Persiapan Lebih Lama Tak Menjamin Matangnya Skuat Timnas Indonesia

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Persiapan Lebih Lama Tak Menjamin Matangnya Skuat Timnas Indonesia

Setelah sanksi FIFA terhadap Indonesia dicabut, tim nasional Indonesia mendapatkan kesempatan untuk tak melewatkan Piala AFF 2016. Di ajang ini, Indonesia memang tak pernah absen dan merupakan salah satu kesebelasan penggagas Piala AFF pada 1996, yang ketika itu masih bernama Piala Tiger.

Indonesia sendiri, ketika disanksi FIFA, tidak berkecimpung di laga internasional selama lebih dari setahun. Ini tentunya membuat kekuatan timnas Indonesia bisa sangat tidak terprediksi pada Piala AFF 2016 nanti yang digelar di Filipina dan Myanmar.

Lantas bagaimana kekuatan timnas Indonesia pada Piala AFF 2016 nanti? Apakah timnas Garuda mampu mengalahkan Thailand, Filipina, dan Singapura untuk bisa melangkah ke babak semi-final bahkan hingga ke babak final?

Menyiapkan Permainan yang Dinamis

Pada Piala AFF 2014, Indonesia bisa dibilang hancur lebur, khususnya ketika dikalahkan Filipina 4-0. Sebagai kesebelasan yang empat kali menjadi finalis Piala AFF, harusnya Indonesia bisa berbicara banyak. Namun ketika itu, Indonesia gagal lolos dari babak grup setelah hanya mengemas satu kemenangan, satu seri dan satu kekalahan dari tiga pertandingan.

Masih dilatih Alfred Riedl, tentu hal tersebut tidak ingin kembali terulang. Karenanya untuk menghadapi Piala AFF 2016 ini, pelatih asal Austria tersebut mencoba untuk mengubah wajah timnas yang sebelumnya dihuni oleh banyak pemain senior dan memiliki persiapan yang kurang.

Persiapan mepet memang kerap kali dikambinghitamkan setiap kali timnas tampil buruk dalam suatu pertandingan atau suatu ajang. Untuk menghindari hal itu, para pemain yang dipanggil timnas pun sudah dipanggil jauh-jauh hari dan telah menjalani serangkaian pemusatan latihan.

“Yang membedakan sekarang dengan 2014 mungkin persiapan, kami utamakan itu,” tutur asisten pelatih Indonesia, Wolfgang Pikal, “Sekarang juga banyak pemain muda, jadi sistem yang dimainkan bakal lebih dinamis. Umurnya rata-rata masih muda, jadi tenaga masih kuat.”

Yang dimaksud dinamis oleh Pikal sendiri adalah permainan Indonesia yang akan lebih mengandalkan kecepatan serta keseimbangan dalam bertahan dan menyerang. Sepanjang persiapan tim sendiri, Riedl terus melatih seluruh pemainnya, termasuk pemain depan, untuk melakukan pressing.

Meski strategi yang digunakan akan menyesuaikan dengan lawan yang dihadapi, namun timnas Indonesia tampaknya akan berusaha menekan lawan sejak dari area pertahanan lawan. Dengan mengandalkan pemain-pemain yang relatif masih memiliki stamina prima, Riedl mengharapkan semua pemainnya terlibat dalam bertahan.

Skema pertahanan memang menjadi hal yang paling disoroti Riedl pada skuat timnas saat ini. Meski mencatatkan clean sheet saat menghadapi Malaysia dan Myanmar, namun Vietnam mampu menjebol gawang Indonesia sebanyak lima kali dalam dua pertemuan. Belum lagi dalam dua laga tersebut Indonesia tak bisa menaklukkan Vietnam.

Hal di atas jelas menjadi catatan Riedl. Apalagi Indonesia tergabung ke dalam grup A yang dua dari tiga lawan Indonesia memiliki kualitas setara atau bahkan lebih kuat dari Vietnam. Karenanya akan menjadi tantangan besar saat Indonesia menghadapi Thailand dan Filipina nantinya.

Terbentur Aturan Dua Pemain Per Klub

Dalam daftar skuat Indonesia yang telah mengerucut menjadi 23 pemain (24 pemain setelah bergabungnya Teja Paku Alam untuk mengantisipasi cedera Dian Agus Prasetyo), skuat Indonesia memang dihuni oleh banyak pemain muda. Bahkan dari 23 nama tersebut, hanya delapan pemain saja yang sebelumnya berlaga di Piala AFF 2014 lalu.

Saat ini, timnas Indonesia dihuni oleh pemain-pemain di bawah usia 23 tahun seperti Yanto Basna, Hansamu Yama, Abduh Lestaluhu, serta Manahati Lestusen dan Evan Dimas yang sudah berlaga di Piala AFF 2014. Belum lagi adanya tambahan kekuatan dari pemain yang bermain di luar Indonesia seperti Andik Vermansyah, Dedi Kusnandar, dan Stefano Lilipaly, di mana sebelumnya timnas cukup anti memanggil pemain Indonesia yang bermain di luar negeri.

Meskipun begitu, bukan berarti Indonesia akan tampil dengan kekuatan penuh. Hal ini dikarenakan adanya aturan pemanggilan maksimal dua pemain per klub. Aturan ini jelas mereduksi kekuatan timnas Indonesia.

“Batas dua pemain per klub mengganggu. Tapi sedikit, tidak terlalu banyak. Mungkin masalah deal dua pemain mengurangi sekitar 20-30% kekuatan. Karena ada beberapa pemain yang kita mau panggil tapi gak boleh soalnya ada aturan itu,” tutur Wolfgang Pikal.

Dari komentar Wolfgang Pikal di atas terlihat bahwa sebenarnya tim pelatih memiliki keterbatasan dalam membentuk skuat terbaik dengan adanya aturan tersebut. Meskipun begitu, aturan tersebut diadakan bisa jadi agar Indonesia Soccer Championship tetap berjalan sesuai jadwal sehingga Liga Indonesia yang resmi bisa digelar sesuai rencana (Maret 2017).

Akan Kembali Mengandalkan 4-4-2

Riedl menyiapkan formasi dasar 4-4-2 saat Indonesia berlaga di Piala AFF 2016 nanti. Jika benar, hal ini tidak akan terlalu jauh berbeda dengan formasi dasar Indonesia pada 2014, di mana ketika itu Riedl menduetkan Boaz dan Sergio van Dijk di lini depan.

Namun dalam skema permainan formasi 4-4-2 saat ini, selain pressing yang akan lebih dinamis, serangan balik tampaknya akan menjadi salah satu senjata andalan timnas. Boaz nantinya akan diduetkan dengan Irfan Bachdim, di mana keduanya memiliki keunggulan perihal kecepatan.

Hanya saja menurut kabar terbaru, Irfan mengalami cedera pergelangan kaki pada sesi latihan jelang keberangkatan timnas ke Filipina. Hingga saat ini, belum ada kepastian terkait kondisi Irfan yang tengah menunggu hasil pemeriksaan dokter tim.

Catatan redaksi: Bachdim akhirnya dicoret dari timnas karena cedera yang ia derita dan digantikan oleh Ferinando Pahabol (Persipura Jayapura)

Cederanya Irfan bisa menjadi kabar buruk bagi Riedl. Dalam skema 4-4-2, dua penyerang lain yang disiapkan Riedl lebih terbiasa bermain sebagai satu penyerang, Lerby Eliandri dan Ferdinan Sinaga. Sementara duet Boaz dengan Lerby/Ferdinan belum menunjukkan hasil memuaskan meski telah dicoba pada laga uji tanding.

Yang perlu diwaspadai Indonesia sendiri adalah bagaimana kedua gelandang sayap yang harus lebih rajin membantu pertahanan. Hal ini mungkin tidak akan terlalu merepotkan Rizky Pora yang memang terbiasa membantu lini pertahanan, namun bagi Andik, Zulham Zamrun, dan Bayu Gatra, hal tersebut bakal membuat mereka lebih bekerja keras.

Pada posisi gelandang tengah sendiri Riedl masih bongkar pasang pemain pada laga uji tanding. Evan Dimas sempat diduetkan dengan Bayu Pradana dan Stefano Lilipaly pada dua laga berbeda. Belum lagi Evan Dimas yang memiliki masalah kesehatan sebelum timnas menjalani laga pertama menghadapi Thailand.

Untuk lini pertahanan, Riedl sendiri tampaknya akan bertumpu pada Benny Wahyudi, Fachrudin Ariyanto, Yanto Basna, dan Abduh Lestaluhu. Keempat pemain ini terus dipasang sejak menit pertama dalam beberapa uji tanding. Keempatnya memang merupakan bek utama timnas Indonesia dalam Piala AFF 2016.

***

Jika melihat peta kekuatan di grup A, kans Indonesia untuk bisa lolos sebenarnya akan terbentur dengan Thailand dan Filipina. Secara kualitas tim, kedua negara tersebut berada di atas Indonesia. Dari peringkat FIFA, Thailand saat ini menempati urutan 146, Filipina di urutan 124, Singapura berada di urutan 171, sementara Indonesia menempati peringkat 179.

Karenanya, dengan kondisi dan kekuatan Indonesia saat ini, lolos grup saja sebenarnya sudah menjadi hasil positif. Namun rasanya, untuk bisa merealisasikannya, Indonesia akan cukup kesulitan, meski kita tentunya berharap Indonesia bisa mampu mematahkan prediksi tersebut.

Selain tidak akan tampil dengan kekuatan penuh, permainan Indonesia yang mungkin merujuk pada gegenpressing ini akan menguras stamina, sementara Indonesia sendiri kerap memiliki masalah stamina pada babak kedua pertandingan. Yah, semoga saja gegenpressing timnas Indonesia tak berubah menjadi gagalpressing.

Ayo Indonesia!

Komentar