Ketua FA, seperti dikutip dari BBC.

Kendati menyarankan agar pemain gay menahan diri pengakuannya, Liga Primer Inggris akan melakukan suatu dukungan kepada mereka yang berkecimpung di dunia sepakbola. Liga Primer Inggris bersepakat dengan 20 klub peserta untuk mendukung pelaku maupun pendukung sepakbola lesbi, gay, bisexual dan transgender pada rangkaian pertandingan pekan ini. Semua klub akan menjadi bagian dari kampanye Rainbow Laces (tali sepatu pelangi) buatan badan amal LGBT bernama Stonewall.

Badan amal itu juga mengajak dan mendukung para komunitas suporter sepakbola LGBT seperti Gay Gooner, Raibow Toffees, Proud Lilywhite, Pride of Irons dan lainnya. Nantinya, setiap wasit akan menggunakan tali pelangi di sepatunya. Diharapkan para pemain pun ikut memakai tali sepatu pelangi sebagai bentuk dukungannya.

Seluruh pertandingan Liga Primer Inggris akan dibuka dengan bendera raksasa Liga Primer Inggris dengan motif pelangi. Kemudian di Stadion Wembley, akan menerangi warna pelangi di Wembley Arch, besi yang biasanya menyalakan warna warni di stadion tersebut. Layar-layar iklan di semua stadion akan berisi konten pesan-pesan dukungan bagi kaum LGBT.

Mengapa harus sepakbola? karena Stonewall membuat survei yang mengungkapkan 72 persen dari para pendukung sepakbola selalu mendengar atau mengatakan hal-hal berbau homophobia di olahraga itu. Survei dari BBC menjelaskan bahwa 4 ribu orang di seluruh Inggris, Wales dan Skotlandia mengungkapkan bahwa delapan persen dari suporter akan berhenti mendukung kesebelasannya jika ada pemain yang mengakui dirinya gay.

"Liga Primer Inggris sadalah semua yang menarik tentang sepakbola, bergairah dan sepakbola yang tidak bisa diprediksi semua orang, di mana pun. Kampanye Rainbow Laces melengkapi kampanye kerja klub yang melakukan promosi inklusi dan keragaman di dalam stadion dan di semua level olahraga. Dukungan kita untuk kampanye ini adalah pengakuan bahwa LGBT adalah komunitas yang vital dan bagian integral dari komunitas kami," ujar Richard Scudamore, Ketua Eksekutif Liga Primer Inggris, seperti dikutip dari Daily Mail.

Liga Primer Inggris juga memastikan penggunaan aplikasi Kick It Out sebagai fasilitator. Media itu digunakan untuk menerima laporan homophobia, rasisme dan lainnya. Kampanye dukungan untuk LGBT itu juga diterapkan pada pertandingan rugby di Inggris. Mungkin saja ini adalah langkah selanjutnya agar sepakbola semakin menerima keberagaman. Mengurangi diskriminasi homophobia yang sama urgensinya dengan kasus rasial lainnya.

Dukugan ini sudah mulai ditunjukkan oleh akun Twitter resmi beberapa kesebelasan dan Liga Primer sendiri dengan memasang avatar berlatar warna pelangi.


Sumber lain: BBC, Metro, Premiere League, The Guardian,

Komentar