Mesut ?zil, Seorang Altruis yang Mulai Berambisi

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Mesut Özil, Seorang Altruis yang Mulai Berambisi

Oleh: Servanda Aprilado Ananda Ganda Budi

Apa itu altruis? Altruis adalah orang yang banyak mengutamakan kepentingan orang lain, dan rumus ini berlaku bagi Mesut Oezil. Tepat setelah pertandingan melawan Ludogorets pada matchday 4 Liga Champions lalu, ia mencetak asis ke-200 sepanjang kariernya di dunia lapangan hijau. Statistik itu membuktikan bahwa ia merupakan seorang altruis sejati yang benar-benar mementingkan kepentingan orang lain, dalam hal ini mementingkan pemain lain untuk mencetak gol.

Namun pada pertandingan tersebut pula, pemain yang pernah merumput bersama Werder Bremen itu juga mencetak gol, bahkan gol tersebut bisa dibilang gol a la Lionel Messi, yang notabene adalah seorang pencetak gol ulung di Barcelona. Oezil mencetak gol dengan melawati kiper dan mengelabui dua bek Ludogorets. Bahkan ketiganya jatuh tanpa sekalipun Oezil menyentuh tubuh mereka, mirip Messi bukan?

Selama ini Messi terkenal sebagai seorang pemain depan yang mampu mengelabui beberapa lawan hingga terjatuh tanpa harus melakukan body charge. Masih ingat dengan golnya pada Liga Champions musim 2014/2015 saat Barcelona berjumpa raksasa Jerman, Bayern München? Saat itu Messi berhasil mengelabui bek kelas dunia, Jerome Boateng tanpa menyentuhnya sedikit pun, bahkan kiper sekelas Manuel Neuer dibuat tak berdaya olehnya.

Disini bukan kehebatan Messi yang akan dibahas, namun apa yang dilakukan Messi, kini bisa dilakukan Oezil. Playmaker asal Jerman itu berhasil mencetak gol yang sangat berkelas, bahkan digadang-gadang akan mendapat penghargaan Puskas Award. Jarang kita melihat gol Oezil mengelabuhi beberapa pemain lawan.

Selama ia berkarir sebagai pemain bola, orang-orang menjulukinya sebagai raja asis. Namun musim 2016/2017 ia melakukan hal yang berbeda. Jumlah golnya lebih banyak ketimbang jumlah asisnya. Terhitung Oezil telah mencetak tujuh gol dan 3 asis dalam semua ajang. Pertanyaan menarik, apakah dia masih seorang altruis yang mementingkan pemain lain untuk mencetak gol, atau kini dia mulai berambisi untuk mencetak gol?

Tidak ada perubahan posisi padanya, Oezil masih tetap sebagai seorang playmaker seperti apa yang selama ini ia jalani dalam kariernya. Dia pun masih bermain “anggun” seperti biasanya, begitu juga gayanya masih sama seperti dulu. Semua golnya tidak mencerminkan kalau dia ambisius dalam mencetak gol layaknya seorang Cristiano Ronaldo.

Musim ini sangat menarik bagi pecinta sepakbola, terutama pendukung Arsenal, khususnya lagi penggemar Mesut Oezil. Sangat aneh jika pencetak asis terbanyak musim 2015/2016 Liga Primer ini baru mengukir asis pertamanya pada pertandingan kesepuluh liga. Pada saat Arsenal bersua Sunderland di Stadium of Light, sepak pojoknya berhasil ditanduk dengan sempurna oleh Olivier Giroud.

Dua asis lainnya ia ciptakan pada saat melawan Ludogorets di perjumpaan pertama. Ketika itu ia membantu Theo Walcott mencetak gol dari luar kotak penalti. Asis lainnya ia torehkan pada pertemuan kedua di markas Ludogorets. Giliran Granit Xhaka yang menikmati kebaikan Mesut Oezil. Bantuan Oezil membuat Xhaka mencetak gol pertamanya sejak tahun 2010 di Liga Champions yang kala itu masih bermain untuk Basel.

Menarik bahwa hanya dalam 13 laga yang ia jalani musim ini, Mesut telah mencetak tujuh gol. Normalnya ia mencetak tiga gol serta tujuh asis, bukan tujuh gol dan tiga asis. Tapi pada musim 2016/2017 telah terjadi sebuah anomali dalam diri pemain Jerman ini. Apakah Mesut Oezil kini mulai egois? Apakah kini ia sedang mengincar sesuatu? Ballon d’Or mungkin. Tentu tidak!

Mengenakan jersey nomor 10 di Jerman mungkin menjadi sebuah alasan terselubung hebatnya Oezil dalam mencetak gol. Untuk pertama kalinya ia kembali mendapat nomor punggung 10 setelah terakhir kali ia gunakan pada musim terakhirnya bersama Real Madrid. Ada apa dengan nomor punggung 10? Masih ingatkah anda dalam serial kartun buatan Jepang, Captain Tsubasa?

Captain Tsubasa juga merupakan simbol altruis dalam perannya di serial tersebut. Ia sebenarnya mampu mencetak gol, namun ia lebih memilih mengoper kepada Hyuga, Misaki, atau Niita. Mungkin sama halnya dengan kasus Mesut Oezil musim ini. Dimana dalam kisah Captain Tsubasa, si pelaku utamanya diibaratkan memiliki kelebihan diantara rekan setimnya, namun ia berusaha “berbagi” dengan teman-temannya tanpa harus mengorbankan dirinya sendiri.

Dalam serial kartun tersebut, Tsubasa memiliki keseimbangan yang baik antara memberi umpan dan mencetak gol. Hal itulah yang kini dilakukan oleh Mesut Oezil. Berbeda ditahun-tahun sebelumnya ketika sang playmaker mengorbankan dirinya untuk pemain lain untuk mencetak gol dan membiarkan dirinya terlihat bodoh dalam hal produktivitas mencetak gol.

Seperti dilansir dari Goal, bahwa selama ini Wenger berharap jika Oezil tidak hanya memberi bola kepada rekan yang lain, namun harus lebih tajam dalam hal mencetak gol. Menurut Wenger, dahulu ia menjemput bola dan mendistribusikannya lagi, namun kini ia bisa mencetak gol karena naluri serta instingnya dalam mencetak gol sudah meningkat.

Apakah anda pernah melihat Mesut Oezil mencetak hattrick sepanjang kariernya sebelum ia melakukannya pada matchday ketiga Liga Champions saat bersua Ludogorets? Pastinya tidak, karena itu adalah hattrick pertamanya selama berkarier sebagai pemain sepakbola. Ia benar-benar melakukannya. Bahkan ketiga golnya benar-benar berkelas.

Masih ingatkah dengan gol first time-nya yang memantul ke tanah terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam gawang Thibaut Courtois saat Arsenal meluluh-lantahkan pertahanan Chelsea? Gol itu benar-benar hanya bisa dilakukan oleh pemain yang memiliki kombinasi antara ketenangan, teknik, dan naluri mencetak gol yang tinggi. Kini Oezil memiliki keseimbangan yang lebih baik dibandingkan musim 2015/2016.

Lantas apakah ini bisa disebut ambisi? Mungkin iya. Namun ambisi yang ia tunjukan begitu elegan. Berbeda dengan Cristiano Ronaldo yang dengan jelas meluapkan ambisinya, Oezil lebih kalem dalam menerapkan ambisinya. Ia tetap seorang altruis yang lebih mengutamakan pemain lain untuk mencetak gol, hanya saja kini ia dituntut lebih subur dalam mencetak gol.

Dikutip dari Sky Sports, Wenger mengutarakan bahwa ia menargetkan Mesut Oezil dapat mecetak 10 hingga 15 gol dalam semusim. Torehannya kini sudah mencapai 7 gol. Bukan hal yang sulit untuk memenuhi harapan sang professor mengingat masih banyak laga yang harus dijalani, itu artinya pemain kelahiran Gelsenkirchen ini berpeluang besar memenuhi target tersebut atau bahkan melebihinya.

Mesut Oezil tetap seorang altruis, namun kini ia lebih dari sekedar altruis. Kini dia telah bertransformasi menjadi altruis yang berambisi, dengan tidak menghilangkan jiwa “dermawannya”. Mesut Oezil akan terus menjadi raja asis Eropa, bahkan dunia. Tapi bersamaan dengan itu, produktivitasnya dalam mencetak gol tidak dikorbankan.

Penulis adalah mahasiswa. Biasa berkicau di akun Twitter @servandaapril

Komentar